Part 25 [END]

456 24 23
                                    

Note!! : Ini hanya cerita fiksi, jangan menyangkut pautkan dunia fiksi dengan dunia rl. Berbijaklah dalam membaca.

•••

Junghwan menatap Junkyu yang masih tidur. Anak itu celingukan mencari Asahi. Junghwan melihat kalau Junkyu tidur nyenyak. Jadi tidak ada salahnya ia meninggalkan Junkyu sebentar saja hanya untuk mencari camilan ke dapur. Lagi pula, tangan Junkyu juga terikat kan? Jadi aman.

Junghwan menutup pelan pintu kamar Junkyu. Ia berjalan perlahan ke arah dapur. Junghwan memanyunkan bibirnya saat melihat Asahi dan Doyoung yang sedang bermain ponsel. Junghwan menghampiri Asahi. Junghwan mendudukkan dirinya di samping Asahi.

"Hyeong aku memanggilmu beberapa kali tapi tidak di dengar!" Ketus Junghwan sebal.

Asahi melotot baru menyadari kalau Junghwan meninggalkan Junkyu sendiri.

"Kau kenapa meninggalkan Junkyu sendiri?" Tanya Asahi.

"Aku lapar, mau ambil cemilan sebentar nanti naik lagi. Lagi pula Junkyu Hyeong kan di ikat, jadi mana mungkin kabur" jelas Junghwan.

Asahi mengangguk.

"Benar juga"

Doyoung berdiri dari duduknya. Ia memasukan ponselnya ke saku celananya. Asahi mengernyit.

"Kemana?" Tanya Asahi.

"Kamar Junkyu Hyeong. Aku tidak akan membiarkannya sendiri walau dia terikat" ucap Doyoung.

"Yasudah, sana"

Doyoung mengangguk. Ia meninggalkan Junghwan dan Asahi sendiri. Doyoung berjalan agak santai menuju kamar Junkyu sambil memainkan ponselnya.

Doyoung membuka perlahan pintu kamar Junkyu agar sang kakak tidak terbangun. Setelah pintu terbuka. Pandangan Doyoung teralih ke sekitar kamar Junkyu. Ponselnya terjatuh. Doyoung melotot saat melihat kalau Junkyu tidak ada di kamar.

"Hyeong? Hyeong!"

Doyoung menghampiri kasur Junkyu. Ia melihat ikatannya sudah terlepas dan bahkan ada pecahan gelas. Doyoung melihat pintu kamar mandi yang terbuka. Doyoung lantas berlari dan masuk ke kamar mandi secara paksa tanpa izin.

Doyoung melotot. Tubuhnya merosot seketika. Tubuhnya lemas, hatinya bagaikan di iris ribuan pisau. Mata Doyoung berair. Tidak. Ini tidak mungkin.

Kim Junkyu. Tubuh Junkyu tenggelam di bak mandi. Bukan hanya itu. Bak mandi yang terisi air itu, seluruhnya merah. Doyoung tersentak.

"ANDWEEE!!! AAAAAAA!!! HIKS ANDWEEE!!!!!!"

Doyoung berteriak histeris. Anak itu bersandar pada dinding kamar mandi dan memeluk lututnya.

Asahi dan Junghwan yang mendengar teriakan Doyoung segera berlari. Asahi celingukan mencari Doyoung. Namun perasaan khawatir muncul saat melihat tambang yang mengikat kedua lengan dan kaki Junkyu terlepas. Asahi dan Junghwan berlari ke arah kamar mandi.

Asahi melotot saat melihat apa yang ia lihat barusan. Asahi berlari dan mengangkat tubuh pucat itu. Asahi memangku Junkyu. Asahi menangis histeris.

"SIALAN! JEBALLLLLL!!!"

Asahi berteriak sambil membantu melakukan CPR. Junghwan anak itu berusaha menenangkan Doyoung yang terkejut. Panik attack Doyoung kambuh. Junghwan memeluk erat Doyoung. Junghwan juga terkejut. Junghwan juga menangis.

Asahi melihat pergelangan tangan Junkyu. Asahi melirik ke sebelah kanan. Terdapat serpihan kaca. Bukan kaca. Tapi itu gelas. Asahi memeluk erat tubuh Junkyu. Tubuh pucat nan dingin itu kini sudah tak bernyawa. Junkyu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

My Great Brother || KyuDo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang