✎18ˋ°🦋*

642 89 25
                                    

_Happy Reading_

"Aku mencintaimu"

Bisikan itu sangat nyata... Nafas hangat berhembus di telinganya, kecupan manis datang, bersama dengan pelukan yang semakin mengerat

Gulf tidak tau ini sudah kecupan yang keberapa. Namun, yang ia sadari adalah ini hari pertamanya memiliki Mew sebagai suaminya

"Aku berjanji untuk menempatkanmu di atas segalanya"

Gulf masih memilih memejamkan matanya tanpa meresponnya

"Sayang, ayo bangun dan berpacaran"

"Tidak mau"

"Ini sudah jam 9" Bisik Mew lagi sambil memeluk perutnya erat-erat

"Aku ingin tidur sampai sore"

"Jangan jadi pemalas... Ayo bangun" Mew menariknya bangun hingga ia mendengar rengekan istrinya

__

Setelah mandi dan bersiap, Gulf buru-buru turun ke lantai dasar untuk memperlihatkan ruang gym yang begitu luas

Beberapa pengawal tampak berolahraga, mengelola bentuk tubuh mereka dengan melatih otot-ototnya

Mew mengangguk-anggukkan kepalanya "Jadi... Kau juga berolahraga di sini?"

"Kenapa menanyakan hal itu?"

"Kau bergabung dengan para penjagamu? Memamerkan ototmu dan bentuk tubuhmu di sini?"

Gulf memijat pelipisnya "Aku lupa suamiku adalah orang yang sangat posesif"

"Aku sudah memiliki hak penuh untuk mengaturmu. Jadi, aku tidak ingin kau berolahraga di sini lagi. Siapkan ruang pribadi untuk dirimu sendiri. Mengerti?"

Mata Gulf berotasi malas, namun ia buru-buru menjawab "Hm"

"Itu Ayahku. Ayo kita hampiri dia" Gulf menarik tangan Mew ke arah Tuan Harles, hingga pria paruh baya yang semula sibuk memantau para penjaga, kini memindahkan sorotnya pada putranya

"Ada apa kemari?" Tanya sang Ayah, Gulf hanya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tertutup ini dan menjawab

"Aku ingin melihat-lihat apakah ruangan ini cocok, atau tidak. Tapi, seperti memang cocok"

"Cocok untuk apa?" Tanya Tuan Harles dan Mew secara bersamaan

"Aku ingin ruangan ini diubah menjadi taman bermain. Persiapan untuk bayinya nanti"

Awalnya, Mew pikir akan melihat Ayah mertuanya yang meledak dengan emosi meluap-luap. Jadi... Ia pergi untuk berjalan-jalan sebagai alasan agar ia dapat terhindar dari emosi itu

Namun, sayup-sayup ia hanya mendengar jawaban

"Di sini banyak alat-alat berat yang sulit dipindahkan"

"Apakah aku peduli? Bayiku ingin itu"

"Luke, kumpulkan orang-orang dan ubah ruangan ini menjadi taman bermain!"

Luke mengangguk patuh "Baik, Tuan"

Melihat orang-orang yang mulai bergerak membuat senyuman Gulf mengembang dan ia menambahkan

"Ayah, aku ingin kau mengadakan perjamuan keluarga dengan besanmu"

Ayah Gulf mengatur emosinya sebaik mungkin dan memerintahkan kembali "Siapkan ruangan untuk perjamuan keluarga"

"Ayah, Aku mau kau melakukan selfie dengan suamiku. Itu bagus untuk dipajang di dinding samping tangga"

"Gulf, kau bermain-main dengan Ayah?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang