Acara pameran bagi pelaku usaha UMKM di KTT G20 di Bali berlangsung lancar dan membuahkan hasil yang positif.Para pengunjung banyak membeli bahkan ada yang memborong produk Naira food secara daring.
Keberadaan Jaka di stand sangat memberikan impak luar biasa.Seperti yang sudah diprediksi Naira,Jaka akan mendatangkan keuntungan bagi dirinya.
"Ingat ya Bu Naira,semua ini tidak gratis" kata Jaka disela-sela kesibukannya melayani pengunjung.
"Pak Jaka tidak perlu mengingatkan saya soal ini.Saya sudah menyiapkan bonus untuk pak Jaka" kata Naira menimpali ucapakan Jaka.
"Saya kebagian bonus juga dong, Bu? Kan saya kerja keras juga kayak pak Jaka" timpal Josi ikut nimbrung.
Setelah acara pameran selesai,semua peserta pameran diundang makan malam di restoran di Kuta.Momen ini tak mungkin dilewatkan Jaka untuk meminta Naira menjadi kekasihnya.
Naira menggunakan gaun batik khas NTT.Ia juga sedikit berdandan.Rambut yang biasanya ia kuncir atau gerai kini ia sanggul model cepol asal saja sehingga beberapa helai rambutnya terurai menutupi telinga.Josi pun tak mau kalah anggun dari bosnya.Josi yang memang lebih cantik dari Naira tak butuh banyak ini itu untuk menghiasai badannya.Ia memakai celana gombrang hitam dengan atasan dari batik Tapis Lampung.Jaka paling santai.Ia hanya mengenakan kemeja batik Pekalongan lengan pendek.
"Cantiknya bos saya.Saya jadi makin kesengsem sama Bu Naira" puji Jaka yang sengaja memilih duduk di samping Naira.
"Tolong jaga sikap pak Jaka."
Jaka manggut-manggut saja sambil senyum lebar saat diperingatkan oleh Naira.
"Saya mau bicara berdua dengan Bu Naira" bisik Jaka.
"Bicara saja di sini."
Naira memang tidak memiliki sisi romantis.
"Kita ketemu di luar lima belas menit lagi"
Naira tak mengindahkan kalimat Jaka.Ia tetap menyantap dessert-nya.Jaka lalu meninggalkan meja.
Setelah selesai makan ia berkeliling untuk ngobrol dengan pengusaha lain yang datang malam itu.Keasyikan ngobrol membuat Naira lupa akan undangan Jaka.
Jaka menunggu lebih dari sepuluh menit dari waktu yang ditentukan.Ia menelepon Naira namun tak juga diangkat.Panggilan berkali-kali membuat Naira menyadari kalau ponselnya bergetar.Ia merogoh ponsel dari dalam clutch bag-nya.
Suara live music dan orang-orang di dalam ruangan terlalu bising sehingga ia merasa percuma bicara dengan lewat ponsel.Ia pun membalas panggilan telepon Jaka dengan pesan whattsapp.
"Saya tidak akan menemui pak Jaka"
Isi pesan singkat Naira.
Jaka kesal bukan main.Ia memutuskan untuk masuk lagi ke dalam ruangan untuk bicara langsung pada Naira.
Jaka melihat Naira sedang ngobrol dengan beberapa tamu.Jaka berdiri di samping Naira dengan tiba-tiba.
"Bu Naira,bisa kita bicara sebentar?" pinta Jaka.
"Nekat juga nih anak" umpat Naira dalam hati.
"Maaf saya permisi dulu" kata Naira kepada lawan bicaranya.
Naira mengikuti langkah Jaka.Jaka berjalan ke arah seberang jalan restoran tadi.Ia masuk ke restoran lain yang lebih sepi dari restoran tempat mereka makan tadi.
Mereka sudah duduk berhadapan.Untuk saat itu Naira harus berani menatap Jaka.
"Langsung saja pak Jaka"
"Saya berharap lebih pada hubungan kita.Saya ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengan Bu Naira" ungkap Jaka dengan hati-hati.
Naira menghela nafas,"Sudahlah,pak Jaka.Pak Jaka masih muda.Jarak usia diantara kita cukup jauh.Prioritas saya bukan pada hal-hal romantis lagi seperti prioritas pak Jaka.Saya sangat menghargai perhatian pak Jaka selama ini tapi saya tidak bisa menerima permintaan pak Jaka.Lupakan saja semuanya"
Jaka tak mengira akan mendapatkan penolakan sekali lagi.Ini mungkin akan jadi usahanya yang terakhir.Mendengar jawaban Naira, Jaka memutuskan untuk menyerah mengejar cinta Naira.Mata Jaka masih tertuju pada Naira yang berjalan sendiri menyeberangi jalan kembali masuk ke restoran sebelumnya.Jaka merenungi kisah asmaranya yang kandas begitu saja.Di luar hujan,Jaka terpaksa harus kehujanan ketika hendak masuk ke dalam taksi onlen yang ia pesan di aplikasi.
Waktunya kembali ke Jakarta.Jam 3 pagi Josi mengetuk pintu kamar hotel Jaka.Jaka tak keluar juga.Ponsel Jaka pun tak bisa dihubungi.Josi akhirnya meminta bantuan staf hotel untuk membuka kamar Jaka.Jaka ternyata demam dan meringkuk di tempat tidurnya.
Pagi itu hujan sangat deras.Naira dan Josi tak bisa membawa Jaka ke klinik terdekat.Akhirnya Jaka diberi paracetamol saja yang diberikan staf hotel.
"Itu apa,Bu?" tanya Josi melihat Naira sedang meremas-remas bawang merah dan minyak sayur dalam mangkuk.
"Obat demam orang jaman dulu" jawab Naira,"Nih,kamu balurin ke badan pak Jaka."
"Saya bu? Ee..kalo kata saya sih ya, kan tangan ibu udah terlanjur bau bawang tuh jadi kenapa gak sekalian aja ibu yang ngebalurin bawangnya?"
"Kamu ini,ngomong muter-muter bilang aja gak mau" celetuk Naira.
Dengan terpaksa dan disebabkan keadaan darurat maka Nairalah yang membaluri badan Jaka dengan cem-ceman bawang merah dan minyak sayur.
"Wih...so sweet banget nih Bu Naira.Jarang-jarang bos ngurusin karyawannya yang sakit ampe begini" kata Josi menggoda Naira sambil merekam Naira yang sedang membaluri Jaka.
"Apaan sih kamu! Apus gak videonya!" perintah Naira.
"Saya akan hapus kok,Bu,tapi nanti setelah video ini viral di Tiktok" ledek Josi.
"Awas ya kamu kalo sampe viral beneran!" ancam Naira.
"Udah Bu,lanjutin itu Bu ngebalurinnya" suruh Josi.
Selesai mengobati Jaka,Naira ketiduran di kursi dengan posisi menyender di tembok.Matahari pagi mulai masuk ke kamar itu.Demam Jaka sudah turun dan Jaka terbangun dari tidurnya.Ia mulai mengingat-ingat kembali peristiwa semalam.
Jaka duduk di kasurnya dan kaget melihat Naira yang sedang tidur.Hidungnya mencium bau bawang lalu ia mencium tangannya kanannya.
"Bu Naira" panggil Jaka menepuk lengan Naira.
Naira kaget sudah ada di Jaka di hadapannya.
"Ahh,pak Jaka sudah bangun?" tanya Naira refleks memegang leher dan dahi Jaka.
Seketika hati Jaka merasa damai,"Bu Naira lanjutin istirahat di kamar Bu Naira aja.Saya udah baikan,kok."
"Baiklah,pak Jaka juga istirahat aja dulu sampe bener-bener sembuh" kata Naira terlihat khawatir.
Naira keluar dari kamar Jaka.Sedangkan Jaka berbaring kembali di tempat tidurnya.Jaka mencari ponselnya.Ia lalu menemukannya di laci meja samping kasurnya.
Ternyata Josi mengirimkan video rekaman kejadian semalam ke nomor Jaka.Jaka hanya tertawa geli menonton video tersebut.Melihat kepedulian dan kekhawatiran yang ditunjukan Naira padanya membuat Jaka mengurungkan niatnya semalam untuk menyerah pada Naira.Namun begitu Naira pasti akan selalu mengelak dan menolaknya kelak jika ia masih tetap ngotot.Ia akan lebih bersabar dan menahan gejolak perasaannya pada Naira.
Naira sudah menempati ruang istimewa di hati Jaka.Meskipun Naira tak menyambut rasa di hatinya tapi ia selalu bisa merasakan getaran cinta dari sikap,tatapan,dan kalimat-kalimat penyangkalannya.Betul,kalimat-kalimat penolakannya sangat jelas terdengar janggal.Jaka bisa menyimpulkan semua itu sebagai kepura-puraan.Entah apa motifnya.Jika soal perbedaan umur itu bukan hal yang sangat penting di zaman sekarang ini.
Muncul inisiatif dalam kepala Jaka.Ia akan mencari tahu latar belakang Naira hingga dalam.Baru ia bisa mengerti sikap dingin Naira selama ini pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Rasa
RomanceSebagai pengusaha keripik singkong kelas menengah,Naira Puspita rela melakukan apa saja demi memajukan bisnis kecilnya termasuk memanfaatkan keluguan Jaka Budiman hingga mereka masuk kedalam ruang perasaan penuh warna yang tak terelakan.