4. Mabuk

8.4K 762 23
                                    

Setelah mengurus Jeongwoo, Haruto memutuskan untuk pulang karena kasian jika dirinya pulang larut malam dan Junghwan sendirian di rumah.

"Wawan kaka pulang"

Junghwan yang mendengar teriakan sang kakak buru buru untuk menghampiri Haruto lalu memeluknya

"Kangen kaka"

"Kaka juga. Ayo makan, tadi kebetulan di rumah majikan kakak ada sisa ayam goreng. Ayo makan" ajak Haruto

Junghwan yang mendengar kata ayam goreng langsung duduk dan menunggu Haruto menyiapkan lauk. Untunglah tante Rose memiliki lauk lebih. Jadi dirinya bisa makan enak hari ini dengan Junghwan.

"Tadi Paman kesini. Katanya kapan nginep" celetuk Junghwan dengan pipi mengembung

"Hmmm besok gimana? Kan minggu"

Junghwan mengangguk pertanda setuju. Sudah lama dirinya tidak menjahili kaka sepupunya Yoshi.

"Semoga besok gaada kelakuan aneh anak itu yang harus aku benahi"













Entah rindu atau bagaimana, Junghwan pagi pagi sudah berkaca dan bersiap siap untuk pergi ke rumah Yoshi. Ah rasanya lucu jika dirinya menjahili kakak sepupunya yang polos itu . Menyeret sang kakak untuk segera ke rumah Yoshi yang hanya berjarak 5 menit dari rumah mereka.

"Ka ociii" teriak Junghwan

Yoshi geleng geleng kepala. Junghwan mirip dengan Haruto 3 tahun lalu. Persis bahkan tak ad bedanya

"Kata wawan kamu dapet kerja? Kenapa kerja sih? Uang papa kurang ya"

"Ah engga kak. Haru cuma mau kerja aja. Mager juga kan di rumah terus gaada pergerakan" ucap Haruto dengan rasa tidak enak. Pasalnya keluarga Yoshi hampir membiayai hidup mereka selama ini

"Kerja apa btw ru"

Pertanyaan yang Haruto hindari. Apa yang harus ia jawab sekarang

"E baby sitter kak" ucap Haruto dengan ragu

"Wah kamu jaga anak kecil? Imut ga ru"

Haruto menggelengkan kepalanya. " Seumuran sama aku. Eits sebelum kaka nanya bakal aku jelasin. Ya awalnya Haru kira juga anak anak eh pas muncul kalah orang badan gede dengan tingkah mirip monyet lepas. Bikin perkara mulu ka, Haru sampe cape ladeninnya. Masa kemarin dia di panggil kepsek dan aku yang wakilin? Ih sebel Haru"

Yoshi tertawa gemas. Bagaimana Haruto bercerita dengan gemas mengingatkannya dengan sosok ibu Haruto yang persis seperti itu. Bercerita dengan perasaan gembira. Entah dimana sekarang, Yoshi berharap keluarga Haruto segera bertemu.

"Wawan main dulu ya kakak kakak bye" ucap bocah smp ini dan langsung berlari menuju ruang atas yang memang sengaja di desain untuk Junghwan dulu

Yoshi menepuk pundak Haruto. Yoshi paham adiknya ini belum siap untuk berdiri sendiri. Menanggung tanggung jawab sebesar ini di usia muda.

"Kamu kalau cape cerita sama kakak ya? Jangan di pendem sendiri terus" ucapnya sembari mengelus pelan rambut Haruto

"Haru cuma mau biasa mandiri kak. Haru pengen nanti wawan bisa beli apapun dan aku bisa beliin tanpa penolakan. Haru seneng banget bisa dirawat sama kakak dengan baik. Tapi Haru kangen mama kak" ucapnya sendu

Yoshi paham. Jika dirinya di posisi ini pun pasti akan melalukan hal yang sama

"Ka bentar ada telpon"

Call on

"Haruto, Jeongwoo mabuk di rumah sendirian. Saya ada di luar kota dan Jihoon sedang pergi dan Jihoon gabisa saya hubungi. Tolong liat kondisi anak saya ya"

Call off

"Kapan anak ini bisa diam sejenak sih " gumam Haruto

"Kenapa ru" tanya Yoshi yang melihat bagaimana perubahan wajah Haruto

Haruto menatap sendu Yoshi " Aku pergi dulu ka. Bayi gede itu buat ulah. Ah stress aku. Bye ka titip wawan"

Dengan rasa kesal dan marah. Haruto buru buru menuju rumah Jeongwoo sebelum anak itu menghancurkan rumah mewahnya. Jangan biarkan Jeongwoo melakukan tindakan aneh sebelum dirinya tiba.....

Ceklek

"PARK JEONGWOO NGAPAIN KAMU HEY" Teriak Haruto saat melihat bagaimana suasana ruang tamu hancur dengan Jeongwoo yang tergeletak di bawah sembari menggenggam minuman beralkohol.

"Haha hihi kamu hihi siapa"

Haruto menghela nafas. Kapan anak ini bisa bertingkah normal? Tidak heran jika orang tuanya menyerah mengurus anak ini

"Bangun ayo"

"Hihi kamu cantik hihi"

Kesabaran Haruto benar benar di uji anak ini. Masalah apa lagi yang membuat Jeongwoo mabuk seperti ini. Bahkan usia Jeongwoo belum legal untuk mabuk.

"Jeongwoo maaf tapi"

Plak

Satu pukulan mendarat di pipi Jeongwoo. Haruto benar benar bingung bagaimana cara mengatasi orang mabuk.

"Auwww sakit ru"

Sebentar

"Kamu ga mabuk" tanya Haruto

Jeongwoo berdiri lalu menebarkan senyum tak bersalah. "Hehe engga. Sengaja aja sih mancing lo buat kesini"

Tolong berikan Haruto kesabaran penuh sebelum benar benar menggantung Jeongwoo di pohon toge. Sengaja katanya? Tolonglah jarak rumahnya ke sini 2 jam dan Jeongwoo hanya bercanda ?

"Kamu ga lucu. Aku lagi main sama adik aku karena jarang bareng semenjak kerja dan kamu seenak jidat becanda kaya tadi? Kamu pikir jarak rumah aku kesini 5 menit? Aku butuh 2 jam kesini asal kamu tau. Huff aku gabisa marah sama kamu. Takut pekerjaan aku hilang. Sana mandi, biar aku bersihin ini semua"

Jeongwoo yang awalnya tertawa seketika merasa bersalah. " Maaf biar gue bantu "

"Mandi" bentak Haruto

Entah bagaimana ia harus menghadapi Jeongwoo yang sudah mengacaukan waktunya bersama sang adik. Entah bagaimana Haruto harus berekspektasi tentang perasaan khawatirnya sepanjang perjalanan menuju kesini. "Hikss mama Haru cape"




















Naaaa ayo Jeongwoo anak orang nangis 🤭

❣️🦋

SWEETIE MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang