18. Merindukanmu

2.1K 123 10
                                    

Flashback

Joong membawa Dunk ke rumah sakit untuk melihat Janhae di temani dengan Win dan  nyonya Metawin karena dunk terlihat takut dan menolak untuk ikut. Namun ketakutan itu semakin besar tatkala Janhae membuka matanya dan melihat Dunk dengan tatapan dingin sambil berurai air mata Janhae berteriak.
"Kau! Kau sengaja kan membuat calon adikmu meninggal karena kau tidak menginginkannya ?"

"Jaga ucapanmu Janhae!!" tegas Joong mengingatkan

"Dia tidak sengaja melakukannya sayang, ini bukan salah cucuku. Ini takdir" sahut ibu janhae menimpali.

Dunk hanya bisa menangis dan bersembunyi di belakang Joong sambil meremas jas yang di pakai oleh Joong

"Dia itu seperti ayahnya, Ayahnya sendiri telah membuangnya, ayahnya sendiri tidak menginginkannya dan sekarang Dia juga tidak menginginkan calon adiknya dan membunuhnya. Aku tidak mau melihatmu lagi.
Dari dulu aku memang ingin mengugurkanmu jika nenekmu tidak melarang, tapi aku terpaksa harus mempertahankanmu dan menyayangimu. Saat aku mulai menyayangimu INILAH BALASANMU?!!
Janhae tampak murka dan tak sadar dengan apa yang ia katakan.

Ucapan Janhae sampai terdengar keluar ruangan dimana Win dan ibunya bisa dengan jelas mendengar perkataan yang membuat Dunk semakin menangis. Tidak percaya pada hal yang baru ia dengar.
Ayah kandung nya membuangnya.
Itu fakta yang baru Dunk tahu.
Dengan berurai air mata, Dunk memberanikan diri untuk melihat Janhae. Dunk menempelkan kedua tangannya. Di hadapan Janhae dia meminta maaf. Di menggosok-gosok tangannya memohon ampun dengan sedih.

"Maafkan aku karena sudah lahir tanpa keinginan kalian. Aku baru tahu jika dia tidak menginginkanku. Tapi walaupun begitu, aku sangat berterimakasih karena mommy mau mengubah keputusan untuk melahirkanku walau pada akhirnya kau menyesalinya"

Dunk semakin terisak, kali ini tangannya meremas ujung jaket yang ia pakai. "A-aku minta maaf, Aku tidak bermaksud untuk melukaimu.. A..ak..akuu... Aku minta maaf mom. Maaf karena sudah lahir ke dunia ini"

Dunk berbalik, ia mendongak sebentar untuk melihat Joong lalu ia tersenyum sedih padanya dengan air mata yang membasahi pipinya. Setelah itu Dunk lari keluar dari ruangan itu.
Ia melewati nyonya metawin dan sahabatnya.

"Kau mau kemana " tanya Win sambil mengejarnya.

Joong menatap tajam penuh amarah pada Janhae.
"Dia tidak di inginkan Ayah kandungnya, tapi kau harus ingat satu hal. aku sangat menginginkan dia". Setelah Joong membungkuk hormat pada mertuanya dia langsung berlari untuk keluar ruangan itu untuk mengejar Dunk sedangkan Janhae hanya menangis.
"Aku salah Bu."  kata Janhae pada ibunya

Setelah lama mencari, Win akhirnya bisa menemukan Dunk di parkiran rumah sakit. Ia tampak kebingungan karena tidak tahu harus kemana. Dunianya seketika menjadi gelap. Tidak mendapatkan kasih sayang sempurna dari orang tuannya terlebih di buang oleh ayahnya. Dunk harus menghadapi fakta itu.

"Dunk! Tunggu!" Panggil Win menarik tangan Dunk

Dunk melihat Win dan memegang tangannya,dengan tidak sabaran dia memohon.
"Win, Aku ingin pulang ke rumahmu. Aku ingin pergi dari sini" kata Dunk dengan mata yang sudah sembab

"Tentu saja, itu rumahmu . Rumah kita bunny, kau bunnyku sekarang. Aku menginginkanmu bunny jangan menangis"
Win kini juga menangis karena merasa tidak tega karena sahabatnya begitu menyedihkan. Ia peluk erat Dunk dan mengelus punggungnya dengan sayang.

"Tak perlu takut karena Ibu juga menginginkanmu sayang" sahut nyonya Metawin ketika menemukan mereka berdua.
Hatinya ikut tidak tega dengan nasib Dunk.
"Ibu juga menginginkanmu, Anak manis" ujar nyonya metawin pada Dunk yang langsung memeluk mereka berdua secara bersamaan.
Nyonya metawin tidak menunggu lama lagi, dia segera membawa Dunk masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumah.

STEPFATHER || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang