✎3ˋ°🦋*

727 132 13
                                    

"Tidak ada prestasi yang jelas, dan tidak ada data tentang keluarga..." Pria itu melipat kedua tangannya di depan dada, bersandar pada meja yang telah usang dalam ruangan itu

"Tapi menurut informasi yang ku dapatkan, dia adalah anak pelayan" Jawab Gulf pada pria di sebelahnya

"Berarti dia adalah anak pelayan di keluarga mafia.... Ya, tebakanku sudah tepat" Satu sudut bibirnya terangkat menyadari sesuatu

"Apakah kau baru saja mengatakan bahwa dia adalah anak pelayan di keluarga Mew?" Tanya Gulf, meminta penjelasan

"Tepat sekali. Karna data keluarganya juga dijaga begitu ketat"

"Kau yakin, Bright?"

"Sangat"

"Tapi bagaimana bisa, seorang anak pelayan berada dalam universitas yang sama dengan tuannya?" Gulf terus memprotes, tak dapat menerima asumsi Bright

"Mungkin untuk menjadi tumbal?" Tanya Bright... Seringaian kembali terbentuk di bibirnya. Kemudian, ia mengembalikan tatapannya ke arah Gulf "Kau harus berhati-hati dan jangan sampai menyakiti anak itu"

"Tidak akan... Aku sudah mengerti, mereka hanya memancing kita untuk datang dengan menjadikan Lily sebagai umpan"

"Tapi aku memiliki satu berita buruk tentang hubungan dua orang itu"

Gulf sudah menduganya, ia mengangguk "Hubungan mereka benar-benar nyata, bukan?"

Bright hanya menatapnya lewat ekspresi samarnya

Gulf menggigit bibirnya, melampiaskan emosi yang tak dapat ia perlihatkan di hadapan orang-orang "Si jalang itu... Bisa-bisanya dia menghalangi langkahku?"

"Terus konsisten dan jangan gegabah. Aku tau kau cerdas" Bright memperingatinya

"Kita harus membuat suatu pertimbangan sebelum mengakhiri pembicaraan. Tetap membiarkan anak itu melayang dan merasa tengah hidup dalam drama romansa, atau kita tindak lanjuti?" Tanya Gulf untuk yang terakhir kalinya

"Kau biarkan saja dia. Tugasmu hanyalah mengambil hati pria itu"

Gulf berdecak kesal "Aku sudah mengambilnya"

"Apa?"

Gulf memberikan senyuman misterius. Bright tidak tau bahwa seorang Gulf bisa melakukan hal yang sangat jauh saat ingin mendapatkan sesuatu "Sebenarnya tadi malam aku dan Mew habis berbincang. Ceritanya agak panjang hingga kami mengumbar identitas satu sama lain"

Bright menatap wajah Gulf antara percaya dan tidak percaya "Aku sudah menduganya, bahwa Mew telah mengetahui identitas aslimu"

Gulf mengedikkan bahu "Tapi tenang saja. Aku dan Mew tetap menjalaninya di hadapan orang-orang layaknya tak terjadi apapun. Kami masih berteman baik"

Maksud Gulf, mereka sudah menjadi lebih dari teman sekarang

Bright mengangkat sebelah alisnya "Kalian tetap berteman baik meskipun tau pada akhirnya, salah satu dari kalian ada yang akan terbunuh?"

Gulf mengangguk dengan sebuah senyuman. Seakan-akan kata 'Terbunuh' yang bermakna mati adalah sesuatu yang menyenangkan

"Ngomong-ngomong, siapa yang menyebarkan berita bahwa wanita itu hanyalah anak pelayan?" Tanya Bright, kembali ke topik utama. Tanda tanyanya yang ini juga perlu dijawab

"Seorang mahasiswa yang baru masuk tahun ini. Tapi tenang saja, dia sudah berada dalam pemantauanku" Jawab Gulf sebelum meninggalkan Bright di dalam ruangan terbengkalai itu

..。☽︎☾︎。..

Ketika keempat sahabat itu sibuk berbincang dan terus mengganti topik, sosok pria tampan dengan badan tegap tiba-tiba melalui mereka

Valya melebarkan matanya dan memekik tertahan "Hey, Itu Bright! Pria incaranku"

"Ya, dia memang begitu tampan" Timpal Reyn

"Gulf, mengaku lah padaku! Kalian berdua dekat, kan?" Sekarang tatapan Valya mengarah tajam pada Gulf

Gulf berdecak "Jangan mengada-ada"

"Aku pernah memergokimu berbicara dengannya"

Kening Mew mengerut, berbagai asumsi langsung bermunculan di otaknya begitu mendengar hal ini

"Itu hanya soal tugas!" Gulf memberikan alasan dan melanjutkan "Coba pikirkan lagi, apakah masuk akal Pria misterius seperti Bright itu bergaul dengan seseorang?"

Valya nampak berfikir cukup lama. Dan pada akhirnya, ia mengangguk menerima "Iya juga... Dia sangat misterius dan tertutup. Hari itu aku hanya terkejut karna melihatnya berbicara dengan seseorang untuk yang pertama kalinya. Dan orang itu adalah kau!"

Gulf mengangkat alisnya "Mungkin aku memang semenarik itu"

Mew berdecak "Kau sangat suka menebar pesonamu, yah?"

"Tentu saja. Aku memiliki begitu banyak pesona hingga itu meluap-luap"

"Hentikan, Gulf... Atau Mew akan meledak karna terlalu cemburu" Reyn meledeknya

Ketika yang lainnya sibuk menggoda Mew, sebuah notifikasi tiba-tiba masuk di handphone Gulf. Sebuah notifikasi yang membuatnya tak percaya selama beberapa saat

Lily:
Temui aku di taman belakang

..☽︎-☾︎..

Meskipun bertemu dengan wanita itu bukanlah hal yang penting, Gulf tetap memenuhi permintaannya. Ia langsung duduk di bangku yang telah diisi Lily begitu menemukannya

"Apa yang kau rencanakan untuk Mew?" Lily langsung meluruskan tujuannya

Berdecih, Gulf menjawab tanpa sudi menatapnya "Ini bukan urusan sekelas pelayan"

"Aku di sini berbicara sebagai kekasihnya"

Begitu banyak rasa geram yang ditahan Gulf. Awalnya ia hanyalah wanita yang begitu lemah dan pendiam, namun entah mengapa wanita ini tiba-tiba berubah menjadi begitu lancang

Gulf terkekeh. Sekarang, ia menghadapnya hanya untuk memberikan tatapan merendahkan "Oh.. kekasih, yah?"

Gulf memindahkan kembali tatapannya "Jangan terlalu percaya diri. Di sini kau hanya digunakan keluarganya sebagai tameng untuk mati"

"Aku tau. Setidaknya aku tulus mencintainya di hidupku. Sedangkan kau?" Lily ikut menghardiknya

Namun bukan Gulf namanya jika ia kehabisan kata-kata "Kau yang tulus tapi aku yang dia cintai dengan sepenuh hati. Hidup memang tidak adil karna mereka terlalu baik padaku"

"Kau? Pria menjijikkan yang bersikap seolah paling suci namun munafik. Aku tau kau tidak menghentikan Reyn dan teman-temannya untuk merundung sahabatku"

"Jadi orang yang selalu dirundung Reyn adalah sahabatmu? Aku tidak terkejut. Kalian memang terlihat sama-sama...." Sebuah tawa ditahan Gulf

"Entah sampai kapan sikap palsumu akan bertahan untuk membohongi orang-orang"

Tatapan Gulf berubah semakin dingin "Tidak ada yang akan berubah jika itu bukan keinginanku. Sekali lagi kutegaskan, dunia berpihak padaku"

"Kita lihat saja"

"Cukup untuk hari ini" Gulf beranjak dari duduknya. Ia sadar, beberapa orang memang memandangi mereka dengan ketidak setujuan di matanya "Pasti pemandangan ini sangat tidak layak untuk mereka. Dimana sebuah kristal merendah untuk duduk bersama sampah"








 Dimana sebuah kristal merendah untuk duduk bersama sampah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
From The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang