Naira memesan ketering dalam jumlah banyak.Ia juga menyewa alat karaoke agar para karyawan bisa berkaraoke sambil menikmati hidangan.
"Keberhasilan Naira Food di pameran KTT G20 di Bali minggu lalu merupakan hasil kerja keras kita.Untuk itu,mari kita rayakan kesuksesan kemarin.Dan kabar baiknya,kemarin kita mendapat tawaran kerja sama dari beberapa distributor di Eropa.Keripik singkong kita akan segera terbang ke Belanda,Prancis,Jerman,Denmark dan negara-negara lain di Eropa.Dengan penuh rasa syukur dan bangga saya pribadi mengucapkan sangat sangat terima kasih untuk kerja keras kalian.Selamat menikmati hidangan yang sederhana ini.Makan dan minumlah secukupnya karena besok kita harus kerja keras lagi.Sekali lagi terima kasih."
Pidato Naira Puspita di hadapan ratusan karyawan,investor,dan beberapa distributor yang begitu khidmat hingga menghipnotis semua yang hadir di acara tersebut tak terkecuali Jaka.Jaka sangat mengagumi pidato Naira.Tatapannya terpana pada Naira.Dia ikut berdiri sambil tepuk tangan ketika Naira menyelesaikan pidatonya.
Beberapa ibu-ibu distributor Naira Food dari berbagai daerah sekitar Jabodetabek menyerbu Jaka.Jaka cukup kewalahan melayani mereka.Ada yang minta foto bareng bahkan ada yang memberikan bingkisan untuk Jaka.
"Pak Jaka banyak juga fansnya,ya?" kata Bu Sindi duduk dengan Naira.
"Sepertinya begitu" timpal Naira tak mau menjawab panjang lebar.
"Beberapa waktu lalu pak Jaka mengajukan proposal investasi atas nama pribadi untuk bisnis budi daya lobster dan udang di desanya.Apa Bu Naira tahu tentang hal itu?" tanya Bu Sindi.
Naira kaget mendengar laporan Bu Sindi tapi ia menyadari satu hal,ia tak perlu marah atau kecewa dengan tindakan Jaka tersebut karena ia berhak mengembangkan karirnya diluar tugasnya sebagai karyawan Naira Food selama tidak menghambat pekerjaan utamanya.
"Saya bahkan baru tahu dari Bu Sindi tentang hal itu.Lalu apa Bu Sindi tertarik dengan penawaran pak Jaka?"
Bu Sindi tertawa lirih,"Tentu saja saya tertarik.Selain karena alasan peluang bisnis yang menggiurkan alasan kedua ya tentu saja karena pak Jakanya sendiri.Bukankah Bu Naira sudah tahu kalau saya memiliki minat padanya?Atau jangan-jangan Bu Naira sudah lupa?"
"Saya belum lupa kok,Bu" kata Naira tersenyum kecut "Bu Sindi memang cocok dengan pak Jaka."
Entah kenapa kalimat terakhir itu menyiratkan perasaan cemburu ditambah rasa bersalah pada diri sendiri karena ia tak bisa seperti Bu Sindi yang mudah sekali move on dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis.
"Kalau Bu Naira sendiri bagaimana? Saya yakin Bu Naira juga memiliki minat pada seseorang tapi saya paham Ibu bukan tipe seperti saya yang blak-blakan soal cinta" kata Bu Sindi.
Naira hanya membalas nya dengan senyuman.Ia tak mau emosinya terpancing oleh Bu Sindi.Tak lama kemudian para karyawan berkaraoke.Tiba-tiba Jaka didorong oleh beberapa karyawan untuk menyumbangkan sebuah lagu atau lebih mungkin jika Jaka mau.
Jaka menyanyikan lagu dangdut.Ia mengajak para karyawan berjoget.Ibu-ibu distributor langsung menyerbu Jaka dan rebutan berjoget dengan Jaka.Di lagu kedua,ia menyanyikan lagu pop dari Dewa19 berjudul Pupus.Semua ikut bernyanyi dengan Jaka.Jaka mengambil setangkai mawar merah plastik dari vas bunga di atas meja makan.Ia berkeliling sambil mengajak semua tamu bernyanyi bersama.
Hingga akhirnya Jaka mendekati meja Naira.Dalam hati ingin sekali Jaka berikan bunga itu pada Naira sebagai ungkapan cintanya namun ia sadar tak mungkin ia lakukan sekarang.Ia masih ingat dengan janjinya bahwa ia akan pelan-pelan mendekati Naira.
Di sisi lain Naira pun sudah keluar keringat dingin dengan tingkah Jaka saat itu.Naira sangat takut kalau-kalau Jaka berbuat nekat.Jaka makin mendekat.Ia bahkan berdiri di samping Naira sambil melantunkan lagu Pupus yang seakan itu adalah ungkapan perasaannya kala itu.Tangan kanannya sudah memegang setangkai mawar merah plastik.Entah untuk siapa bunga itu.Naira berharap bukan untuk dirinya.Setelah saatnya tepat Jaka memberikan bunga tersebut pada Bu Sindi yang duduk di samping Naira.Semua tamu bertepuk tangan untuk Bu Sindi karena mendapatkan bunga dari Jaka.Jaka kembali ke depan dengan tingkah tengilnya mengajak karyawan perempuan bernyanyi bersama.
Untuk meredakan kecemasannya saat didekati Jaka barusan,Naira pergi ke meja makan yang letaknya di belakang kerumunan tamu.Sepertinya Jaka sudah tidak benyanyi lagi karena Naira mendengar suara yang berbeda yang kini sedang melantunkan lagu.Naira mengambil segelas air jus jeruk.Tiba-tiba seseorang berdiri di sampingnya lalu mengambil botol air mineral di meja.Dia mengulurkan setangkai mawar merah begitu saja di hadapannya.Dengan refleks Naira menoleh ke samping.Ya Tuhan,Jakalah orang itu.Ia tak menyadari kehadiran pria itu di sampingnya.Tangan Jaka masih mengulurkan setangkai mawar plastik namun Naira belum juga mengambilnya dari tangan Jaka.Naira menunduk melihat bunga di tangan Jaka lalu mengambilnya.Setelah bunga berpindah tangan Jaka cepat-cepat pergi.Tanpa ekspresi tanpa sebuah kata Jaka berlalu begitu saja.Naira terpaku berdiri dengan perasaan berkecamuk tak karuan.Kenapa Jaka melakukan hal itu padanya barusan? Apa maksudnya? Bodohnya ia.Kenapa pula masih menanyakan alasan tindakan Jaka padahal sebenarnya ia sudah tahu alasannya.Bocah itu masih belum menyerah.Ia masih penasaran dengan dirinya.Naira sampai lupa kalau ia butuh minuman penyegar saat itu hingga air jus jeruk yang sudah ia ambil belum ia teguk sama sekali.
Naira kembali ke mejanya dengan membawa segelas jus jeruk.Bunga mawar pemberian Jaka ia letakan kembali di vas bunga di meja makan belakang.
"Bu Naira sakit? Kok tiba-tiba pucat gitu?" tanya Bu Sindi.
"Tidak apa-apa, Bu Sindi.Saya baik-baik saja" aku Naira berusaha menguatkan diri.
Tiba-tiba Jaka datang lalu duduk di samping Bu Sindi.
"Suara pak Jaka bagus juga,ya" puji Bu Sindi.
Jaka tertawa sambil pandangan matanya fokus hanya pada Bu Sindi.Batin Naira bergejolak sedemikian rupa.Ia dipaksa menonton aksi dua sejoli dadakan itu.Bagaimana tidak,posisi duduk Naira berada di hadapan Bu Sindi dan Jaka.Naira dipaksa menjadi penonton keduanya.
Naira tak mau jadi alat permainan perasaan Jaka.Ia menyantap kue-kue manis di piring sambil melihat-lihat ponselnya.Sesekali ia mendengar suara tawa riang Bu Sindi dan Jaka yang entah sedang membicarakan apa.
Sebaliknya,Jaka sengaja ingin memancing rasa cemburu Naira.Sekuat apa Naira mampu meredam cemburunya pada Bu Sindi dan dirinya.Jaka terus membagi pandangan antara Bu Sindi dan Naira.Naira terlihat tak nyaman meskipun ia berusaha menutupinya dengan makan kue dan bermain ponsel.
Lama-lama Naira tak tahan juga dengan situasi tersebut.Ia berdiri lalu meninggalkan mejanya.Langkah Naira yang terburu-buru membuat Jaka tersenyum penuh arti.Targetnya tercapai.Naira cemburu.
Acara selesai jam tiga sore.Naira membantu karyawan lain membersihkan sisa sampah di sekitar pabrik.
"Terima kasih banyak untuk acara hari ini,Bu Naira.Saya dan keluarga sangat senang hari ini.Kami permisi pulang,Bu" kata seorang karyawannya.
"Sama-sama,hati-hati di jalan" ucap Naira tersenyum.
Naira duduk di kursi plastik.Ia menyeka keringatnya dengan lengan bajunya.
"Acaranya sukses,ya" seloroh Jaka tiba-tiba berdiri di samping Naira.Ia menyodorkan sebotol air mineral.
Naira mengambil air mineral dari tangan Jaka.Ia lalu meminumnya.
"Sudah ada email balasan belum dari distributor di eropa?" tanya Naira tak mau terpancing oleh Jaka yang niatnya sudah terbaca oleh Naira bahwasanya lelaki itu sedang mencari waktu yang tepat untuk mendekatinya.
"Belum.Santai saja dulu,Bu.Mereka juga mungkin sedang menikmati waktu santainya sama seperti kita" kata Jaka.
"kalau gitu pak Jaka kirimi lagi email ke mereka.Kita butuh kepastian secepatnya" perintah Naira.
"Baik,Bu.Sekarang atau besok?" tanya Jaka lagi.
"Kalau sekarang pak Jaka bisa ya lebih baik sekarang dikerjakan"
Jaka menelan ludah.Padahal ia merasa sudah lelah dengan aktivitas hari ini namun ia tak bisa menolak perintah bosnya.Jaka masuk ke pabrik dan naik ke lantai dua dimana ruangan kerjanya berada.Sementara Naira menunggu laporan dari Jaka sembari menghabiskan air mineralnya.
Tiba-tiba ponsel Naira berbunyi.Sebuah notifikasi muncul di ponselnya.Jaka mengirimi screenshot email yang telah dia kirim untuk distributor di Eropa.Naira lalu memutuskan untuk pulang setelah mendapatkan laporan dari Jaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Rasa
RomansaSebagai pengusaha keripik singkong kelas menengah,Naira Puspita rela melakukan apa saja demi memajukan bisnis kecilnya termasuk memanfaatkan keluguan Jaka Budiman hingga mereka masuk kedalam ruang perasaan penuh warna yang tak terelakan.