21. Mati lampu

3.2K 336 7
                                    

Untuk beberapa hari kedepan, Jeongwoo sepertinya akan absen dari kegiatan sekolah. Masih ingat masa hukuman Jeongwoo kemarin? Yaps, anak itu tidak pernah melakukannya sama sekali. Tidak menutup kemungkinan bahwa Park Jeongwoo akan dipanggil dua kali oleh kepala sekolah. Anak itu sekolah sesukanya. Masuk dan pulang sesuai kemauannya.

Seperti hari ini. Jeongwoo seharusnya menyetor tugas Bahasa Inggris berupa video. Namun apakah Jeongwoo mengumpulkannya? Tentu tidak. Anak itu mengerjakan tugasnya saja tidak.

"Wo kerjain ya. Kamu ga cape dipanggil kepsek terus? Aku hampir tiap minggu dapet laporan kamu buat ulah ya" omel Haruto sembari menyuapi Jeongwoo bubur.

"Ummm tapi males gimana. Kan kaki aku sakit" ujar Jeongwoo dengan rasa tidak bersalahnya

"Masih bisa duduk. Yang kerja mulut kamu" omel Haruto

Tolong sabarkan Haruto

"Ya kamu mau dipanggil lagi? Oke kalau kamu gamau ya aku gamasalah. Tapi kalau kamu dipanggil lagi, cari orang lain buat ngewakilin oke" ujar Haruto yang sudah lelah dengan sikap Jeongwoo

Selesai menyuapi Jeongwoo sarapan. Haruto langsung mengambil obat obatan yang harus Jeongwoo konsumsi. Dan seperti biasa, obat tersebut akan Haruto tumbuk lalu ia larutkan ke dalam air.

"Ayo minum obatnya" ucap Haruto

"Pait"

Tolong beri Haruto kesabaran penuh. Anak ini kenapa sih? Obatnya sudah ia larutkan dan ia tumbuk hingga hancur, lalu masih mengeluh? Oh Tuhan

"Minum Jeongwoo. Merem aja terus langsung minum" ucap Haruto

"Uwekk pait" rengek Jeongwoo

Setelah minum obat, Haruto harus menyiapkan air hangat untuk Jeongwoo mandi. Ah tidak. Maksudnya Jeongwoo tidak benar benar mandi. Haruto akan membasuh tubuh Jeongwoo dengan lap yang ia beri air hangat. Tidak mungkin kan Jeongwoo mandi dengan keadaan kaki dan tangan kanannya yang patah.

Melihat Haruto membawa baskom yang berisi air hangat, Jeongwoo dengan spontan membuka bajunya.

"Ngapain buka baju" teriak Haruto histeris

"Ya lo mau mandiin gue kaya gimana kalau ga gue buka? Oh lo terpukau ya sama coklat gue" goda Jeongwoo

Haruto mengabaikan ocehan Jeongwoo. Haruto mulai membasuh wajah Jeongwoo dengan air hangat. Lalu ia lanjutkan ke perut Jeongwoo. Ah jujur saja, Haruto deg deg'an karena ini pertama kalinya ia melihat dengan jelas badan kekar Jeongwoo. 

"Kenapa merem hmmm? Mana bisa bersih kalau lo merem" ledek Jeongwoo

"Diem" ucap Haruto

Dengan sedikit gemetar, Haruto membasuh perut Jeongwoo dengan pelan.

"Ahhh ru" desah Jeongwoo

" Ck diem Jeongwoo. Aku ga ngapa ngapain juga" kesal Haruto.

Jeongwoo tertawa. Ternyata seru juga ngerjain Haruto kaya gini.

Belum selesai membasuh badan Jeongwoo. Lampu tiba tiba mati. Padahal seingatnya listrik sudah ia bayar minggu lalu

"Wo ge..gelap" Haruto takut

Bahkan kegiatan membasuhnya terhenti dan Haruto memeluk erat lengan Jeongwoo. Haruto takut gelap sungguh.

"Ru aduh gue bingung gimana lagi. Lo bisa check ga" pinta Jeongwoo pada Haruto

"Ga..gamau. takut Jeongwoo" cicit Haruto

Jeongwoo terkekeh gemas. Kenapa Harutonya sangat menggemaskan? Ingin Jeongwoo hap sekarang rasanya, eh.

"Ya kaki gue patah ru, gimana caranya" ujar Jeongwoo

Jeongwoo akhirnya menghubungi Yedam tetangganya. Apakah mati lampu bersama atau listrik di rumahnya yang bermasalah.

Call on

"Woi dam listrik mati ya? Lu apain hah? Lu makan kabel perumahan ini ya"

"Bacot bener tu mulut. Mati bersama bego"

"Oke makasi dam bye"

Call off.

"Denger kan? Mati bersama. Yaudah lo lanjut aja" ucap Jeongwoo

Haruto justru semakin merapatkan dirinya pada lengan Jeongwoo. Jeongwoo yang lagi senderan jadi gemes banget liat Haruto nempel sama dia. Duh suasana kaya gini mendukung banget ga sih? Pikir Jeongwoo

"Ru lagian masih sore ini, kenapa takut" tanya Jeongwoo

"Diem. Aku takut"

Jeongwoo pengen makan Haruto deh kalau dia gemes gemes gini.

Fyi saja, kamar Jeongwoo tidak ada jendela. Jadi bayangkan saja seberapa gelap kamar Jeongwoo sekarang walaupun masih sore hari.

Haruto semakin merapatkan tubuhnya ke Jeongwoo. Bahkan handuk yang tadi ia bawa entah jatuh dimana. Lupakan saja dan anggap Jeongwoo sudah selesai mandi.

Tangan Jeongwoo meraih tangan manis Haruto untuk ia genggam. Ia bawa kepala Haruto untuk bersandar di dadanya. Ingat, Jeongwoo belum menggunakan bajunya.

Tangan Jeongwoo mengarahkan tangan Haruto untuk mengelus coklat yang ada di perutnya. "Keren ga ru? Gini gini gue suka gym loh" ucap Jeongwoo dengan sombong

Haruto langsung melepaskan tangannya

"Je.. Jeongwoo diem"

Haruto malu. Bentuk perut Jeongwoo bisa ia rasakan dengan jelas tanpa melihatnya.

"Lo mau nyoba ga" bisik Jeongwoo di telinga Haruto yang langsung membuat sang empu geli

Tidak melihat respon Haruto, Jeongwoo kemudian membawa tangan manis Haruto sedikit menuju ke bawah namun tidak mengenainya. Haruto yang sadar langsung menjauhkan tangannya

"Jeongwoo diem hikss aku lagi takut. To.. tolong jangan gitu hikss"

"Ah ru maaf ga sengaja. Iya iya cup cup cup maaf ya"

Oke sekarang giliran Jeongwoo panik karena tangis Haruto semakin kencang.






























Holaa 🦋❣️

Si Jeongwoo pinter ya nyari kesempatan di dalam kesempitan 🤭

Jika ada typo maafkan ya ❣️🦋🦋

SWEETIE MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang