Beberapa hari ini suasana hati orang-orang di pabrik sangat baik.Mereka hanya fokus pada target.Naira beberapa kali mengadakan zoom meeting dengan distributor asing.Karena perbedaan waktu maka ia zoom meeting di rumah karena ia tak mungkin melakukannya di kantor dini hari atau tengah malam.
Hari ini adalah zoom meeting terakhir karena pihak distributor ingin memastikan kontrak kerja sama berjalan sesuai prosedur.Disebabkan wifi di rumahnya sedang rusak maka Naira memutuskan untuk zoom meeting di kantor saja.
"Zoom meetingnya di sini,Bu?" tanya Josi kaget "Ibu enggak takut?"
"Terpaksa" jawab Naira singkat.
"Mau saya temenin gak,Bu?"
"Gak usah.Kamu udah capek kerja seharian.Aku berani kok."
Josi lalu keluar dari ruangan Naira.Ia kemudian berdiri di depan meja kerja Jaka.
"Ya mbak Josi,ada yang bisa saya bantu?" tanya Jaka dengan santun dan sedikit digenit-genitin.
"Mas Jaka sibuk gak nanti malam?" tanya Josi lemah lembut seperti sedang bertanya pada pacarnya.
"Enggak,Mbak Josi mau ngajakin saya ngedate,ya? Nanti malam saya free,kok" jawab Jaka masih dengan ekspresi genitnya namun ia tahu bukan itu arah pembicaraan gadis itu.
"Ih,apaan sih? Saya gak ngajakin Mas Jaka ngedate juga.Itu lho,nanti malam kan Bu Naira mau zoom meeting di kantor karena wifi di rumahnya rusak.Saya khawatir sama beliau sendirian malam-malam.Bukan malam lagi tapi udah masuk waktu pagi soalnya jam meetingnya jam satu pagian gitu.Bisa gak Mas Jaka temenin Bu Naira di kantor sampe selesai zoom meeting?" tanya Josi kali ini serius.
"Zoom meetingnya di rumah Mbak Josi saja atau di hotel aja kan bisa?"
Betul juga kata Jaka.
"Ide bagus tuh,Mas, tapi rumahku lagi ada saudara jadi kayaknya gak mungkin juga saya tawarkan zoom meeting di rumah saya.Kalo di hotel,kira-kira mau gak ya Bu Naira zoom meeting di hotel?"
"Saya sih mau aja di sini sampai pagi juga asalkan Bu Naira sendiri yang minta" kata Jaka seolah sedang mengajukan syarat pada orang kepercayaan Naira.
"Saya coba ngomong dulu deh ke Bu Naira.Siapa tahu dia mau ditemenin Mas Jaka."
Josi pun meninggalkan meja Jaka.
"Oke Jaka kita lihat nanti apakah Bu Naira akan datang meminta bantuanmu atau tidak?" kata Jaka dalam hati.
Tak berapa lama kemudian Josi datang lagi.
"Kata Bu Naira,dia gak jadi zoom meeting di kantor karena udah nyuruh orang benerin wifi rumahnya yang rusak" kata Josi.
Jaka menelan kekecewaan.Ia hanya senyum-senyum saja mendengar jawaban Josi.
"Sekarang giliran saya tanya sama Mbak Josi.Nanti malam Mbak sibuk gak? Saya mau ngajak Mbak Josi ngedate nonton film ntar malam" ajak Jaka entah tiba-tiba saja muncul ide gila itu di kepalanya.Mungkin karena kecewa dengan penolakan Naira.
"Mau Mas,mau" jawab Josi tak butuh waktu lama untuk menimbang-nimbang ajakan rekan kerjanya itu.
"Kalo gitu saya jemput jam 8,ya."
"Siap,Mas Jaka."
Josi girang bukan main.Bukan karena dia memiliki perasaan pada Jaka namun karena dia bisa nonton lagi sebab selama ini ia sudah jarang keluar dengan teman-temannya dikarenakan pekerjaan yang super sibuk dan hampir semua temannya bekerja juga.
Tak terasa malam pun tiba.Jaka menjemput Josi di rumahnya.Ia juga mengenalkan Jaka pada orangtua dan keluarganya dari Medan yang sedang datang berkunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Rasa
RomanceSebagai pengusaha keripik singkong kelas menengah,Naira Puspita rela melakukan apa saja demi memajukan bisnis kecilnya termasuk memanfaatkan keluguan Jaka Budiman hingga mereka masuk kedalam ruang perasaan penuh warna yang tak terelakan.