Sebuah decakan kesal tercipta dari mulut seorang wanita yang sibuk memasak di dapur. Tanpa menoleh, ia tau seseorang berjalan masuk ke ruang dapur
"Bau masakannya cukup baik untuk memanjakan penciumanku" Gulf berakting memujinya
Lily merotasikan matanya dengan malas. Semenjak malam itu, Gulf jadi lebih sering berkunjung ke rumah Mew. Entah apa yang telah terjadi di belakangnya
"Jadi, apa maksud dari pujian itu?" Lily bertanya tak ramah
"Sekali-kali kita harus memuji sampah" Gulf menahan tawanya "Setidaknya ada yang bisa memujinya agar tidak terlihat begitu menyedihkan"
"Berhenti menyebutku sebagai sampah. Mungkin kau lebih cocok dengan kata itu"
Gulf menyandarkan tubuhnya pada meja dan membuat reaksi seakan terkejut "Sosok yang cantik, mengagumkan, cerdas, kaya dan teliti ini dipanggil dengan 'sampah'?" Gulf melipat tangannya "Jika penggemarku mendengarmu, mereka akan langsung menyeretmu ke rumah sakit jiwa"
"Itu hanya penampilan di luarmu saja, bukan? Aslinya kau hanyalah orang licik yang penuh dengan kebohongan"
"Ya, aku ini begitu licik... Karna Mew, menyukai orang licik"
"Kau benar-benar orang yang tidak tau diri. Mew sudah memiliki kekasih dan kau masih menggodanya"
"Aku jelas tau diri. Aku berasal dari keluarga kaya, sama seperti Mew" Gulf berucap sarkas
"Aku memang tidak terlahir di keluarga kaya, tapi Ibuku selalu mengajarkan etika setiap waktu"
"Ibuku juga seperti itu" Gulf menjawabnya lagi "Tapi Ayahku selalu mengajarkan untuk menyingkirkan orang-orang yang mengganggu"
"Aku tidak pernah mengganggumu. Aku hanya menjalani semuanya sebagai kekasih yang baik"
Gulf tersenyum yang bermakna negatif "Sebenarnya niatku kesini untuk mencari Mew. Tapi tak apa, aku akan kembali ke kamar saja"
..。☽︎☾︎。..
Gulf menonton TV di kamarnya dengan tenang hingga seorang pria masuk dan langsung ikut naik ke tempat tidur lalu memeluknya
"Berakting romantis rupanya sangat mudah" Gulf menggumam tanpa memindahkan sorotnya dari TV
Mew mengecup pipinya tanpa menjawab
"Kau sudah tau arah permainan kita, bukan?" Tanya Gulf begitu kepalanya menoleh
Mew mengangguk dan menjawab dengan nada bercanda "Kau bisa membunuhku kapanpun kau mau"
Gulf merotasikan matanya dengan malas "Kau tidak akan semudah itu"
"Ayo kita berhenti membahas ini"
"Bagaimana bisa? Sedangkan tujuan kita dekat satu sama lain hanyalah untuk saling menghancurkan"
Mew menggumam beberapa saat dan menjawab kembali "Kita anggap saja tidak terjadi apa-apa di balik semua ini. Bayangkan kita berada dalam keluarga yang normal"
"Kau pikir segalanya akan semudah mengatakannya?" Tanya Gulf, dan Mew memberikan anggukan
"Segalanya akan mudah. Kita adalah sepasang kekasih, itu saja" Jawab Mew percaya diri
"Oh, ya... Ngomong-ngomong kau habis mengatakan apa pada Lily? Dia terlihat sangat marah"
"Aku habis menghardiknya habis-habisan" Gulf menjawabnya secara gamblang
Mew sebenarnya sudah mengerti hubungan yang buruk keduanya, ia tau selama ini Gulf berpura-pura baik pada anak itu. Namun ia hanya tertawa, menyebabkan sebuah kerutan terbentuk di dahi Gulf
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Darkness
FanfictionSelalu ada dua sisi dari setiap orang. Jadi, mari kita temukan sisi Gulf dari yang terbaik hingga yang paling gelap "Tanpa kau sadari, setiap detik dalam hidup hanyalah tentang persaingan" ⚠️Banyak kata/adegan yang tidak pantas. Mohon bijak dalam me...