Rumah

79 16 0
                                    

°~° HAPPY READING °~°
^•^

Akaashi berjalan ke luar rumah, di belakang rumah utama terdapat garasi mobil dimana tempat mereka meletakan mobil tersebut, Akaashi berniat mengambil kotak P3K yang berada didalam mobil.

Di dalam garasi setelah mengambil kotak P3K Akaashi menatap sekeliling garasi itu yang terdapat lemari kecil dengan banyak laci, 2 busur dan anak panah yang tergantung di dindin, beberapa tombak yang ada ujung ruangan dan beberapa miniatur-miniatur kecil yang terpajang di atas lemari.

Tidak ada hal yang istimewa hanya saja Akaashi senang melihat-lihat sekitarnya, setelah puas melihat-lihat Akaashi pun keluar dari garasi tersebut saat berada diluar Akaashi mencium adanya bau daging terbakar.

"Apa Osamu dan Oikawa masak daging ya?" Gumam Akaashi.

Tapi setelah dipikir-pikir, mereka tidak membawa daging sama sekali, mereka membawa beras, satu kardus mie instan, beberapa liter gula, garam, merica dan beberapa bahan dapur yang harusnya mereka berikan kepada warga sekitar namun sekarang bahan-bahan itu mereka pakai.

Mereka sama sekali tidak membawa daging dan tidak mungkin juga mereka membeli daging tersebut, mereka saja tidak tau letak pasar dimana.

"Apa mungkin tetangga sebelah ya?" Akaashi menoleh ke sampingnya namun tidak melihat apapun selain kabut yang menyelimuti tempat itu. Setelah Akaashi pikir-pikir, kenapa kabur ini tidak hilang-hilang ya?

Duk... Duk... Duk... Akaashi menyeritkan keningnya saat mendengar suara gedoran pintu yang berasal dari belakang rumah.

Karena penasaran Akaashi pun berjalan menuju belakang rumah, disana ia melihat sebuah pohon yang sangat besar dan dibawah pohon itu terdapat sebuah rumah kayu berukuran kecil, rumah itu tidak memiliki jendela ataupun ventilasi dan suara itu berasal dari rumah tersebut.

Karena penasaran Akaashi pun berjalan menuju belakang rumah, disana ia melihat sebuah pohon yang sangat besar dan dibawah pohon itu terdapat sebuah rumah kayu berukuran kecil, rumah itu tidak memiliki jendela ataupun ventilasi dan suara itu berasa...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akaashi berjalanlah mendekati rumah tersebut, ia melupakan larangan yang telah Rof katakan kemarin.

Begitu berada di depan pintu, Akaashi mendengar dengan sangat jelas suara yang sangat lirih. Suara yang merintih kesakitan. Akaashi menatap sekelilingnya dan mengetuk pelan pintu itu.

"Permisi, apa anda baik-baik saja?" Tanya Akaashi yang setelah itu terdengar suara langkah kaki yang diseret dari dalam rumah.

Terdengar juga suara yang sangat lirih. "Ada orang asing? Pergilah... Pergi... Sebelum kau berakhir seperti kami... Pergi sebelum bulan purnama." Suara itu sangat lemah.

Buak. Suara pukulan terdengar jelas dari dalam rumah, tak lama ada darah yang mengalir keluar disela-sela pintu. Akaashi yang melihat hal itu jelas terkejut.

Ia tidak langsung pergi, ia memutari rumah itu mencari sebuah lubang yang bisa digunakan untuk mengintip dan ketemu, sebuah lubang yang berukuran seperti uang koin itu terdapat di dinding kayu seolah-olah telah dimakan rayap.

Akaashi mengintip ke dalam. Disana ia melihat seseorang yang bertubuh sangat sangat besar tengah memakan sesuatu. Walaupun tidak terlihat jelas Akaashi tau apa yang dimakan oleh sosok itu, yang dimakan oleh sosok itu kemungkinan adalah manusia yang tadi memberitahunya.

Sosok itu menoleh kearah Akaashi, wajahnya berlumuran darah dengan gigi-gigi yang sangat runcing seperti hiu, tubuhnya sangat besar seperti raksasa dan ia terlihat tidak bisa berjalan. Leher, kedua tangan dan kakinya dirantai. Sosok itu melihat Akaashi tanpa ekspresi, Akaashi yang melihat hal tersebut jelas terkejut.

Ia bahkan sampai terjatuh kebelakang, setelah itu ia mendengar suara tubuh yang diseret-seret, kemungkinan itu adalah tubuh pria tersebut. Kaki Akaashi lemas, namun ia memaksakan diri untuk bangkit dan berlari ke rumah utama.

•⭐•

"Manusia? Manusia apa yang kau bicarakan?" Tanya Atsumu heran. Akaashi menyenderkan tubuhnya di pintu dan langsung terjatuh lemas.

Akaashi menarik nafasnya dan menceritakan semua yang terjadi padanya secara detail. Mereka semua jelas terkejut mendengar ucapan Akaashi.

"Sudah ku duga, ada yang tidak beres dengan tempat ini. Sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini." Kata Sakusa.

"Lagipula kenapa kau ketempat itu? Bukankah Rof sudah melarangnya." Celetuk Atsumu.

"Hey, Tsumu." Panggil Osamu. "Memangnya kau mau berlama-lama ditempat asing ini? Kau memangnya tidak mau pulang?" Entah kenapa Osamu jadi agak kesal dengan sikap Atsumu, terlihat dengan jelas jika kakak kembarnya itu tidak mempercayai keanehan yang terjadi disekitarnya.

Mungkin juga karena Atsumu tidak merasakan kejadian aneh tersebut. "Bukan begitu, hanya saja aku tidak terlalu mempercayai hal ini."

"Apa yang tidak kau percayai? Tempat ini aneh. Semalam aku melihat hantu bersama Hinata, lalu sekarang Akaashi melihat sosok aneh di rumah itu, kabut di tempat ini tidak pernah hilang dan kebencian terhadap Kageyama dan Sakusa ini sangat menimbulkan tanda tanya. Masih mau bilang semua ini tidak aneh?!" Kesal Osamu.

"Samu, kenapa kau marah-marah begitu?! Bisa saja kau, Hinata dan Akaashi hanya sedang berhalusinasi ditempat asing, tempat ini berada di dataran tinggi jadi wajar jika berkabut ditambah pula musim hujan. Lalu mungkin saja Kageyama dan Sakusa melakukan sesuatu yang salah makanya mereka tak suka." Balas Atsumu tak kalah kesal.

"Memangnya kesalahan apa yang mereka lakukan?! Ditempat seharusnya mereka bisa berbuat salah saja mereka tidak melakukan kesalahan apalagi disini."

Atsumu dan Osamu terus beradu argumen, entah kenapa Atsumu terus membela tempat aneh ini.

"Hey, apa yang kalian lakukan sekarang?!" Ucap Oikawa berusaha memisahkan mereka namun tidak berhasil.

Iwaizumi yang melihat hal itu pun menjadi kesal.

Pletak... Pletak... Jitakan mendarat di kepala mereka berdua yang langsung membuat mereka terdiam.

"Berhentilah bertengkar. Osamu, mungkin apa yang Atsumu ucapkan benar dan Atsumu kau belum pernah mengalami keanehan sekarang, tapi saat kau mengalaminya nanti sebaiknya kau berhati-hati." Ucap Iwaizumi.

Hinata, Kageyama dan Sakusa terdiam menatap si kembar. Bokuto sendiri sibuk menenangkan Akaashi. Oikawa, Bokuto dan Iwaizumi tidak mengalami keanehan apapun tapi mereka tidak memungkiri karena mereka berada ditempat asing yang bahkan tidak ada sinyal di tempat ini dan banyak keanehan tanpa mereka sadari.

^•^ BERSAMBUNG ^•^
Thanks For Reading 🤗
Don't Forget For Votmen 🥰

Cannibal Village {HAIKYUU}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang