7. Memahami Sesuatu

2.8K 149 12
                                    

Hari kemarin merubah anak manis berambut hitam dengan wajah barbie ini menjadi seorang anak yang seolah sedang terobsesi dengan sebuah cermin. Dimanapun ia menemukan cermin, ia pasti mencari-cari sesuatu di dalamnya termasuk saat ini. Dunk duduk termenung di dalam kamarnya tepat di depan cermin. Ia menyimpan kedua tangannya untuk menyanggah kepalanya. Matanya tidak berkedip namun sesekali ia memainkan jari-jari di pipinya. Mengetuk-ngetuk pelan sambil berpikir.

"Obat yang telah daddy lihat yang bisa membuatnya sembuh sekaligus berbahaya itu apa ? Kenapa Aku bodoh tidak bisa melihat apapun selain wajahku sendiri"
Dunk terus bergumam di dalam hati, sering kali ia cemberut karena sedih. Ia menginginkan hadiah dari Joong. Ia beberapa kali sempat ingin bertanya pada Janhae, kemudian ia urungkan setelah bayangan sang ayah tirinya akan menjadi monster ketika ia bermain curang.

Saat Joong menawarkan sebuah hadiah, entah kenapa Dunk selalu merasa senang padahal itu bukan sesuatu yang luar biasa mengingat semua yang dia mau sudah ia miliki bahkan sebelum ia memintanya. Tapi kali ini ia menginginkan sesuatu yang lain dari Joong.

"sayang.." panggil Nenek Dunk. Wanita paruh baya itu masuk ke dalam kamar si cucu. Dunk berbalik dan tersenyum pada sang nenek.

"Ayo makan siang sayang..." ajaknya

Dunk menggelengkan kepalanya

"aku tidak lapar grandma"

Neneknya mendekati Dunk yang sedang duduk di Meja belajar nya.Matanya tertuju pada sesuatu.
"Kenapa semenjak kemarin datang kesini kau menjadi sering bercermin ? Apa cucu grandma mengalami puber sebelum waktunya ,eoh ??" goda sang nenek

Dunk mengeryitkan dahinya. "Hah ?" ia tidak paham

"Ah sudahlah, pokoknya ayo makan. Semua sudah menunggu kita"

"tunggu grandma.." Dunk diam sebentar, ia terlihat sedang berpikir. " kira-kira obat yang bisa di lihat itu seperti apa ?" tanyanya mengejutkan neneknya dengan pertanyaan konyol

"semua obat itu bisa di lihat sayang, Seperti ini .." neneknya mengeluarkan Obat asma dalam sakunya. Ia memang mempunyai asma.

"ohh, tapi yang bisa di lihat di dalam cermin,grandma ? Itu namanya obat apa ?" tanya Dunk lagi. Pertanyaan konyol itu membuat sang nenek menahan tawa. Ada apa dengan cucunya?

"Apa maksudmu sayang, Semua obat bisa di lihat di dalam cermin . Contahnya seperti ini.." neneknya menunjukan obat asma nya ke depan cermin dan menyuruh Dunk melihatnya.

"Kau bisa lihat kan ?" lanjutnya . Neneknya itu menganggap jika cucunya sedang mengerjainya untuk mengulur-ngulur jam makan siangnya . Akhir-akhir ini Dunk memang sedikit sulit jika di suruh makan bahkan saat ia di london.

Dunk mengangguk, ia melihatnya tapi itu obat neneknya lalu obat daddynya itu seperti apa ? Kenapa ia tidak bisa melihat obat Joong seperti ia melihat obat neneknya dalam cermin ?
Dunk berniat untuk mengatakan semuanya pada neneknya itu. Dengan otak polosnya Dunk masih bisa berpikir jika ia berjanji pada Joong untuk tidak bertanya pada Janhae itu berarti ia masih bisa bertanya pada neneknya. Berharap jika neneknya bisa mengetahui apa maksudnya.
Tapi saat Dunk akan bertanya lagi, neneknya langsung memotong ucapannya.

"Sudah, grandma tahu jika kau sedang mencari-cari alasan untuk tidak makan kan? Grandma tidak akan tertipu jadi jangan mengalihkan, ayo  cucu grandma yang pintar harus menurut. Kau harus makan sekarang" tegas neneknya pada Dunk yang langsung menyerah.

Sepertinya ia memang harus mencari jawabannya sendiri.

Dunk akhirnya mengikuti sang nenek ke ruang makan di lantai bawah. Di sana orang tua dan kakeknya sudah menunggu sang peri kecil nan imut yang terlihat cemberut menekuk wajahnya.
Sang kakek bertanya ada apa dengan Dunk namun Dunk diam dan menikmati makannya tanpa semangat. Janhae menjadi khawatir, apa mungkin Dunk sakit karena kecapean. Ia melihat anaknya terus diam tak perduli dengan semua pertanyaan dan perhatiaan yang Janhae dan sang nenek lontarkan.

STEPFATHER || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang