BAB 12 : Kesialan Nakula

9.5K 746 4
                                    

Double Update!!!

Seneng gak kalian? Bacanya pelan aja, jangan buru-buru.

Biar makin lancar imajinasinya kudu, wajib, harus:

Vote, Komen, dan Share.

Happy Reading!!!

***

Hari ini usia Juna tepat tiga bulan. Putranya itu perlahan-lahan mulai menunjukkan tumbuh kembangnya. Tadi pagi saja, ekspresi wajah anaknya lucu sekali saat ia menginginkan asi.

"Mas, awas!" Refleknya mencekal lengan suaminya yang hampir menindih anaknya.

Nakula hanya menggumam, matanya masih terpejam. "Bangun, udah pagi. Kamu gak kerja?"

"Kerja." Gumamnya tidak terlalu jelas. Efek masih mengantuk.

"Makanya bangun, nanti kesiangan kamu mencak-mencak nyalahin aku," dumelnya.

Suaminya itu disiplin, telat sedikit saja bisa jadi masalah besar. Bisa gonjang-ganjing lagi keluarga kecilnya ini.

Prada mengguncangkan tubuh suaminya, berharap suaminya itu bangun. Tidak mau ambil resiko pagi-pagi kena omelan.

Nakula berdecak, ia tentu saja terganggu dengan cara istrinya membangunkannya. Perlahan ia membuka mata, dan lihat istrinya hanya menyengir mengetahui bahwa suaminya terganggu.

Prada mengangkat tangan kanan dan jari menunjukkan angka dua tanda peace "Aku cuma gak mau kena omel."

"Mas tidak ada jadwal pagi ini, agak longgar. Jadi datangnya bisa jam sembilan." Terangnya.

Prada tersenyum sungkan, ia mana tahu kalau suaminya cukup luang. Salahkan suaminya yang kemarin tidak memberitahunya. Tidak salah suaminya juga, ia ikut-andil di sini. Kemarin malam setelah ia menjelaskan dan meminta maaf kepada suaminya bahwa ia telah melalaikan tugasnya sebagai seorang ibu, ia berjanji tidak akan mengulanginya, ia diajak main kuda.

Main sebentar kok, nggak lama karena anaknya tiba-tiba bangun dan mau tidak mau mereka tidak melanjutkan. Belum sampai terpuaskan, suaminya tentu masih tegang sedangkan ia sudah puas, mungkin?

Setelah kejadian semalam, tentu saja semua kembali seperti semula. Suaminya kembali ke sikapnya yang hangat, ya walaupun masih gitu-gitu aja, tapi ia bersyukur. Tidak ada ketakutan yang seperti ia pikirkan.

"Aduhh!"

Dahinya tersentil, cukup keras dan itu sakit! Ia tatap tajam sang pelaku, Nakula tidak bereaksi, datar dan mengangkat satu alisnya. "Kebiasaan bengong. Kamu kalau bengong jelek banget Mama."

Mendelik tak terima, ia selalu cantik dalam keadaan apapun, ingat dia itu cantik, titik!

Nakula terkekeh geli, istrinya ini tidak suka dibilang jelek. "Kamu beneran jelek sayang. Makanya jangan suka bengong."

"Ish, aku itu cantik kali, Mas. Kalau nggak cantik, kenapa nikahin aku? Kriteria kamu kan yang cantik-cantik." Dumel Prada tidak terima.

"Dada kamu cukup besar, Mas suka." Ucap Nakula dengan jari telunjuk menunjuk pada tempat yang tepat.

Prada mendelik, menyingkirkan jari suaminya itu. "Heh! Sana mandi, aku siapin sarapan buat kamu."

Menyingkir dari ranjang, menuju box Juna. Di umur segini, masih anteng-antengnya, jadi ia cukup mampu untuk melakukan rutinitasnya menyiapkan keperluan suami.

Saat akan beranjak keluar kamar, tangannya tertarik ke belakang membuat ia terbentur oleh dada suaminya, ia mendongak dan memprotes. "Apaan sih, Mas. Lepas gak!?"

Bukan dilepas, Nakula malah membawa istrinya kembali ke ranjang dan mendudukkan dirinya dipangkuan. Satu tangan Nakula memegang belakang leher istrinya, dan satu tangannya ia gunakan untuk merapatkan istrinya dengan tubuhnya.

Prada dapat merasakan tonjolan di bawah sana, ia mendelik pada suaminya. Ingin mengeluarkan suara, namun Nakula sudah terlebih dahulu melumat bibirnya. Nakula memperdalam lumatannya, rakus dan sedikit kasar.

"Mas lagi pengen, kita main dulu ya sebentar," Ucapnya parau.

Prada memukul bahu suaminya pelan, ia tidak mau. Tahu betul, sebentar yang suaminya maksud itu bohong, dan ini masih pagi. Bukan pagi, lebih tepatnya mereka akan melakukan aktivitas lain. Ia akan membuat konten dan suaminya berangkat ke kantor. "Nanti ya Mas Kula. Sekarang sana mandi, aku gak mau ya kamu telat. Inget kata kamu, harus tahu waktu."

Nakula mendesah pasrah, kemarin ia sudah main solo karena digagalkan anaknya. Sekarang apa iya harus solo lagi?

Prada turun dari pangkuan suaminya, kasihan tapi mau gimana lagi? Banyak kegiatan, ia tidak mau lelah hanya karena satu kegiatan panjang mereka berdua. Ia membayangkan saja sudah bergedik ngeri.

"Aku ke bawah dulu ya, kamu mandi." Ucapnya menuju pintu meninggalkan kamar.

Nakula hanya bergumam, mendengus kesal karena pembicaraan mereka tadi yang di ranjang, perkara dada berisi. Ia mengatakan itu niatnya hanya menggoda istrinya, tapi sialnya ia malah terbayang kegiatan mereka semalam, dan jangan lupakan, aset yang dipunya istrinya itu adalah kesukaannya. Ia suka mendusel disana!

***

Gimana part ini? pendek ya? dibilangin jangan buru-buru bacanya.

Cerita ini ringan konflik, aku tidak rela Prada mengalami konflik yang berat. WKWKWK

Fix ya, aku update tiap malam minggu. Sampai ketemu 6 hari lagi....

Kesayangannya Nakula, visual laki-laki bayangin sendiri aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesayangannya Nakula, visual laki-laki bayangin sendiri aja. Gak nemu yang cocok wkwk.

YouTuber MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang