Balas dendam Chu Mei (2)

104 8 0
                                        

Setelah kejadian barusan, Permaisuri Li Wei mengantarkan Chu Mei kembali ke kediamannya.

Wanita itu berjanji, bahwa ia akan memberikan kediaman Mei Lan yang sangat putrinya inginkan itu.

Kaisar dan Permaisuri Wang langsung menuju ke kediaman putri bungsu mereka untuk membujuk dan memberikan sedikit pengertian.

"Mei'er, bukalah pintunya, nak. Ibu ingin bicara," ucap lembut Permaisuri Li Wei di depan pintu kediaman Mei Lan.

"Aku tidak ingin! Kalian sudah tidak menyayangiku lagi!" teriak gadis itu yang meringkuk di sudut ruangan sambil menangis.

"Itu tidak benar, Mei'er. Kami selalu menyayangimu," jelas Permaisuri Li Wei dengan sabar.

"Kalau begitu, mengapa kalian tega terhadapku dan menuruti keinginan Kakak Kedua!!"

Mei Lan berteriak marah bercampur sedih, ketika menyadari bahwa ayah dan ibunya mulai tidak perduli pada dirinya.

Hatinya terasa sangat sakit ketika posisinya mulai tergeser di hati ayah dan ibunya.

"Kakak mu baru saja kembali,  mengertilah bahwa selama ini dia tidak pernah mendapat kasih sayang dari kami. Ibu harap kau mengerti dan jangan cemburu pada kakak mu,"

"Aku tidak perduli! kediaman ini adalah milikku dan hanya milikku! Jika kalian datang hanya untuk membujuku maka pergilah, karna aku tidak akan mau menyerahkan kediaman ini!!" Mei Lan masih keras kepala, ia secara tidak sadar mengusir ayah dan ibunya dengan kasar.

Kaisar Wang yang mendengar ucapan putrinya menjadi sangat marah. Ia tidak pernah mengajarkan putrinya untuk mengusir orang lain dengan kasar!

"MEI LAN!!" Sentak Kaisar Wang dengan suara menggelegar.

Mei Lan yang sedari tadi meringkuk di sudut ruangan sambil menangis seketika tersentak kaget ketika mendengar bentakan ayahnya.

Dua kali...!

Ini kali kedua ayah dan ibunya membentaknya!

Karna si sampah itu! Mereka sampai berani meninggikan suara dengan keras untuknya!!

Rasa kebencian benar-benar sudah mendarah daging di dalam dirinya. Niat untuk menyingkirkan saudaranya pun semakin menjadi-jadi.

BRAKK!!

Pintu kediaman yang semula terkunci terbuka secara paksa oleh kekuatan Kaisar Wang, yang sudah muak akan sikap keras kepala putrinya.

Mei Lan semakin meringsut ke sudut ruangan dengan wajah penuh deraian air mata bercampur rasa takut menjadi satu, membentuk wajah yang sangat amat menyedihkan.

"A-ayah.." suara gemetaran Mei Lan terdengar sangat jelas di telinga Kaisar dan Permaisuri Wang.

"Dimana sopan santun mu, Putri WANG MEI LAN?! Siapa yang mengajarkanmu untuk berbicara kasar?!" bentak Kaisar Wang dengan menekan nama Mei Lan dengan jelas.

Amarah Kaisar Wang meledak, ia sudah tidak lagi memanggil Mei Lan dengan nama kesayanganya.

"Ayah sudah meminta secara lembut untuk menyerahkan kediaman ini untuk kakakmu! Tapi tampaknya kau sama sekali tidak mengerti!"

Permaisuri Li Wei yang berada di samping suaminya hanya bisa diam,  tanpa ada niatan untuk masuk ke dalam pembicaraan serius dihadapan nya.

Gadis itu perlahan berdiri dan menatap ayahnya yang marah.

"Tega sekali kalian! Kalian membela anak sampah sepertinya dan melupakanku yang telah kalian sayangi selama bertahun-tahun!"

