Lily meremas ponselnya dengan kuat hingga tangannya bergetar. Menyadari reaksi orang-orang yang jauh dari ekspektasinya membuat giginya terkatup dengan geram
Setelah foto ini ia sebarkan, seharusnya orang-orang ikut menyudutkan Gulf
Komentar buruk tentang pria itulah yang ingin Lily lihat! Bukan pujian dan dukungan penuh seperti ini. Anak itu sangat sulit untuk dijatuhkan
"Tidak ada yang akan berubah jika itu bukan keinginanku. Sekali lagi kutegaskan, dunia berpihak padaku"
Ucapan Gulf hari itu kembali terngiang jelas. Lily menggeram frustasi, melempar handphonenya dan meremas rambutnya kuat-kuat
"Gulf sialan! Kau akan hancur di tanganku!"
"Dasar jalang" Seorang pria bertubuh tegap muncul dari balik ruang gelapnya. Ia menghampiri Lily yang hampir gila. Menampar wanita itu dan memperingatinya
"Sejak kapan menghancurkan Gulf menjadi rencana bagian awal?"
Lily yang masih frustasi tak dapat merespon apapun, bahkan tamparan ini terasa bukan apa-apa
"Aku belum memerintahkanmu untuk menghancurkannya!"
..。☽︎☾︎。..
Flashback on
"Ibu bingung mengapa keluarga Harles tiba-tiba menjadi marah seperti ini. Padahal dulu keluarga kita menjalin kerjasama yang begitu baik"
Mew mengangkat pandangannya dengan bingung pada sang ibu "Maksud Ibu... Tuan Harles dan Ayah pernah berteman baik?"
Nyonya Jarviz mengangguk "Ibu yakin seseorang telah berhasil mengadu domba kita"
Mew menghela napas "Sampai-sampai Ayah bersikeras menyuruhku menghabisi mereka satu persatu"
Ibu Mew mengangkat tangannya dan mengelus kepala putra pertamanya "Matthew, perlakuan buruk seseorang tidak perlu kita balas dengan hal buruk juga"
Mew terdiam cukup lama mencerna ucapan sang Ibu
Flashback off
"Apa yang kau pikirkan?"
Satu pertanyaan yang diteruskan Gulf membuyarkan lamunan Mew. Ia segera menggeleng dengan wajah yang masih bingung
"Kupikir kau sudah membayangkan akan bagaimana caraku membunuhmu?"
Mew terkekeh meskipun tak ada yang bercanda. Tangannya terulur menarik dagu Gulf "Kau tidak akan bisa membunuhku"
Gulf tersenyum, membalas apa yang diberikan Mew padanya. Matanya sedikit berputar ke arah celah ruang perpustakaan yang Gulf yakini diisi oleh seseorang
Atau, ruangan ini sudah dipasangi CCTV untuk mendeteksi mereka secara jelas?
"Apapun itu, bersiaplah untuk percikan darah yang akan menjadi penutup dari kisah kita" Gulf menggumam rendah
"Hanya percikan? Mengapa tidak membuat ledakan darah saja?" Mew menggodanya, dan Gulf berdecak
"Sebenarnya masalah apa yang kau punya hingga ingin menghancurkanku seperti ini, hm?"
Gulf menatap mata Mew dalam-dalam. Ia ingin mengumpat dan berteriak bahwa sebenarnya, ia dan Ohm adalah saudara
Kapan Mew akan mengerti bahwa orang yang dibunuhnya hari itu sebenarnya adalah saudara dari Gulf?!
"Senjataku sudah meronta-ronta ingin melayangkan nyawamu" Gulf mengumpat
"Jangan sampai kau yang terbunuh di tanganku, sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Darkness
FanfictionSelalu ada dua sisi dari setiap orang. Jadi, mari kita temukan sisi Gulf dari yang terbaik hingga yang paling gelap "Tanpa kau sadari, setiap detik dalam hidup hanyalah tentang persaingan" ⚠️Banyak kata/adegan yang tidak pantas. Mohon bijak dalam me...