Vote, komen dan share.
Tandai Typo.
Next Chapter 120 vote dan 50 komentar yaaaa...
Menurut Prada, ini adalah pagi yang kesiangan. Jam dinding telah menunjukkan pukul 09.00, ia telah melewatkan sarapan pagi yang biasanya rutin ia lakukan tepat pukul 06.30. Ia menoleh ke samping kiri ranjang yang rupanya telah kosong, itu artinya ia sudah melewatkan diri untuk menyiapkan keperluan suaminya.
Mendengakkan kepala, melihat kearah box Juna yang ada di sebelah kiri ranjang yang biasanya ditempati suaminya, tepat di sana karena katanya indera pendengaran suaminya lebih peka, berbeda dengannya kalau sudah terlelap akan susah bangun.
Melihat sekeliling kamar, keadaan sepi dan sunyi. Namun berbeda pagi ini, di luar sana banyak suara berisik. Mengawali weekend yang mana orang-orang menghabiskan waktu untuk di rumah. Sedangkan ia masih terkapar lemas, tidak bertenaga tanpa busana, polos dibalik selimut tebal.
Prada salah tingkah sendiri mengingat kegiatannya dengan suaminya kemarin malam. Suaminya itu bringas sekali, seolah tidak ada hari esok untuk menikmati kenikmatan bersama. Bagaimana tidak, mereka memulai pukul 22.00 baru berhenti pukul 04.00 pagi. Berjeda tentu saja iya, suaminya tidak akan membiarkannya pingsan.
Setelah yakin nyawa terkumpul. Prada menyibak selimut dan beranjak untuk ritual pagi, mandi. Namun hendak menginjakkan telapak kaki dengan sempurna pada lantai, ia berjengit kaget.
"Buset dingin banget ini mah, perasaan kemarin malah keluar banyak keringat." Ucapnya ngawur, seolah melupakan kejadian kemarin malam.
"Mau sampai kapan kamu di situ?"
Kaget untuk yang kedua kali, kamar yang tadinya sunyi terdengar suara suaminya yang entah darimana, pasalnya ia tidak mendengar suara pintu terbuka.
"Bikin kaget aja, aku kira Mas di luar. Tahu-tahu nongol dari balkon," seru Prada saat melihat Nakula berada di pintu kaca pembatas dengan balkon kamar mereka.
"Cepat mandi, waktunya kamu memberikan susu."
Kok terdengar aneh ya, siapa yang diberi susu? Gimana maksudnya sih? pikirnya.
Melihat respon istrinya yang sepertinya belum melupakan malam panas mereka, terlihat dari tampang bodoh istrinya yang kentara sekali. "Beri asi ke Juna." Terangnya.
Owallah,.. Segera ia beranjak ke kamar mandi, membungkus dirinya dengan selimut tebal menutupi tubuhnya yang polos. Saat akan menggosok gigi, nampak banyak tanda merah yang ditinggalkan suaminya pada leher jenjangnya.
"Coba kuhitung. 1, 2, 3, 6,. Ya ampun papanya Juna." Ia bergedik ngeri, suaminya itu benar-benar kelaparan.
Keluar menggunakan bathrobe, tampaknya kali ini kamar tidak ada orang kecuali dirinya. Melangkahkan kaki menuju Walk in Closet, saat akan memilih pakaian mana yang akan dipakainya ia mendesah lelah. Kesal dengan suaminya yang meninggalkan begitu banyak jejak kemerahan, kalau dia menyusui sudah pasti akan terlihat jelas. Belum nanti tangan anaknya pasti akan menyentuh tanda-tanda itu. Seperti tertangkap basah oleh anak sendiri, bedanya Juna kecil belum paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
YouTuber Marriage
ChickLitSUDAH TAMAT! "Apa alasan kak prada hiatus?" "Anaknya sudah lahir?" "Spill wajah anak kak prada dong. Kenapa ngilang dari youtube?" "Jangan hiatus dari dunia hiburan, aku tanpa kak prada bagai ponsel tanpa ada dayanya" Sepenggal pertanyaan setelah me...