"Oh.. aku tahu. Pasti kalian ingin menebus dosa kalian pada kedua saudaraku?"

"Ya. Ibu dan Ayah sudah salah padanya, kami harap kau mau menerima kakakmu disini," ucap pria paruh baya itu.

"Ah, aku minta maaf, sebenarnya aku sangat membenci mereka berdua!"

"Dan aku juga yang sudah mengambil alih hak Xia Ai dan Chu Mei, mencoba membunuh Xia Ai dengan racun lotus hitam, karena dia sudah berani merebut Putra Mahkota dariku! Lalu dengan bodohnya kalian tidak mempercayai mereka yang berbicara benar bahwa aku yang meracuni Xia Ai!!"

Tawa Mei Lan menggema di seluruh kediaman, dan dengan blak-blakan berbicara kasar serta mengungkapkan bahwa ia tidak pernah menyukai kedua saudaranya.

Kaisar dan Permaisuri Wang membelalakkan mata terkejut. Iblis macam apa yang telah merasuki putri mereka, hingga dengan kejamnya dia bahkan membenci kedua kakaknya.

"CUKUP!!"

Mei Lan berhenti tertawa ketika mendengar suara keras ayahnya. Ia sudah muak dengan semua ini. Biarkan saja mereka mengetahui semuanya, toh ia sudah tidak perduli lagi.

"Nikmati saja rasa penyesalan kalian, aku sudah muak dengan semua ini! Lebih baik aku pergi dari sini!"

Setelah berucap, Mei Lan menghilang menggunakan teleportasi.

Kaisar dan Permaisuri Wang diam membatu ketika mendengar fakta pedih yang keluar dari mulut putri mereka.

Betapa bodoh dan butanya diri mereka! Selama ini mereka sudah gelap mata, dan malah membesarkan anak iblis yang sangat licik.

Sementara itu di Kediaman Bulan milik Chu Mei...

Chu Mei tertawa terbahak-bahak ketika mendengar ucapan Yilao yang menceritakan semua kejadian di kediaman Mei Lan padanya.

Yap! Ia menyuruh Yilao memata-matai situasi yang sedang terjadi di kediaman Mei Lan. Siapa sangka bahwa kejadian tadi akan sangat mengejutkan dan tegang.

"Hahaha! Cukup Yilao. Itu sangat seru! Tapi sayang sekali si rubah itu pergi dengan mudahnya, bahkan aku belum puas balas dendam, ck!" gerutu Chu Mei atas tindakan gadis licik itu yang kabur begitu saja setelah mengucapkan semua fakta itu.

"Nona, jadi ini kabar baik atau buruk?" Yilao bertanya penasaran pada nonanya.

Tadi nonanya tertawa dan sekarang menggerutu. Bukankah dia aneh?

"Entahlah, aku senang karna rubah itu mengakui semuanya tanpa aku harus repot-repot memaksanya. Aku kesal karna dia pergi begitu saja sebelum aku selesai membuatnya menderita," ucap Chu Mei, ia berbaring miring di ranjang dan menopang kepalanya dengan satu tangan.

"Mengapa kau tidak mengehentikan nya tadi? Kita bisa menyiksanya!" protes Chu Mei menatap hewannya tajam.

"Nona tidak menyuruhku, nona hanya menyuruhku untuk memantau," ucap polos Yilao, membuat Chu Mei geram sendiri.

"Hewan bodoh! Harusnya kau menghentikan nya walaupun tidak ku suruh!" Gadis itu mengamuk dan melempari Yilao dengan bantal.

Yilao yang mengetahui gerak-gerik nona nya langsung menghindar, sehingga bantal itu mengenai dinding.

"Aku tidak ingin repot-repot mengotori tanganku untuk menangkap orang itu," jawab Yilao santai, kemudian masuk ke dalam Cincin Ruang Angkasa sebelum nona nya menghukumnya.

"Yilao!!" teriak Chu Mei kesal.

 Triplets Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang