BAB 5 : Hati Mendungnya Prada

11.8K 857 8
                                    

Vote, Komen, dan Share.

Belum membaringkan diri ke ranjang, ia mendengar deru mobil suaminya meninggalkan pekarangan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum membaringkan diri ke ranjang, ia mendengar deru mobil suaminya meninggalkan pekarangan rumah.bisa ia tebak bahwa suaminya itu tidak jadi memakan sarapan yang telah disiapkan. Sepertinya kata-katanya di meja maka dianggap sebagai bentuk protes bahwa ia menentang prinsip suaminya untuk tidak mengandalkan baby sister. Suaminya itu marah, buktinya suaminya langsung berangkat kerja setelah ia memasuki kamar. Kalau sudah begini ia yang kelimpungan, membujuk suaminya agar tidak marah itu sulit.

Tidak jadi kembali membaringkan diri, Prada beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri menemui suaminya di kantor. Ia putuskan untuk mengantar makanan, tapi sebelumnya ia perlu mengabari terlebih dahulu bahwa ia akan berkunjung ke kantor.

To: Mas Kula

Mas aku ke kantor, aku bawain sarapan. Ditunggu yaaaa.

Tidak lama kemudian, Prada sudah berada di kantor suaminya. Sebuah perusahaan besar, yang menompang hidup kami bertiga dan seluruh karyawannya, di tempat ini suaminya sering menghabiskan waktu bahkan lupa waktu karena berkutat dengan dokumen adalah makanannya.

Suara High Heels merah beradu dengan lantai, Prada memantapkan diri memasuki lobi dengan langkah percaya diri. Sepanjang jalan menuju ruang pemilik perusahaan tidak luput dari pandangan mata bahwa semua karyawan menyapa dengannya ramah. Sudah lama tidak menginjak gedung ini, terakhir saat hamil tua 8 bulan dan tidak banyak perubahan yang terjadi itu artinya ruangan suaminya masih sama.

Sesampainya di depan pintu ruangan suaminya, seorang sekretaris muda menyambut Prada dengan baik. Dahinya mengernyit heran memaksakan diri untuk mengenali siapa perempuan cantik nan seksi yang berada di luar ruangan suaminya.

"Ibu Prada? Anda sudah ditunggu Bapak di ruangan. Mari saya antar bu," Ramahnya.

"Tidak perlu, saya bisa sendiri," jawab Prada dengan dagu terangkat tinggi dan melangkahkan kaki. Prada melirik sejenak dan ia rasa perempuan tersebut sedikit terganggu dan tersenyum kikuk atas gaya bicara yang terkesan arogan.

Sesaat setelah berhasil masuk ke dalam ruangan suaminya bukan sapaan ramah layaknya seorang yang dicintai suami, namun suara dingin dan menusuk yang ia dapatkan, "Ngapain disini? Kamu meninggalkan Juna sendirian?"

"Istri datang itu disambut baik Mas, tapi ini kesannya kamu kok gak senang aku di sini?" tanya Prada setelah mendudukan diri di sofa kiri sebelah meja kerja suaminya.

"Pulang," perintah suaminya.

Tidak ia gubris, menata menu sarapan di meja untuk suaminya jauh lebih menarik. Namun belum selesai menatanya, gerakan tangan Prada terhenti mencoba memahami kata-kata yang keluar dari mulut suaminya.

"Saya tidak memberi izin kamu keluar rumah tanpa Juna, dan sekarang saya benar-benar akan menerapkan aturan bahwa kamu dilarang keluar rumah tanpa izin saya dan izin kembali membuat konten saya batalkan." Ucapnya datar.

Menghela nafas, mencoba berbesar hati dengan sikap suaminya yang satu ini. Suaminya mode singa ngamuk memang lebih ganas dua kali lipat.

"Juna aku titipkan ke rumah mama, ini aku kesini juga karena tahu kamu tadi nggak jadi sarapan makanya aku bawain. Sekarang sini makan dulu," bujuk Prada.

"Saya bukan orang yang sabar apabila berurusan dengan kamu, Prada. Kamu tahu betul itu, dengan kamu kesini dan meninggalkan Juna, saya cukup marah akan hal itu," ujarnya tidak meninggalkan kesan datar.

"Sekarang pulang, bisakah kamu memahami itu?" tanya nya lagi.

Sial. Sangat mengutuk suaminya itu, tidak tahu terima kasih. Sudah istri sempatkan untuk melayani suami dengan baik tapi begini balasannya. Ia tatap mata suaminya dengan tajam dan dengan wajah yang ia buat sedatar mungkin. Merasa tidak diterima baik atas kehadirannya, Prada mengambil tasnya yang ia taruh di sofa tempat dia duduk, dan ia melenggang pergi. Berhenti sejenak sebelum membuka knop pintu, ia perlu membalas kata pedas suaminya itu.

"Besok lagi jangan ngajakin bikin adeknya Juna, sayangnya cuma sama anaknya doing. Kesini tadi niatnya mau minta maaf, tapi belum apa-apa sudah tidak di terima. Aku pulang dulu, kalau gak mau sarapan makanannya bisa di buang di tempat yang seharusnya."

Setelah keluar ruangan, Prada berhenti sejenak menghela nafas bertujuan untuk mendinginkan kepala dari semua emosi yang tidak mampu ia salurkan, terutama rasa sesak yang membuncah atas perlakuan suaminya.

***

Ruang Kerja Pemilik Perusahaan, Mas Kula-nya Prada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang Kerja Pemilik Perusahaan, Mas Kula-nya Prada.

YouTuber MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang