16. Memeluk sandal Kelinci

1.8K 118 9
                                    

"Bi! Apa mommy sudah menelpon?" tanya Dunk saat ia baru saja turun dan masih memakai baju piyamanya.

Dengan berat hati mina menjawab," belum tuan muda"
Dunk tampak sedih mendengar jawaban itu. Mina segera menghiburnya.
"Karena hari ini hari libur bagaimana jika kita pergi keluar, Sepertinya tuan muda sudah lama tidak membeli buku dan berbelanja yang lainnya"

Dunk menggelengkan kepalanya.
"Setiap jalanan bahkan toko-toko pasti ada pohon natal. Aku benci dan tidak mau melihatnya"

"Baiklah, apa sekarang tuan muda ingin memakan sesuatu ? kita bahkan tidak memotong kue ulang tahunmu semalam"

Dunk mengangkat kedua bahunya sambil menggelengkan kepalanya. " Aku tidak lapar,bi. Nanti saja"

Mina duduk di Sofa,menyuruh tuan mudanya untuk tiduran di pangkuannya dan Dunk melakukannya. Mina memang seorang pelayan tapi Dunk tidak memperlakukannya seperti pelayan. Dunk sangat dekat dan lebih dekat lagi saat Dunk pindah ke london 5 tahun lalu bersama mina dan juga nenek kakeknya.

Mina mengusap-ngusap kepala Dunk. Di umurnya yang sudah 17 tahun sifat manja tuan mudanya memang tidak hilang terlebih jika itu terhadap dirinya. Gadis berusia 35 tahun yang menemaninya selama ini.

Mina mengambil ponsel dan berswafoto dengan Dunk. Dengan riang dunk tersenyum ke depan kamera. Dia memanyunkan bibirnya, Mengedipkan mata sebelah lalu berfoto sambil memeluk mina.
Berbagai pose mereka lakukan.

"Bi Apa kau tidak akan menikah?" tanya Dunk tiba-tiba

Mina menggelengkan kepala " tidak" jawabnya sambil tersenyum dan menunduk melihat Dunk yang sedang tidur di pangkuannya

"Kenapa ?"

"Karena seseorang yang pernah menjagamu dulu melarangku untuk menikah jika dia belum melihatmu bahagia dan memiliki banyak teman"

Dunk mengerutkan dahi " Seseorang yg pernah menjagaku ? Siapa ?"

Mina hanya tersenyum, " Dia orang yang sangat menyayangimu, sayangnya dia tidak bisa lagi menjagamu" .

Huh!! Menghembuskan nafas Dunk mengerti karena itu bukan sesuatu yang aneh untuknya.
"Aku merasa tidak heran saat mendengarnya, karena memang semua orang yang mengatakan menyayangiku berakhir dengan meninggalkanku bukan ?"  Dunk tersenyum miris

"Tidak. Bukan begitu tuan muda, hanya saja dia sudah___"

Ting Tong.... Suara bel berbunyi

Dunk beranjak duduk. Ia memasang wajah bahagia.
"Biiiiii. Itu pasti dia" katanya riang. Dunk langsung berdiri dan berlari menuju pintu. Dengan tidak sabaran ia membuka pintu itu dengan buru buru dan seseorang yang tampan dan tak kalah manis darinya sudah merentangkan tangannya sambil tersenyum ceria.

"Ai'Dunkkkkkk " teriak remaja manis itu tak kalah girang

Dunk segera memeluk Orang di depannya yang tak lain adalan Win, teman semasa SD nya yang kini sedang berkunjung ke rumahnya.

"Winnie, kenapa kau lama sekali . Aku merindukanmu ". Dunk semakin mengeratkan pelukannya

Win tersenyum senang,ia membalas pelukan hangat sang sahabat. Win elus-elus kepala Dunk dengan sayang. Sungguh manis.

"Sorry baby, Aku juga merindukanmu" balas Win

Dunk segera mengajak Win ke dalam rumahnya. Keduanya langsung pergi ke kamar Dunk setelah menemui nenek Dunk. Di kamar, Win langsung melemparkan dirinya ke atas ranjang. Tak lupa seorang sopir yang win bawa sudah membawakan beberapa kantong oleh-oleh untuk Dunk ke dalam kamar nya. Win segera menyuruh sopir itu untuk menunggu di luar saja. Setelah sopir itu keluar kamar, Dunk segera ikut melemparkan dirinya dan memeluk Win yang sedang berbaring.

STEPFATHER || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang