Part 24

293 26 12
                                    

"Ji jeballl"

Yoshi menambah kecepatan mobilnya menjadi sangat cepat. Di belakang, ada Mashiho yang memangku Jihoon. Saat sedang nyenyak tidur, setelah selesai menangis. Jihoon alami kejang, untung saja cepat di ketahui oleh Yoshi yang berniat mengantarkan makanan juga obat. Tapi Yoshi di kejutkan dengan keadaan Jihoon.

Yoshi lantas berteriak memanggil Mashiho karena member lain berada di agensi. Mashiho ikut panik saat melihat tubuh Jihoon yang sudah mengejang. Yoshi menggendong Jihoon dan membawanya ke mobil. Menyimpan Jihoon di pangkuan Mashiho. Mashiho sudah menghubungi member lain (Jaehyuk) untuk pulang ke dorm dan menjaga Hyunsuk yang masih belum sadar.

Saat ini jalanan Korea Seoul macet. Yoshi terus menekan nekan klakson mobilnya dengan kencang beberapa kali membuat pengendara lain risih. Dengan kesal Yoshi membuka jendela mobil dan nongol sedikit di jendela mobil.

"BISAKAH KALIAN MINGGRI?! INI DARURAT!" Teriak Yoshi.

Pengendara lain terkejut saya melihat siapa yang berteriak barusan. Sontak semua langsung menepikan mobilnya walau terhimpit tak masalah asalkan mobil Yoshi bisa lewat dengan mudah. Yoshi kembali melajukan mobilnya dengan cepat.

Hingga tiba di rumah sakit, Yoshi terus memanggil dokter disana. Jihoon sudah di brankar, tubuh anak itu masih mengejang. Mashiho sudah menangis sejak berangkat ke rumah sakit tadi. Jihoon sekarang sudah di bawa ke ruang ICU. Mashiho dan Yoshi hanya bisa menunggu di luar. Mashiho dan Yoshi terus merapalkan doanya dan berharap Jihoon baik baik saja.

•••

"Eungh~" lenguhan keluar dari bibir Hyunsuk.

Hyunsuk membuka matanya perlahan, Hyunsuk mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Terdapat Jaehyuk yang tidur di sofa. Ada Yedam yang meringkuk di lantai. Hyunsuk mencoba untuk duduk. Ia turun dari kasur dan membangunkan kedua adiknya.

"Jaee, bangun" ucap Hyunsuk lembut.

Merasa terusik Jaehyuk bangun. Ia menatap Hyunsuk.

"Hyeong sudah sadar?"

Hyunsuk mengangguk.

"Yedam-ah, bangun Saeng"

Yedam juga terusik. Ia ikut bangun. Dimana member lain sisanya? Di dorm kedua. Mereka menjaga Junkyu. Junkyu yang harus di awasi lebih ketat. Saat Han memeriksa Junkyu. Ternyata Junkyu bukan hanya memiliki little space. Tapi Junkyu juga alami depresi berat. Sampai Han menitah semua member untuk menjaga ketat Junkyu takut terjadi sesuatu. Lebih tepatnya, waspada. Biasanya, orang terkena depresi akan mudah terpengaruh dengan hal aneh. Contoh seperti bunuh diri.

•••

Saat ini di dorm kedua ada Asahi, Doyoung, Haruto, Jeongwoo dan Junghwan yang menjaga Junkyu. Haruto dan Jeongwoo mendapat tugas menjaga Junkyu di kamar, sisanya di ruang tengah dan di halaman.

Saat ini, Junkyu sudah tidur pulas karena sudah di suntikan obat tidur. Jadi mereka sedikit lega untuk beristirahat dengan tenang sekarang.

•••

Yoshi menatap kosong lantai rumah sakit. Sedangkan Mashiho menatap kosong ke arah Jihoon yang terbaring lemah di brankar. Yoshi memikirkan ucapan dokter barusan. Yoshi sedikit gelisah. Yoshi hancur sehancur hancurnya karena ini terjadi pada grupnya. Kenapa harus grupnya? Kenapa tidak orang lain saja? Yoshi tidak mau, tidak mau kehilangan siapapun itu di antara member. Mereka harus tetap berdua belas, jangan sampai kurang 1 atau kurang 2. Bahkan lebih dari 2.

Dulu mereka memang saling bersaing satu sama lain, tapi sekarang berbeda. Sekarang berubah karena mereka telah mewujudkan mimpi mereka dan menepati janji mereka untuk sukses bersama. Jadi Yoshi berharap, tidak akan ada yang pergi meninggalkannya bahkan meninggalkan grup. Mau itu 1 orang saja, Yoshi tidak mau.

Mashiho juga dulunya sangat pemalu. Saat masa Treasure Box. Mashiho pernah mengatakan kalau dia sangat ingin melakukan debut, kalau dia berhasil debut, Mashiho ingin melakukan tour bersama dengan grup nya yang ikutan berhasil debut di babak final. Mashiho ingin tour ke jepang dimana tempat ia lahir. Maksudnya, di kampung halamannya. Dan Mashiho juga ingin melakukan tour lagi di Indonesia sama seperti kemauan Yedam.

Namun sekarang, kondisi mereka belum di katakan baik jika harus melakukan tour. Yoshi benar benar kacau sekarang. Yoshi sudah menghubungi Jeongwoo untuk memberi tahu member lain sebagian datang ke rumah sakit, dan sebagian tetap menjaga Junkyu di dorm.







































"Jihoon mengalami banyak tekanan. Bukan hanya tekanan yang ia alami, tapi Jihoon juga mengalami depresi, depresi yang di alami Jihoon untungnya belum memasuki depresi berat. Ini masih termasuk depresi sedang. Aku belum bisa memastikan bagaimana keadaan selanjutnya. Tapi aku akan membuat surat rujukan ke psikiater. Kalian bawa dia kesana menggunakan surat rujukan tersebut. Kalau bisa, rutinkan Jihoon. Agar tidak semakin memburuk dengan keadaan mentalnya yang sedikit tertekan"



































Yoshi masih membayangkan kata dokter baru saja. Saat ini, ada Yedam, Hyunsuk, Jaehyuk, Haruto dan Jeongwoo. Sisanya berada di dorm menjaga Junkyu. Hyunsuk terduduk lemas di kursi. Apa yang baru saja Yoshi katakan? Jihoon? Mengalami depresi? ADA APA SEBENARNYA?! Kenapa? Kenapa harus grupnya? Kenapa hal ini menimpa grup nya?

Ini berawal dari Junkyu. Bukan hanya itu, tapi berawal dari orang tua Junkyu. Mereka tidak membenci Junkyu. Karena ini takdir, semua ini bukan salah Junkyu, Kyuu, ataupun Doyoung. Tidak sama sekali. Ini takdir. Ini takdir.

"Hyeong"

Hyunsuk menoleh kepada Mashiho yang menatapnya dengan mata berair. Hyunsuk paham dan langsung memeluk erat Mashiho. Menyalurkan rasa hangat. Hyunsuk tau. Bukan hanya dia yang terluka. Bukan hanya dia yang rapuh sekarang. Tapi member juga rapuh. Mereka juga sama, pasti mereka juga berfikir apa yang terjadi? Dan kenapa harus terjadi kepada mereka? Kenapa?

"Gwenchana, a-aku yakin semua akan baik baik saja" ucap Hyunsuk meyakinkan member.

Jaehyuk berjalan menghampiri brankar Jihoon. Ia menatap lekat wajah Jihoon yang sangat pucat baginya. Jaehyuk menggenggam tangan Jihoon dan mengusapkannya pada pipinya.

"Aku memang penakut padamu, Hyeong. Tapi aku menunggumu bangun. Hyeong, aku takut. Aku takut pihak media semakin tau masalah yang menimpa kita. Dan, dan aku takut. Hyeong, hiks"

Akhirnya satu isakan berakhir lolos dari bibir Jaehyuk.

Greb!

Jeongwoo memeluk Jaehyuk dari belakang. Jeongwoo menyembunyikan wajahnya di sela leher Jaehyuk. Jaehyuk berbalik, menatap wajah Jeongwoo yang sudah sembab. Jaehyuk membalas pelukan itu. Jeongwoo menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jaehyuk. Anak itu terisak di pelukan Jaehyuk.

"Yeorobun."

Semua menoleh ke arah Hyunsuk.

"Yakin semua akan baik baik saja kan? Percaya itu." Lirih Hyunsuk.













































"ANDWEEE!!! AAAAAAA!!! HIKS ANDWEEE!!!!!!"

"SIALAN! JEBALLLLLL!!!"

TBC

My Great Brother || KyuDo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang