Perbedaan

83 20 0
                                    

°~° HAPPY READING °~°
^•^

"Kageyama tunggu, aku ikut." Kata Hinata saat Kageyama dan Osamu keluar kamar.

"Apa sih?! Dikamar aja sana." Kata Kageyama yang berjalan disamping Osamu.

"Gk, aku mau ikut." Celetuk Hinata keras kepala.

"Terserahlah, tapi jangan menoleh ke arah belakang lemari ya."

"Emangnya kenapa?" Tanya Hinata.

"Gk usah kau banyak tanya. Aku gk mau nanggung risiko kalau kalian melihat kebelakang lemari."

Osamu dan Hinata mengangguk saja. Kageyama awalnya melongok ke belakang lemari, ia hanya mengangguk saja setelah melihat sesuatu. Osamu dan Hinata jelas penasaran dengan apa yang di lihat Kageyama.

Begitu mereka berada di depan kamar tiga, saat Kageyama membuka pintu, Osamu dan Hinata tidak bisa menahan rasa penasarannya itu, mereka menoleh kebelakang dan melihat di ujung belakang lemari dekat pintu gudang terdapat seorang pria berkemeja putih dan celana putih berdiri disana sambil menyeringai dengan wajah hancur sepenuhnya.

Osamu dan Hinata jelas terkejut, mereka diam mematung. Kageyama yang merasa tidak ada pergerakan apapun di belakangnya segera menoleh kearah Osamu dan Hinata.

"Ku bilang juga apa?! jangan melihat tapi kalian malah melihat kebelakang juga. Batu emang kalian tuh." Omel Kageyama sembari menarik lengan Osamu dan membawanya masuk ke kamar tiga. Melihat Osamu yang berjalan lesuh menuju ranjangnya, Kageyama kembali menutup pintu kamar tiga.

Kageyama menarik tangan Hinata dan membawanya masuk ke kamar dua.

•⭐•

Keesokan harinya Osamu menceritakan kejadian yang dialaminya pada Iwaizumi dan Oikawa yang kebetulan Osamu meminta pada mereka untuk di temani masak.

Kompor disini juga tidak memakai gas atau listrik, tapi memakai kayu yang dimasukkan ke adalah kotak besi berukuran besar.

"Serius kau melihat sosok itu semalam?" Kata Oikawa terkejut.

"Benar, aku dan Hinata melihatnya dengan sangat jelas. Aku ingin cepat-cepat pulang." Kata Osamu.

Iwaizumi tidak berkomentar apapun, ia hanya menoleh sekelilingnya yang memang terlihat aneh. "Apa kita lapor saja pada pemilik rumah?" Kata Iwaizumi yang membuat Oikawa buru-buru melarangnya.

"Jangan, kita tidak boleh tinggal terlalu lama ditempat asing ini."

"Benar, tapi kenapa semalam Kageyama terlihat biasa saja ya saat melihat sosok menyeramkan itu." Osamu sedikit heran karena tidak melihat ekspresi ketakutan di wajah Kageyama semalam.

Oikawa mengibaskan tangannya. "Itu karena dia sudah biasa dan Tobio -chan adalah anak yang sedikit 'spesial'." Jawab Oikawa yang membuat Osamu paham dengan apa yang Oikawa maksud. Kalau tidak salah dulu juga Oikawa satu SMP dengan Kageyama. Walaupun mereka selalu bersaing tapi mereka sepertinya juga cukup dekat.

Iwaizumi keluar dari dapur dan menuju ke arah pintu depan saat mendengar suara berisik, jam baru menunjukkan pukul 6 pagi tapi sudah ada suara gaduh dari luar.

Namun saat dilihat ternyata ada Atsumu dan Hinata yang baru memasuki rumah. Mereka terlihat bercengkrama dengan santai dan sesekali bercanda.

"Habis darimana kalian? Tempat ini berkabut tapi kalian malah menghilang sejak pagi buta."

"Kami habis joging sebentar dan tidak terlalu jauh juga." Jawab Atsumu yang merasa agak bersalah karena keluar tanpa izin.

"Joging? Di tempat berkabut begini? Kalau kalian ke sasar dan gk bisa pulang bagaimana? Ini tempat asing kalian gk boleh seenaknya begitu." Omel Iwaizumi.

"Maaf kan kami Iwaizumi -san. Tapi orang-orang disini sangat ramah dan kami menyukainya jadi yaa begitu, kami juga tidak terlalu jauh." Kata Hinata.

"Ramah?" Celetuk Sakusa yang juga baru datang bersama Kageyama.

"Hah? Sakusa dan Kageyama juga?"

"Asal kalian tau ya, orang-orang yang ada disini tuh sama sekali gk ada yang ramah." Sakusa terlihat sangat kesal. "Mereka semua menatap aku dan Kageyama seolah-olah kami itu hama, bahkan ada yang melotot sambil menunjuk kami atau meludah ketanah." Sakusa langsung menerobos masuk rumah.

Iwaizumi tentu saja bingung, mereka satu kelompok tapi kenapa perlakuan yang didapatkan berbeda, sudah begitu Iwaizumi yakin kalau Sakusa dan Kageyama tidak mungkin melakukan sesuatu yang aneh, tapi kenapa?

"Apa benar Tobio?" Tanya Atsumu penasaran.

Kageyama mengangguk. Ia menunjuk kearah wajahnya yang terdapat goresan kecil. "Bahkan aku dilempar batu oleh sekelompok anak-anak kecil. Rasanya tidak mungkin mereka tidak sengaja, karena mereka melempari aku batu berkali-kali."

"Ehh? Kau tidak apa-apa Kageyama?" Tanya Hinata khawatir. Kageyama menggelengkan kepalanya, selain wajahnya tidak ada luka lagi ditubuh Kageyama.

Bokuto dan Akaashi yang berada diruang tamu terkejut karena melihat wajah kesal Sakusa.

"Kau kenapa Sakusa?" Tanya Bokuto.

"Mereka mendapatkan perlakuan tidak adil dari warga." Celetuk Hinata yang memasuki rumah bersama Kageyama.

"Kageyama wajah mu terluka." Kata Akaashi yang melihat wajah Kageyama mengeluarkan darah. "Biar aku obati, aku mau mengambil kotak P3K yang ada di mobil dulu." Kata Akaashi yang langsung ke luar rumah untuk mengambil kotak P3K.

Kageyama memutuskan untuk duduk disofa bersama Sakusa dan Hinata serta Atsumu. Iwaizumi memilih untuk kembali ke dapur.

"Apa yang kalian lakukan sampai-sampai para penduduk membenci kalian?" Tanya Atsumu penasaran. Masa gk salah apa-apa tapi dibenci?

"Memangnya apa yang ingin aku lakukan ditempat seperti ini?! Aku benar-benar kesal."

Wajar saja jika Sakusa kesal, tapi Atsumu justru bingung saat melihat wajah Kageyama yang biasa saja seolah-olah hal ini memang seharusnya terjadi. Justru Kageyama terlihat sibuk menyeka darahnya yang tidak berhenti-henti.

"Oy, Kageyama kau tidak memiliki penyakit Hemofilia kan?" Tanya Bokuto yang terlihat khawatir.

"Aku tidak memiliki penyakit apapun, aku juga heran kenapa darahnya tidak berhenti." Kata Kageyama yang terus menutup lukanya agar darah tersebut berhenti mengalir.

BRAK. Akaashi datang dengan kotak P3K ditangannya, pintu rumah itu ditutup dengan kasar yang tentu membuat orang-orang disana terkejut. Bahkan Oikawa, Osamu dan Iwaizumi sampai keluar dari dapur hanya untuk melihat apa yang terjadi.

"Kenapa kau?" Tanya Oikawa saat melihat Akaashi dengan wajah pucat dan nafas tersengal-sengal menunjuk kearah luar.

"Di rumah itu, ada orang." Kata Akaashi.

^•^ BERSAMBUNG ^•^
Thanks For Reading 🤗
Don't Forget For Votmen 🥰

Cannibal Village {HAIKYUU}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang