Makasih buat yang udah mampir, vote dan komen 💛
_Happy reading_
"Tentang kematian Ohm, ayo kita lupakan saja. Hm?" Usapan lembut mendarat pada kepala Gulf begitu ibunya bertanya
Gulf terdiam
"Gulf, apapun itu tolong jangan ikuti sifat ayahmu"
Pandangan Gulf terangkat pada sang Ibu, namun tatapannya tak dapat memberikan jawaban apapun
"Walaupun kita masih sangat terpukul oleh kasus kematian Kakakmu, kau tidak boleh melakukan hal-hal keji"
"Aku hanya... sekedar menyelidiki kasusnya, Bu"
"Dan setelah menemukan pelakunya, apa yang akan kau lakukan?"
Gulf tak ingin lagi menyangkal. Akhirnya, bibirnya meneruskan kalimat yang telah ia tahan cukup lama "Ayah menyuruhku membunuhnya"
"Gulf, membunuh pelakunya juga tidak akan membuat nyawa Ohm kembali. Ibu tidak pernah mengajarkanmu untuk tumbuh menjadi anak yang pendendam"
Gulf meremas kain celananya di bawah sana
"Kasus tentang Kevin, sebenarnya ibu sudah mengetahuinya sejak awal" Ibu Gulf terus berbicara, seakan-akan memperingati putranya habis-habisan
"Kau bukan pelakunya, kan?"
Gulf lagi-lagi memilih untuk tidak menjawab...
Ibu Gulf berdiri dengan tiba-tiba, mengalihkan pembicaraan agar tidak mendengar jawaban sang putra "Ibu akan pergi memasak. Menu apa yang kau inginkan siang ini?"
"Aku akan memakan apapun yang Ibu masak"
Ibu Gulf tersenyum, lantas pergi. Melihat situasi yang semakin tak terkendali ini, Gulf segera meraih gawainya dan membuat panggilan pada sang Ayah
Di percobaan pertama, Gulf tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Itu membuatnya meringis
Gulf menggigit kukunya dengan geram. Ia akui kemampuan orang ini memang tidak bisa disepelekan
"Ada apa?"
Suara yang terdengar dari ponsel, menyadarkan Gulf bahwa panggilannya telah terhubung. Tanpa basa basi, ia segera meneruskan
"Siapa yang memberi informasi bahwa pembunuh Ohm adalah Matthew Jarviz?"
"Dirk"
Mendengar nama orang kepercayaan Ayahnya yang kini menjabat sebagai kepala pengawal, kening Gulf mengerut hebat
"Dia memberitahumu alasan Matthew membunuh Ohm?"
"Dia masih berusaha mencari informasi dari pihak-pihak yang terkait"
Gulf berdecih "Dia itu orang yang paling dipercaya, mengapa tiba-tiba menjadi mengecewakan seperti ini? Kinerjanya benar-benar menurun"
"Ini bukan masalah kecil"
"Sekarang aku tidak akan menerima asumsi bodoh itu sebelum diberi tahu alasan Matthew membunuh Ohm"
"Kau tiba-tiba menjadi aneh"
Gulf mengedikkan bahunya, ia pun merasakan hal ini "Entahlah, mungkin cucumu sedang berproses di dalam perutku"
"Kau mau mati?" Meskipun pertanyaan itu agak mengerikan, namun nada tenang Tuan Harles membuatnya terasa bukan apa-apa
"Boleh" Gulf tertawa rendah, menantang sang Ayah "Aku juga penasaran dengan pelurumu itu"
"Jangan memancing emosi Ayah untuk saat ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Darkness
FanfictionSelalu ada dua sisi dari setiap orang. Jadi, mari kita temukan sisi Gulf dari yang terbaik hingga yang paling gelap "Tanpa kau sadari, setiap detik dalam hidup hanyalah tentang persaingan" ⚠️Banyak kata/adegan yang tidak pantas. Mohon bijak dalam me...