.
.
'ting'
Detingan yang berasal dari gesekan gelas yang berisi alkohol membuat jaehyun tersenyum sesaat. Sudah lama ia tidak menikmati ini.
"Bagaimana tuan Jung? Kau menikmatinya?" Pria berkulit gelap itu bertanya seraya tersenyum kearah Jaehyun.
Sudah dua jam lamanya mereka bersemayan di dalam ruangan berkelap kelip dan juga suara dentuman musik yang membuat suasana semakin menggila.
Jaehyun mengangguk, meneguk tandas wine dari dalam gelasnya.
"Aku harus pulang" Johnny menepuk pundak Jaehyun.
Ia baru saja mendapat kabar dari Ten, bahwa putra mereka Haechan sedang demam tinggi. Putra kecilnya mengigau, memanggil namanya terus menerus.
"Ten menghubungiku, putraku sedang demam tinggi. Maaf tuan James, aku harus pulang sekarang" Johnny membungkuk kearah tuan James.
"Aku akan ikut denganmu" Jaehyun berdiri dari duduknya, namun tuan James menahan lengan Jaehyun agar kembali duduk.
"Oh ayolah tuan Jung, satu jam lagi. Ini Masi terlalu sore untukmu" tuan James tersenyum mencoba meyakinkan Jaehyun.
Jaehyun menatap Johnny yang berdiri disampingnya bersiap untuk pergi. Jhonny yang melihat gelagat Jaehyun menganggukkan kepala.
Pria bermarga Jung ini sepertinya bimbang. Namun waktu Masi menunjukkan pukul 10 malam, Masi terlalu dini untuk di akhiri.
"Tidak masalah Jae, disinilah sebentar" Johnny menepuk pundak Jaehyun sebelum melangkahkan kakinya untuk pergi.
"Tuangkan wine nya lagi" tuan James mengangkat gelasnya ke atas agar diisi oleh seorang wanita yang berpakaian seksi.
Ia tersenyum miring saat melihat wajah gelisa milik Jaehyun. Biarkan malam ini menjadi malam yang bebas untuk tuan Jung di hadapannya ini. Ia tau bahwa pria bermarga Jung ini menikah dengan seorang pria. Oh ayolah banyak wanita berbuah dada besar di dunia tapi mengapa rekannya ini memilih pria.
Jangan tanya apa yang di pikirkan tuan James, karena pikiran ia sekarang hanya ingin membuat seorang Jung menyadari bahwa lebih nikmat seorang wanita daripada seorang pria.
.
.
.
Taeyong terbangun dari tidurnya, menatap jam dinding ya g bergantung di kamar putranya- Mark. Sudah jam 2 malam, tapi suaminya belum pulang. Taeyong bangkit dari tidurnya dan melangkahkan kakinya kearah ruang TV rumahnya, berharap Jaehyun sudah ada disana.
Namun harapannya nihil, Jaehyun belum pulang. Jarang sekali suaminya pulang jam segini, bukan jarang lagi, tapi hanya sekali dua kali, itupun jika Jaehyun pergi keluar kota dan memaksa untuk pulang.
Taeyong merogo saku celananya menekan na Jaehyun di layar ponselnya, ia mengigit jarinya, duduk di sofa ruang tv merasa cemas. Sekali, dua kali, bahkan ini sudah kesepuluh kali Taeyong mencoba menghubungi Jaehyun namun nomor suaminya tidak tersambung.
Harapannya adalah Johnny, ia harap Johnny mengangkat teleponnya. Dua kali panggilan akhirnya Jhonny mengangkat telponnya.
"Ada apa taeyong?" Suara Johnny disana terdengar lelah.
"Maaf juga John aku mengganggumu malam- malam begini" taeyong mengigit bibirnya. Merasa tak enak hati.
"Tidak masalah. Ada apa kau menghubungi ku?"
"Begini, Jaehyun belum pulang. Ini sudah sangat malam. Dia berpamitan pergi bersama mu" semoga saja Jaehyun bersama kami Johnny saat ini.
"Maaf Tae, tadi aku pulang terlebih dahulu. Haechan demam dan harus dibawah ke rumah sakit. Jadi aku meninggalkan Jaehyun sendirian bersama tuan James"

KAMU SEDANG MEMBACA
love and pain || JAEYONG
FanfictionSusah payah aku mengeringkan luka gores karena mu, namun dengan mudahnya kau menggoreskan luka lagi padaku ‼️MPREG ‼️JAEYONG ‼️BxB 📍jangan salah lapak ya sayang Note: murni dari pemikiran aku yg sempit