"Astaga, suamiku... Akhirnya, kau datang juga" Gulf segera melepaskan tangannya dari sang Ayah untuk langsung bergelayut manja di lengan suaminya hingga pandangan Tuan Harles seketika menggelap penuh amarah
"Siapa yang menyuruhmu kembali?" Tanya Tuan Harles dengan geram
"Aku tidak disuruh oleh siapapun... Hanya saja, keinginan hatiku untuk kembali pada istriku" Mew mengelus kepala Gulf dengan sayang
"Astaga, sayang... Kau bahkan tau aku tidak bisa hidup tanpamu?" Gulf membuat-buat nadanya begitu manja
"Kau pulanglah"
"Ayah, aku akan mati jika tidak bersama suamiku untuk malam ini" Gulf berakting sedemikian rupa, hingga Ayahnya menyerah
"Aku mulai merinding geli karna kalian" Tuan Harles berbalik, pergi dengan perasaan tak puas
Sementara pasangan pengantin baru itu langsung pergi ke kamar milik Gulf, yang mulai hari ini juga resmi menjadi kamar milik Mew
Mew menghamburkan tawanya begitupun pintu kamar ditutup kembali, dan Gulf menghempaskan tangannya
"Kau akan mati jika tidak bersamaku?" Mew meledeknya habis-habisan, hingga Gulf menamparnya secara sadar
"Aku sudah bilang, langsung lupakan saja semua perlakuanku padamu di depan Ayahku. Semuanya kulakukan demi memancing emosinya"
"Bagaimana tadi?" Mew meraih tangan Gulf, menirukan apa yang dilakukan istrinya tadi "Ayah... Aku tidak bisa hidup tanpa suamiku" Mew tertawa keras setelah berhasil menggoda istrinya
"Kau ingin mengubah malam pertama kita menjadi malam terakhirmu?" Gulf mengancamnya dengan tatapan menghunus
"Um, aku berhenti... Istri gengsiku"
"Aku bukan istrimu" Gulf berjalan pergi ke ranjang, naik ke tempat tidurnya untuk segera tidur
"Ini malam pertama kita. Kenapa kau malah tidur? Hm?"
"Siapa yang bilang kau akan mendapatkan bagianmu?" Tanya Gulf dengan dingin, tanpa menoleh lagi hingga Mew melakukan lebih banyak usaha saat ia ikut berbaring di sebelahnya dan memeluknya dari belakang
"Ngomong-ngomong... Berapa lama Ayah kita akan terbiasa dengan semua ini?"
"Mungkin, sampai bayinya lahir"
"Sebentar" Mew merenggangkan pelukannya dan mengerjap bingung "Ayahmu belum mengetahui kehamilanmu, bukan?"
Baru setelah Mew membahasnya, Gulf tersadar. Benar juga "Ayo kita beritahu dia besok"
"Baiklah" Mew kembali memeluk tubuhnya, dan Gulf mengalihkan pembicaraan
"Ngomong-ngomong... Kau sudah bisa duduk saat usiamu masih 3 bulan?"
Mew menggeleng dan balik bertanya "Kau sendiri... Merangkak di usia 5 bulan?"
"Tidak. Sebaliknya, tumbuh kembangku sangat lambat, bahkan aku sempat dibawa ke dokter berkali-kali karna hal itu"
Keduanya tertawa setelah mengungkapkannya satu sama lain, dengan sebuah fakta yang ditemui bahwa ayah mereka hanya saling melebih-lebihkan satu sama lain
"Tapi... Aku cukup menikmati apa yang dikatakan Ayahku tadi. Untuk yang pertama kalinya, dia memujiku di hadapanku seperti itu" ungkap Mew, hingga Gulf kembali menjadi serius setelah memikirkannya
"Benar juga. Ayahku juga tidak pernah mau memujiku selama ini"
"Jadi, kau tidak keberatan atas kejadian tadi, bukan?" Tanya Mew, diangguki cepat oleh Gulf
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Darkness
FanfictionSelalu ada dua sisi dari setiap orang. Jadi, mari kita temukan sisi Gulf dari yang terbaik hingga yang paling gelap "Tanpa kau sadari, setiap detik dalam hidup hanyalah tentang persaingan" ⚠️Banyak kata/adegan yang tidak pantas. Mohon bijak dalam me...