Setelah kejadian Jihoon yang mengungkapkan rasa suka kemarin, Haruto merasa canggung walaupun hanya sekedar berbincang santai. Saat ini contohnya. Dirinya tengah membantu Jihoon memperbaiki lampu yang ada di lantai 2. Mumpung Jeongwoo tidur, ini kesempatan bagi Jihoon untuk mendekati Haruto.
"Ru siniin lampunya"
Haruto menyerahkan lampu lalu kembali memegang tangga agar Jihoon tidak jatuh. Setelah semua selesai, Haruto lanjut menyapu tentunya ditemani Jihoon yang matanya tak lepas dari Haruto
"Sempurna jadi istri gue" gumam Jihoon
Haruto sadar bahwa Jihoon terus memperhatikannya dari tadi. Haruto segera menyelesaikan tugasnya lalu turun ke bawah untuk menyiapkan Jeongwoo sarapan.
"Wo sarapan dulu"
Jeongwoo masih enggan melihat ke arah Haruto. Jeongwoo tadi ga sengaja ngeliat abangnya modus sama Haruto. Ini artinya Jihoon sedang mengibarkan bendera perang.
"Jeongwoo ayo sarapan"
Haruto menghela nafas pelan. Kenapa anak ini susah sekali disuruh sarapan? Giliran ga dibawain aja teriak teriak minta sarapan. Pas dibawain malah gamau makan.
"Gamau. Lo tadi mesra sama si wibu jelek itu. Kan lo baby sitter gue" ucap Jeongwoo persis seperti anak kecil
"Yaudah aku suapin gimana"
Jeongwoo langsung siap sedia duduk di samping Haruto.
"Aaaaaa"
Ini persis seperti mengurus bayi 5 tahun.
"Ru ayo gue mau nenen"
"No nenen hari ini. Aku mau anter ka Jihoon beli pager buat di balkon"
Jeongwoo lantas menatap tak suka ke arah Haruto. Apa apaan ini? Bisa bisanya wibu jelek bau bawang itu mencuri start terlebih dahulu
"Siapa ngasi lo ijin"
Jeongwoo tiba-tiba mengeluarkan aura dominannya yang berhasil membuat Haruto gugup.
"Ru ayo" ucap Jihoon yang tiba tiba muncul dari balik pintu. Senyum kemenangan ia perlihatkan pada adiknya yang sudah ia pastikan sedang menahan rasa cemburu.
"Jeongwoo maaf aku pergi dulu ya"
Jihoon mengacungkan jari jempol lalu ia turunkan. " Kalah lo"
Kali ini Jihoon membawa mobil karena ada beberapa barang yang harus ia beli. Tentunya dengan Haruto yang duduk disampingnya. Haruto itu ganteng dan cantik disaat yang bersamaan.
"Lo gamau jawab pernyataan gue kemarin" celetuk Jihoon untuk mencairkan suasana
Haruto enggan menjawab. Jika ia menjawabpun, tentu jawabannya akan tidak. Dirinya tidak mau kehilangan pekerjaan hanya karena berurusan dengan pemilik rumah. Walaupun pekerjaannya terbilang aneh, tapi Haruto menikmatinya.
"Gpp kalau lo gamau jawab, yang penting jangan ngehindar dari gue kaya tadi ya? Lo nolak gue pun gpp ru" ucap Jihoon yang jelas jelas bohong. Yakali dia gpp ditolak Haruto
Mereka sampai dan Jihoon langsung membeli pager dengan Haruto yang tetap ada di belakangnya. Haruto mengekori kemana Jihoon pergi.
Beres beli pager, mereka lanjut menuju mall untuk membeli meja. Ya meja ini buat keperluan kamar Jihoon sih. Walaupun ga perlu banget, ya dia iseng beli aja kan mumpung lagi keluar sama Haruto. Biar Jeongwoo kebakaran jenggot nunggu lama di rumah.
" Lo mau jajan ga ru" tanya Jihoon setelah mereka selesai membeli meja untuk kamar Jihoon
Haruto menggeleng pelan. Namun matanya tertuju pada es krim yang ada dihadapannya. Jihoon yang paham langsung menggandeng tangan Haruto untuk membeli es krim tersebut.
"Mau rasa apa" tanya Jihoon
"Eung? Vanilla boleh ga" tanya Haruto yang sialnya berhasil bikin jantung Jihoon jedag jedug ga karuan
"Boleh dong" ucap Jihoon sembari mengacak acak rambut halus Haruto
Selesai membeli es krim, mereka menikmati es krim di dalam mobil. Sudah tidak ada barang yang mereka beli jadi mereka putuskan untuk menikmati es krimnya di dalam mobil.
"Lo kaya anak kecil ya? Belepotan" ucap Jihoon yang memperhatikan cara makan Haruto persis seperti sepupunya.
Jihoon membersihkan area sudut bibir Haruto yang penuh dengan es krim. Haruto yang menerima perlakuan ini sontak berhenti menikmati es krimnya.
"Lo kenapa manis sih ru? Gemes pengen gue hap"
Jihoon tertawa melihat bagaimana ekspresi kaget Haruto yang sialnya bikin hati dia jedag jedug. Gimana ga jedag jedug? Makhluk manis dihadapannya sangat menggemaskan dan manis. Ah rasanya ingin Jihoon nikahin hari ini juga.
Sampai di rumah, Haruto langsung ditarik oleh Jeongwoo. Melihat tingkah aneh adiknya tentu ini adalah sebuah kemenangan bagi Jihoon.
"Lo tunggu sini ru jangan kemana mana"
Jeongwoo naik menuju lantai dua untuk menyusul Jihoon. Ia pastikan kakak jeleknya itu mendapatkan balasan kali ini. Enak aja ngambil hak miliknya.
"Woi Park Jihoon" teriak Jeongwoo
Jihoon yang hendak masuk kamar langsung berbalik arah menatap Jeongwoo. " Kenapa sih lo"
"Lo tanya kenapa? Apa maksud lo ngajak Haruto keluar hah"
"Ya kenapa? Dia kerja disini kan? Yaudah. Lagian dia bukan milik lo" ejek Jihoon
Jeongwoo meraih kerah baju kakaknya. Orang ini benar benar mengibarkan bendera perang
"Jangan pikir gue bodoh ya. Gue tau maksud jelek lo deketin Haruto. Gue kasi tau kalau dia punya gue"
Jihoon tertawa kencang. Apa katanya? Miliknya? Cuih
"Gausah mimpi. Selama dia bukan milik siapa siapa ya bakal gue rebut. Udah ah ganggu lo" ucap Jihoon yang hendak memasuki kamar namun dengan kurang ajar Jeongwoo memukul wajah Jihoon
"Wah bangsat ngajak duel lo hah"
Jeongwoo memukul Jihoon dengan membabi buta begitupun dengan Jihoon. Suara berisik mereka berhasil membuat atensi Haruto teralihkan. Haruto merasa ada yang tidak beres, segera naik ke lantai dua sebelum terjadi apa apa.
"Astaga Jeongwoo stop" teriak Haruto
Apakah mereka mendengarkan Haruto? Tentu tidak. Aksi gelut mereka masih terus berlanjut yang tanpa sadar ada Haruto di samping mereka.
Haruto berusaha melerai kedua Park bersaudara ini. Haruto masuk ke tengah mereka dan menjauhkan Jeongwoo dari Jihoon. Namun naasnya, Haruto terkena pukulan tak sengaja dari Jihoon.
"HARUTOOOO"
Ck dasar anak muda 🤭
❣️🦋
![](https://img.wattpad.com/cover/329411533-288-k92035.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETIE MAID
Novela Juvenilbagaimana jika seorang Haruto harus menjadi baby sitter anak bungsu keluarga Park? Big baby ganti nama Rawan 🔞🔞 Jeongharu BxB area Start : 18 Desember 2022 Finish :