Seorang pelayan masuk ke dalam kamar Win dengan segelas minuman di tangannya. Wajah sang pemilik kamar langsung berubah menjadi lebih buruk saat melihat wanita paruh baya itu memasuki kamarnya
"Tuan Matthew rupanya ada di sini? Bibi benar-benar tidak tau. Ingin minuman juga?" Tawarnya dengan ramah
Mew tersenyum pada Ibu Lily yang membawakan Win minuman, lantas menggeleng "Tidak apa, Bi"
Belum sempat gelas itu diletakkan ke atas meja, Win langsung merampas gelas itu lantas membantingnya ke lantai "Tidak perlu berakting seperti ini. Aku memiliki kaki dan tangan untuk mengambil minum sendiri"
Mew tidak mengerti lagi bagaimana adiknya bersikap tanpa tau kendali. Rupanya sifat Win benar-benar tidak bisa diubah
"Win, kau tidak boleh seperti ini""Tidak apa-apa" Ibu Lily segera duduk untuk membersihkan serpihan kaca yang berserakan di lantai
"Aku bisa memanggil pelayan lain untuk membersihkannya" Win mengangkat telunjuknya "Kau jangan berani lagi untuk memasuki kamarku. Dan suruh anakmu menjauhi kakakku"
Setelah Ibu Lily keluar dari kamar dengan raut kecewa, Mew menghela nafas dengan lelah
"Win, jangan terlalu keras seperti ini"
"Mengapa kau terus membela dua wanita licik itu?"
"Mereka tidak memiliki rencana apapun, Win. Itu hanya perasaanmu saja"
Win berdecih "Jadi, CCTV kamarku berbohong saat mereka menyelusup masuk? Saat CCTV menampilkan mereka berusaha menuangkan sesuatu pada apapun yang akan ku makan, dan memantauku secara terus menerus... Apakah maksudmu itu semua hanya ilusi mata?" Win meremas rambutnya dengan satu tangan, kepalanya sakit hanya dengan memikirkannya "Aku hampir gila. Kehadiran mereka selalu membuatku merasa terancam"
Mew melepaskan tangan sang adik dari kepalanya, lantas mengelusnya untuk menenangkan "Aku akan selalu ada di sini untuk menjagamu tanpa lengah sama sekali. Percaya saja, okay?"
..。☽︎☾︎。..
Melihat seseorang yang sedang duduk sendirian seperti biasa membuat Gulf tertarik untuk menghampirinya
Dan orang yang ketenangannya diganggu segera mengangkat pandangannya ke atas, ia lantas ikut berdiri melihat Gulf di hadapannya
"Ada apa lagi menemui ku? Omong kosong apa lagi yang ingin kau ucapkan?"
Gulf menatap Lily dengan sedikit kebingungan "Aku hanya sekedar lewat, tapi dihadang olehmu seperti ini" Kekehan dibuat Gulf "Ada-ada saja"
"Itu bukan ketidak sengajaan"
"Jadi, kau benar-benar ingin mendengar sesuatu yang cantik dari bibir indahku ini, yah?" Gulf menggumam, tampak berfikir beberapa saat
"Sekarang beritahu aku apa yang telah terjadi padamu dengan kekasihku?"
kata 'Kekasihku' yang diucapkan Lily membuat Gulf hampir tertawa keras, ia mengangguk "Oh, dia kekasihku?"
"Berhenti bermain-main!" Lily berusaha menekankan emosi di hadapan Gulf yang tampak santai-santai saja
"Kami sudah melakukannya" Gulf mengucapkannya dengan ringan
Tangan Lily bergetar "Setidaknya itu bukan atas dasar cinta, tapi hanya untuk mencapai tujuanmu saja"
Gulf berdecih "Kau pikir hanya kau yang mencintai Mew?"
Lily menatap Gulf dengan emosi penuh yang begitu jelas
Gulf mengangkat senyumannya dan berbicara dengan angkuh "Jika aku mencintai sesuatu, maka aku akan mendapatkannya"
Plak!
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Darkness
FanfictionSelalu ada dua sisi dari setiap orang. Jadi, mari kita temukan sisi Gulf dari yang terbaik hingga yang paling gelap "Tanpa kau sadari, setiap detik dalam hidup hanyalah tentang persaingan" ⚠️Banyak kata/adegan yang tidak pantas. Mohon bijak dalam me...