14. Saingan Dunk Part 2

1.8K 113 1
                                    

"Aku lebih berharap dia benar-benar bisa menerimanya dari pada kau harus membuatnya____"

"Jadi mommy akan membuangku lagi? Kau akan membuangku lagi?" tanya Dunk yang tiba-tiba datang dan memotong ucapan Joong pada janhae. Dua orang dewasa itu memasang wajah kaget dan khawatir dengan kedatangan Dunk yang tiba-tiba itu. Janhae tidak ingin anaknya salah paham.
"Tidak begitu sayang, maksud mom___"

"Aku mengerti!!! Dunk tidak harus bertanya kau pilih aku atau dia karena aku sudah tahu jawabannya"

Brakkk... Dunk membanting kamar orang tuanya. Ia buang roti yang ia pegang tadi. Ia berniat untuk mencari tahu apakah orang tuanya bertengkar atau tidak namun dia malah mendengar sesuatu yang menyakiti hatinya. Dunk segera pergi ke kamarnya dan mengunci diri. Dia menangis sejadi-jadinya. Sudah cukup selama ini Dunk hidup dengan neneknya, Kini ia merasakan nyaman dengan kembali bersama Janhae tapi ibunya malah mengatakan untuk memindahkannya ke London lagi ?

Itu menyakitkan untuk anak yang sedari kecil kurang asuhan sang ibu di tambah dia kehilangan sosok ayah semenjak lahir.  Dunk memanglah polos tapi ia juga mempunyai perasaan, perasaan seorang anak kecil yang merasakan kurangnya kasih sayang orang tua. Hanya ada dirinya saja ibunya sudah  tidak banyak memiliki waktu untuk Dunk dan sekarang jika di tambah kehadiran saudara baru ia tentu membencinya. Cinta orang tua yang belum sempat Dunk tasakan seutuhnya harus dia bagi. Entahlah, dia membenci hal itu dan dia tidak mau.

Anak manis itu meringkuk dalam selimut dan menangis sesegukan.
Ia mengabaikan ketukan pintu di luar kamarnya.

***

Selama satu hari penuh Dunk bertahan dengan mengunci pintu. Hal itu membuat Joong  sedang bekerja menjadi tidak fokus.
Ia mengirim pesan singkat pada Putranya

To : Rabbit

Nak, Apa kau sudah makan ?

Lama menunggu. Joong masih belum mendapatkan balasan.
Selang beberapa menit Joong mengirim pesan lagi.

Daddy sedang bekerja, tolong semangati.

Joong semakin frustasi. Ia ingin membanting ponselnya karena tidak mendapat jawaban.  Telpon nya pun tidak di angkat oleh dunk.
Dia membanting tubuhnya ke kursi di dalam ruangannya. Ia pukul-pukul meja kerjanya itu lalu menarik nafas menenangkan dirinya.
Joong tidak boleh menyerah. Dia mengirim pesan lagi.

"Apa kau sudah tidur?
Jika belum, daddy ingin bercerita sedikit Tentang kisah kelinci dan beruang semoga kau mau membacanya sebelum kau tidur.
Suatu hari,Seekor beruang kecil yang kesepian sedang duduk di sebuah ruangan gelap. Beruang itu tampak kelaparan. Ia memiliki bulu yang tebal tapi beruang itu masih saja merasa kedinginan. Dia berusaha untuk keluar dari ruangan gelap itu namun dia terperangkap. beruang itu menangis sendirian di ruangan itu, Seekor tikus tiba-tiba merayap ketubuhnya. Tikus itu menyiksannya setiap kali dia masuk ke ruangan itu.  Beruang itu berteriak meminta tolong tapi tidak ada yang datang. Dia terus mengetuk- ngetuk dinding ruangannya sampai berlalu beberapa tahun ,si beruang yang terkurung itu akhirnya bisa keluar dari lubang dinding yang ia tendang selama bertahun-tahun.
Beruang itu akhirnya bisa melihat betapa indahnya dunia , kemudian beruang itu sadar jika dia tidak memiliki siapa-siapa.
Beruang itu menyesal telah keluar dari kegelapan, tapi Dia menemukan kelinci dengan bulu yang sangat cantik sedang menangis sendirian di sebuah taman yang indah. Beruang itu mendekati kelincinya dan sang beruang bertekad untuk menjadikan kelinci itu teman. Tapi..."

Joong sudah mengirimkan pesan  walaupun belum beres, ia sengaja. Ia ingin tahu apa Dunk akan meresponnya atau tidak.
Ternyata pancingan Joong berhasil. Si anak manis benar-benar meresponnya. Ia membalas pesan itu.
"tapi kenapa daddy?"

STEPFATHER || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang