Bagian 9 Perasaan Yang Mulai Tumbuh

100 3 0
                                    

Suasana pagi hari yang mendung dan berangin menyelimuti kota Jakarta.Josi mengirim pesan whatsapp kalau ia izin sakit.Padahal hari ini akan ada rapat dengan dua investor Naira food yaitu Sindi Saputri seorang pebisnis muda yang sukses dan William Susanto,pengusaha paruh baya yang sudah mendanai usaha Naira sejak tiga tahun lalu.

Pertemuan Naira dengan kedua investornya terbilang cukup unik.Ia mengikuti seminar bisnis dan bertemu dengan Pak Willi.Pak Willi yang baru saja mendapat pesangon pensiunan bingung mau investasi di bidang apa.

Naira meyakinkan dia kalau usaha keripik singkong yang akan dirintisnya pasti akan berhasil.Setahun kemudian usaha Naira berkembang cukup baik.

Investasi dari pak Willi tak seberapa besar hingga Naira harus mengambil utang di Bank.Beberapa bulan kemudian dia melakukan riset tentang investor muda yang sedang giat menginvestasikan uangnya di bisnis menengah seperti Naira food.Maka munculah nama Sindi Saputri,janda muda berusia 27 tahun dengan satu anak.

Sindi Saputri memang belum sepopuler influencer namun ia banyak memiliki relasi bisnis dengan orang penting di Indonesia.

"Jaka,nanti siang ikut saya rapat dengan investor.Saya akan kirimkan berkasnya supaya kamu bisa pelajari dulu" kata Naira.

Jaka agak kebingungan saat itu namun ia mengangguk saja,"Baik,Bu Naira."

Naira kembali ke ruangannya lalu mengambil berkas-berkas yang harus dipelajari Jaka supaya bisa membantunya saat rapat nanti.

"Ini berkasnya.Kamu pelajari dulu lalu tanyakan kalo ada bagian yang kamu tidak pahami" perintah Naira.

"Memangnya mbak Josi kemana,Bu?"

"Josi sakit.Dia izin hari ini"

Siang itu sekitar jam setengah satu siang Naira pergi dengan Jaka.Pak Emir sedang pulang ke kampungnya sehingga untuk beberapa hari tidak bisa menyupiri mobil Naira dan mengantarkannya kemana-mana.

"Biar aku saja yang menyetir,Bu" ujar Jaka menawarkan diri.

"Kau bisa nyetir?" tanya Naira kaget.

"Bisa" jawab Jaka singkat.

Jaka dan Naira meluncur ke sebuah kafe di Jakarta Selatan.Naira sengaja datang lebih awal.Dia memesan ruangan VIP yang berada di lantai dua.

"Jam berapa para investornya akan tiba?" tanya Jaka yang merasa serba salah tingkah ketika harus berduaan saja dengan Naira di ruangan itu.

"Sekitar sepuluh menit lagi.Kau sudah pelajari profil mereka?"tanya balik Naira yang sangat bisa mengendalikan suasana hatinya.

"Sudah.Sindi Saputri dan William Susanto" jawab Jaka.

"Sindi kemungkinan akan datang telat karena harus menjemput anaknya dulu di sekolah.Oh ya,Pak Willi itu orangnya sangat humoris.Aku yakin kalian pasti cepet akrab" celoteh Naira sambil melihat-lihat respon konsumen di Intagram Naira food tentang emasan baru keripik singkong Naira.

"Coba kamu cari IG nya Sindi.Pelajari juga dari situ" perintah Naira.

Dengan ragu Jaka mencari akun IG Sindi lalu ia menunjukan pada Naira

"Ini orangnya?" tanya Jaka.

"Ya,cantik kan orangnya? Dia agak susah diajak partisipasi kegiatan Naira food" kata Naira bersemangat menjelaskan profil para investornya.

Melihat Naira yang begitu antusias mengenalkan para penanam modalnya membuat Jaka kecil hati.Dia baru menyadari bahwa ambisi perempauan itu begitu besar untuk menjadi pebisnis sukses.Namun sebaliknya dia melihat ketakutan di mata perempuan itu saat ia mendengar pengakuan perasaannya.Jaka sepertinya harus mencari tahu tentang masa lalu Naira lebih dalam.Naira bukan perempauan yang jelek meskipun ia tak secantik Sindi atau bahkan Josi.Tapi Jaka terlanjur jatuh kedalam pesona perempuan itu.Jaka terus memerhatikan Naira yang bicara tanpa henti menjelaskan latar belakang Sindi dan Pak Willi.

Ruang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang