Bagian 13 Terbukanya Pintu Hati

82 3 0
                                    

"Maaf,Bu.Saya lupa kalo hari ini ibu saya ada jadwal terapi.Saya gak bisa nemenin,Bu Naira" tutur Josi.

"Kamu gimana,sih? Kalo tau kamu gak bisa ikut, kan bisa besok saja ke Bogornya.Masa aku pergi cuma berdua sama pak Alex?" gerutu Naira sambil melihat ke arah parkiran pabrik.Sudah ada pak Alex di sana.

"Oh kalo soal itu tenang aja,Bu.Saya udah minta pak Jaka buat ikut kalian."

"Lho kok pak Jaka?" tanya Naira kaget.

"Terpaksa,Bu.Cuma pak Jaka menejer yang tersisa" jawaban Josi dengan nada memelas.

"Ya sudah.Terpaksa ini mah."

Naira lalu masuk ke mobil sedan putih.Ia duduk di belakang.

"Mana sih tuh orang?Kemaren maksa-maksa minta ikut.Giliran diajak gak dateng-dateng" gerutu Naira.

"Bu Naira kesel ya sama pak Jaka? Sama,Bu.Saya juga kesel.Ngapain sih dia pake ikut segala?"

Pak Alex ikut nimbrung aja.

Tiba-tiba Jaka datang.Ia duduk di belakang dengan Naira.

"Pak Jaka sebaiknya duduk di depan saja" perintah Naira.

"Iya nih,pak Jaka.Kan bosnya Bu Naira.Kalo kayak gini kan saya kaya supir beneran" susul pak Alex.

"Sudah ayo jalan,pak Alex" perintah Jaka tak mengindahkan perintah Naira.

"Bilang saja kalo mau duduk berdua sama Bu Naira.Modus" celetuk pak Alex.

"Pak Alex" panggil Naira memberi tanda supaya cepet menjalankan mobilnya.

Jaka serasa mendapatkan durian runtuh.Ini adalah kesempatan bagus untuknya memulai mendekati Naira.

Jaka merogoh ponselnya dari saku celana.

"Bu Naira,terima kasih ya sudah mengajak saya sehingga saya punya kesempatan bicara dengan Ibu meskipun lewat whattsapp."

Jaka mengirim pesan whattsapp ke nomor Naira.Naira lalu membuka pesan dari Jaka.Ia langsung menutup ponselnya setelah membaca pesan tersebut.

Jaka mengetik pesan lagi.Ia tak mau menyerah begitu saja.

"Kenapa gak balas,Bu? Ibu masih marah sama saya?"

Naira kembali membuka dan membaca pesan dari Jaka setelah itu ia mematikan kembali ponselnya.Ekspresinya menunjukan seolah ia air laut yang tenang.

Jaka mulai kesal namun ia belum mau menyerah.

"Kenapa sikap Bu Naira sangat dingin sama saya? Jika Ibu tidak balas maka terpaksa saya akan bertanya langsung sekarang juga."

Emosi Naira langsung memuncak membaca pesan ketiga dari Jaka.

"Mau kamu apa sih?" tanya Naira dengan suara pelan dan ditahan .

"Hah? Kenapa,Bu Naira?" tanya pak Alex tiba-tiba karena mendengar pekikan suara Naira.

"Ee pak Alex mau mampir ke rest area dulu atau gimana? Barangkali ingin istirahat dulu sebentar?" Naira asal bertanya sebagai pengalihan topik pembicaraan.

"Boleh,Bu.Saya mau ngopi dulu,ya."

"Balas" ucap Jaka lirih sambil menunjuk ke ponsel yang digenggaman Naira.

Beberapa menit kemudian mereka mampir di rest area.Jaka ikut mengekor di belakang pak Alex.

Jaka kembali mengirimi Naira pesan.

"Beneran nih,Bu Naira gak mau balas?Baiklah,saya akan menemui Ibu sekarang."

Ancaman Jaka digubris juga oleh Naira.Ia membalas pesan Jaka dengan sebuah video pengakuan lelaki itu yang dikirim dari pak Emir.

Ruang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang