°~° HAPPY READING °~°
^•^Pemilik buku itu adalah seseorang yang sangat penting bagi mereka bertiga. Dia adalah kakak sepupu Kageyama yang sangat dekat dengan Kageyama, sahabat Iwaizumi sejak kecil dan tunangan Oikawa yang seharusnya mereka akan menikah bulan depan.
Tapi suatu ketika 'dia' mendapatkan tugas untuk melakukan sebuah investigasi di sebuah desa terpencil, 'dia' bercerita tentang tugasnya dengan penuh semangat karena pada dasarnya 'dia' sangat menyukai traveling apalagi desa itu adalah sebuah desa yang katanya memiliki pemandangan yang sangat indah dan belum pernah 'dia' kunjungi.
Seharusnya itu adalah tugas solo yang harus 'dia' jalani tapi 'dia' mengajak salah satu temannya yang juga seorang wartawan agar ikut untuk menginvestigasi tempat tersebut. Mereka pun akhirnya berangkat ketempat tersebut dengan menaiki mobil.
Namun di tengah perjalanan mereka berdua dikejutkan dengan sebuah kabut yang cukup tebal dan seluruh kejadian selanjutnya persis seperti apa yang Iwaizumi dan teman-temannya alami.
Dalam buku tertulis kalau selama di tempat ini 'dia' sangat di sukai oleh warga-warga disini, tapi karena merasa ada yang janggal 'dia' memutuskan untuk mencari tau sesuatu dan yang ternyata desa bernama 'Rofagos' itu ada dua.
Yang pertama adalah desa Rofagos yang ternyata adalah desa terpencil dan desa yang seharusnya mereka selidiki dan yang kedua adalah desa Rofagos yang sedang mereka tempati.
Dan ternyata desa Rofagos yang mereka tempati sekarang adalah desa terkutuk dan tempat orang-orang saling memakan satu sama lainnya atau juga bisa dibilang sebagai desa kanibal.
Satu-satunya cara untuk keluar dari tempat ini adalah dengan menunggu malam bulan purnama yang dimana kabut di tempat ini akan menghilang dan mereka bisa melihat jalan keluar. Tapi dimalam bulan purnama juga ada sebuah ritual yang dimana seluruh warga disana harus mengorbankan seseorang.
Deg. Jantung mereka semua terasa berhenti berdetak ketika membaca cara untuk keluar dari tempat ini. Mereka mematung sesaat.
Jelas mereka terkejut, karena kemungkinan besar yang akan di korbankan adalah mereka, karena mereka adalah orang asing ditempat itu.
"Jangan-jangan alasan kematian mereka adalah karena..." Hinata menggantungkan ucapannya dan ia melihat wajah Oikawa, Iwaizumi dan Kageyama dengan hati-hati.
Ya alasan kedua wartawan itu menghilang adalah karena mereka dikorbankan pada saat malam bulan purnama itu. Sebenarnya ada kisah selanjutnya lagi dari buku tersebut tapi Sakusa tidak berani melanjutkannya karena ia juga harus menjaga perasaan ketiga pria yang ada hubungannya dengan pemilik buku ini.
"Sebaiknya kita semua membaca buku itu dan mengingat isi yang penting-penting berjaga-jaga takutnya ada seseorang yang menyadari semua ini dan merampas buku tersebut dari kita." Kata Atsumu yang disetujui oleh mereka semua.
"Karena Akaashi yang pertama kali menemukan buku ini, Akaashi lah orang pertama yang harus membacanya lebih dulu." Kata Osamu yang membuat Sakusa memberikan buku tersebut pada Akaashi.
Oikawa, Iwaizumi dan Kageyama bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mereka masing-masing.
"Biarkan saja." Kata Bokuto saat melihat Hinata ingin menyusul Kageyama.
"Mereka pasti butuh waktu untuk menenangkan diri apalagi mereka baru saja mendengar kabar tak enak." Sahut Akaashi.
"Aku tau kalau mereka bertiga masih berharap kalau 'dia' masih hidup. Aku sering melihat mereka berdoa dengan khusuk dan seperti memohon sesuatu yang sangat tulus." Celetuk Atsumu yang membuat Osamu mengangguk. Tapi setelah mendengar kabar ini mereka pasti merasa sangat sedih dan terpukul.
•⭐•
Setelah mengurung diri selama berjam-jam akhirnya pada pukul 9 malam Oikawa keluar dari kamarnya. Ia melihat si kembar Miya, Bokuto dan Akaashi masih berada di ruang tengah. Ketiga orang itu sudah tertidur kecuali Akaashi yang masih terbangun sambil menulis sesuatu di kertas.
"Kau mau kemana?" Tanya Akaashi ketika melihat Oikawa berjalan kearah dapur. Akaashi dapat melihat kedua mata Oikawa yang agak membengkak, sepertinya Oikawa menangis selama berjam-jam.
"Aku haus." Kata Oikawa dengan lesuh. Oikawa sepertinya tidak memperdulikan apapun lagi karena ia sedang terpukul. Masa bodo dengan segala gangguan yang ia terima.
Di bandingkan takut Oikawa sepertinya lebih ke membenci para sosok yang mengganggunya itu sekarang.
Di dapur Oikawa memilih untuk membuat coklat panas, yang terpenting sekarang adalah mereka harus keluar dari tempat ini dengan selamat.
"Tapi permasalahannya kapan bulan purnama akan tiba." Gumam Oikawa, percuma juga kalau mereka tidak tau kapan bulan purnama akan tiba.
"Sepertinya sekitar 3 atau 4 hari lagi." Sebuah suara lirih dan lemah terdengar ditelinga Oikawa yang membuat Oikawa terkejut.
Suara itu seperti berada di sampingnya, Oikawa melirik sekelilingnya lalu saat ia merunduk Oikawa melihat sosok anak kecil dengan kantung mata yang sangat hitam, leher dan kedua tangan yang ada goresan besar dan berdarah-darah. Oikawa terkejut dengan kehadiran sosok yang sedang melihat coklat panas buatannya itu.
Sosok anak kecil itu kemudian menoleh kearah Oikawa, Oikawa terdiam bingung. Gk mungkin karena membenci hantu Oikawa jadi bisa melihat hantu juga, pasti sosok ini yang menampakkan dirinya pada Oikawa.
Oikawa melirik kearah pintu gudang yang sedikit terbuka, Oikawa melihat ada wanita berwajah gosong tadi yang menatap kearahnya. Oikawa juga melihat sosok wanita itu.
Kemudian Oikawa menatap kearah belakang lemari yang katanya ada sosok pria berwajah hancur, tapi Oikawa tidak melihat apapun.
'Berarti mereka berdua yang menampakkan diri pada ku bukan aku yang bisa melihat mereka.'
Oikawa melihat sosok anak kecil itu kembali, sosok anak kecil itu menutup mulutnya dengan kedua tangan dan ia terlihat seperti panik dan gelisah seolah-olah sudah ketahuan.
Baru saja Oikawa membuka mulutnya sosok anak kecil itu sudah menghilang, Oikawa merasa kalau sosok anak kecil itu tidak jahat atau berniat untuk mengganggunya.
^•^ BERSAMBUNG ^•^
Thanks For Reading 🤗
Don't Forget For Vote And Coment 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Cannibal Village {HAIKYUU}
Mystery / ThrillerAwalnya ingin membantu orang-orang di desa terpencil, tapi malah terjebak di desa kanibal. Bagaimana kisah mereka? Akankah mereka berhasil keluar dari desa itu? "Aku mau pulang." -Hinata. "Kau tidak akan mendapatkan semuanya, sialan." -Kageyama. "Ak...