Part 1

1.2K 59 10
                                    

Suasana pagi hari di kota Seoul tepatnya di Gangnam. Cuaca pagi ini sangat cerah. Matahari terlihat cerah bersinar hingga cahaya itu menembus tembok kaca sebuah rumag yang bisa di bilang tidak terlalu besar.

Terlihat seorang namja dengan Hoodie berwarna cream itu tengah membuka gorden kamarnya. Namja itu yang tak lain bernama Kim Junkyu. Junkyu berjalan ke arah kasurnya dan melihat sosok namja lucu yang masih tertidur pulas. Namja itu bernama Kim Doyoung, yang merupakan saudara kembar Junkyu.

"Doyoung-ah, sudah pagi Saeng, kajja. Bangunlah" ucap Junkyu lembut saat membangunkan Doyoung sembari mengelus-elus Surai Doyoung.

Doyoung menggeliat kecil karena merasa terusik di tidurnya yang nyenyak itu. Matanya perlahan terbuka. Doyoung beberapa kali mengerjakan matanya, untuk menyesuaikan cahaya matahari yang masuk menembus kelopak matanya.

"Hyeong, jam berapa?" Tanya Doyoung yang masih mengumpulkan nyawanya.

Junkyu terkekeh gemas melihat muka bantal adiknya.

"Ini sekitar jam 7 pagi. Hari ini libur kan? Ingin jalan jalan bersama Hyeong?" Tawar Junkyu membuat si bocah lucu itu mengangguk antusias.

"Mauu!!"

Junkyu terkekeh. Ia mengusak lembut Surai Doyoung.

"Yasudah, mandi sana. Hyeong tunggu di meja makan"

Doyoung mengangguk antusias dan segera berlari ke kamar mandi untuk bersiap. Sedangkan Junkyu. Dia tersenyum bangga pada adiknya. Tidak menyangka dari Doyoung berusia 12 tahun sampai sekarang 17 tahun dia merawatnya dan adiknya sudah tumbuh sangat dewasa. Doyoung dan Junkyu hanya berbeda 3 tahun. Junkyu kan 20 tahun. Dan Junkyu juga sudah bekerja di sebuah cafe. Walau hanya jadi pelayan, tidak apa apa asalkan itu tidak haram kan?

Jika kalian bertanya kemana orang tua mereka. Jawabannya adalah. Satu. Kedua orang tua mereka pisah saat Doyoung masih berusia 5 tahun. Perpisahan mereka di sebabkan karena sang ayah yang tertangkap basah sedang berselingkuh dengan teman semasa ayahnya SMP. Ayah Junkyu dan Doyoung memilih untuk pergi dari rumah dan meninggalkan kedua anaknya bersama istrinya. Menjelang satu Minggu tanpa ayah mereka. Ibu Doyoung dan Junkyu mengalami gangguan kejiwaan hingga berakhir bunuh diri.

Yah..
Kalian bisa mengetahuinya sekarang, kalau mereka hidup sebatang kara. Tapi Junkyu sudah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia akan menjaga dan membesarkan Doyoung sampai Doyoung bisa sukses dan mencapai cita citanya. Bahkan Junkyu sempat memiliki dendam pada ayahnya. Di kalau, ia bertemu dengan ayahnya, dia tak akan mau mengakuinya lagi. Bahkan sekarang, Junkyu sudah tidak mengingat wajah sang ayah bagaimana. Walaupun Doyoung bertanya, Junkyu menjawab "tidak tau, mungkin sudah mati" karena memang, memang Junkyu sudah tidak ingat wajah ayahnya. Ia berhasil untuk menghilangkan ingatan menyakitkan yang ayahnya perbuat.

Si bungsu kini sudah selesai bersiap siap dan tinggal sarapan lalu pergi jalan-jalan dengan si sulung. Doyoung duduk di depan Junkyu dan mulai menyantap makanannya. Sedangkan Junkyu terus memperhatikan Doyoung yang makan lahap sekali. Junkyu tersenyum tipis. Hatinya merasa teriris.

"Doyoung sudah tumbuh besar ya? Bahkan tumbuh dengan sangat sehat." Ujar Junkyu membuat Doyoung berhenti menyantap makanannya dan menatap lekat wajah Junkyu.

"Karena Hyeong yang merawatku dan membesarkan ku" jawab Doyoung bangga.

"Dobby memiliki mimpi sayang?" Tanya Junkyu lembut.

"Dobby ingin menjadi idol, Hyeong. Ingin terkenal seperti DK Hyeong dari ICON!" Jawab Doyoung antusias.

Junkyu terkekeh. Ia mengacak ngacak Surai si bungsu.

"Hyeong dukung apapun keputusan kamu"

Doyoung tersenyum manis, menampilkan deretan giginya yang sangat rapih, putih dan juga gusinya yang membuat senyumnya menjadi sangat manis.

"Kalau Dobby sukses, Dobby mau ajak Hyeong keliling dunia sama seperti yang Dobby janjikan dulu!"

Junkyu tersenyum simpul.

"Hyeong bangga bisa besarin kamu kayak gini. Doyoung adik Hyeong yang paling manis ini terlihat sangat kuat, Hyeong sangat bangga." Jelas Junkyu dengan senyum bangganya.

Mereka tertawa bersama dan kembali melanjutkan sarapan paginya.

•••

Sekarang ini kedua kakak beradik itu sedang ada di taman yang tidak jauh dari rumah mereka yang dekat Gangnam. Doyoung terlihat senang bermain ayun ayunan. Sebelumnya, seingat Junkyu, terakhir kali Doyoung bermain ayunan itu saat Doyoung berusia 7 tahun dan itu pun tidak pernah lama karena Junkyu harus bekerja di umurnya yang masih kecil untuk menghidupi adiknya.

Tapi sekarang mereka bisa main sepuasnya tanpa ada halangan acara apa apa atau apapun itu. Junkyu terus memantau Doyoung yang tengah bermain ayunan dan kadang berganti ke permainan lain seperti perosotan dan lain sebagainya. Jika kalian tanya. Kenapa Doyoung bermain perosotan padahalkan Doyoung sudah 17 tahun. Tapi kenapa tingkahnya seperti anak kecil? Kalian mau tau?

Junkyu sengaja memanjakan Doyoung. Tapi tidak terlalu memanjakan karena Junkyu tau, jika terlalu memanjakan Doyoung maka Doyoung akan memiliki kebiasaan itu sampai ia dewasa nanti. Ya walaupun sekarang juga sudah dewasa.

"Hyeong lihatlah ada kelinci!!" Teriak Doyoung.

Junkyu yang tadinya sedang melihat ke ponsel langsung menyimpan ponselnya di saku dan berjalan ke arah adiknya.

"Kelinci?"

Doyoung mengangguk antusias sambil membawa kelinci itu kedalam gendongannya.

"Kelincinya sangat lucu. Hyeong, Dobby mau memeliharanya, boleh?" Tanya Doyoung dengan puppy eyes nya.

Junkyu terkekeh. Ia mengacak ngacak rambut adiknya itu.

"Tentu boleh. Kelinci nya emang lucu, kayak kamu" jawab Junkyu sambil mencubit pipi chubby Doyoung.

"Huwaaaa~ terima kasih Hyeong!" Doyoung menubruk tubuh kakaknya dan memeluknya erat.

Junkyu sendiri menerima pelukan itu. Junkyu mencium puncak kepala Doyoung.

•••

Hari mulai menjelang sore. Dan niatnya, Junkyu mengajak Doyoung ke pasar malam untuk bermain banyak permainan disana. Bagaimana Doyoung tidak senang? Doyoung memiliki kakak yang super baik dan bahkan sering mengajaknya jalan jalan. Doyoung selalu bersyukur setiap saat bahkan setiap hari dia tidak pernah berhenti bersyukur atas perlakuan sang kakak padanya.

Sore ini, pasar malam masih terlihat sepi. Karena julukannya yaitu 'pasar malam' jelas sepi, orang ramainya malam. Lalu kenapa Junkyu mengajak Doyoung sore sore? Itu karena sekalian ingin mencari cafe terenak dan ingin mengajak adiknya untuk makan malam di cafe itu sebelum pergi ke pasar malam.

Akhirnya mereka tiba di cafe dimana cafe itu terkenal sangat enak dan pelayannya juga baik baik dan ramah tamah. Kalian tau kenapa Junkyu banyak mengajak Doyoung jalan jalan hari ini? Itu karena mereka ingin menghabiskan waktu bersama sampai malam dan kebetulan juga Junkyu ada waktu senggang dan berniat sesekali ingin mengajak sang adik untuk jalan jalan.

Sekarang mereka telah tiba di cafe. Doyoung terlihat senang saat memasuki cafe itu. Junkyu mencoba mencari kursi kosong dan terlihat kursi kosong yang ada di ujung dekat jendela.

"Hyeong, nanti malam, Dobby mau bermain kuda berputar bersama Hyeong dan setelah itu naik kincir angin!" Seru Doyoung antusias.

Junkyu terkekeh gemas.

"Iya, nanti kita naik itu ya" Junkyu mengusak lembut Surai Doyoung.
































"Janji adalah janji. Suatu saat, kau akan mengejar mimpi mu, Saeng. Hyeong disini mendukungmu untuk bisa mengejar mimpi mu. Hyeong menyayangi mu, Saeng." - Kim Junkyu

TBC

My Great Brother || KyuDo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang