Kageyama Sakit?

75 15 0
                                    

°~° HAPPY READING °~°
^•^

"Eh kalian kenapa lari-lari begitu?" Tanya Oikawa yang baru saja keluar dari kamarnya. Oikawa jelas terkejut melihat kelima orang itu berwajah pucat.

Bahkan Sakusa yang terkenal pemberani dan sarkas itu juga berwajah pucat.

"Sepertinya ada yang tidak beres dengan tempat ini." Kata Atsumu ketakutan.

"Kan sudah ku bilang, batu sekali sih." Celetuk Osamu.

Oikawa yang masih bingung berniat untuk bertanya lagi namun tiba-tiba saja kamar di pintu dua terbuka dan memperlihatkan Hinata yang panik dan juga khawatir.

"Kageyama, tubuhnya panas sekali." Kata Hinata yang membuat mereka terkejut.

"Perasaan tadi anak itu baik-baik saja?" Kata Bokuto bingung.

"Memangnya penyakit kalau datang pakai permisi." Celetuk Sakusa yang ada benarnya juga. Mereka semua penasaran dengan kondisi Kageyama akhirnya memutuskan untuk memasuki kamar dua.

Oikawa meletakan tangannya di kening Kageyama dan memang benar jika kepalanya panas sekali, tapi tangan dan kakinya sangat dingin seperti es. Tubuh Kageyama sangat pucat dan matanya sayu dengan tatapan mata kosong.

"Aku tidak tau dimana ada dokter disini." Kata Oikawa.

"Aku akan mengambil air untuk mengompres dulu." Kata Atsumu, namun baru saja pria itu berjalan satu langkah. Ia terdiam.

Kalau mau ambil air harus ke dapur dulu, disamping dapur ada gudang itu. Tadi cuma suaranya saja, kalau tiba-tiba mereka ditampakkan bagaimana? Takut juga mereka.

"Kenapa?" Tanya Oikawa yang merasa bingung dengan wajah pucat mereka berlima.

Hinata juga tidak berani ke dapur sendiri setelah melihat sosok itu, kalau Hinata ditampakkan lagi bagaimana? Sosok yang kemarin saja masih terbayang-bayang.

Kageyama menatap mereka. "Kalian tidur saja." Ucapnya. Suara Kageyama agak berbeda dan hal itu sebenarnya membuat Hinata sedikit aneh.

Duh, mereka semua jadi tidak enak dengan Kageyama. Akaashi menoleh dan menatap kotak P3K yang ada di nakas samping ranjang Kageyama.

Kalau tidak salah ada plester kompres demam disana, setidaknya itu bisa menahan demam Kageyama hingga pagi. Akaashi mencari plester itu di kotak P3K dan ia bersyukur karena bisa menemukannya. Ia pun memakaikan plester itu di kening Kageyama.

"Ini akan bertahan sampai besok." Kata Akaashi, setidaknya kalau pagi mereka masih beranilah ke dapur.

"Ya sudah, sekarang kalian kembali ke kamar kalian." Kata Oikawa. Bokuto dan si kembar Miya terdiam di tempat. Kan kamar tiga berhadapan dengan dapur dan gudang itu, takut juga mereka ke kamarnya.

Oikawa juga bingung, Oikawa melarang orang-orang untuk tidur satu ranjang sama Kageyama Karena takut tertular, kalau tidur sama Sakusa mana mau anak itu, bisa-bisa ngamuk dia.

"Ah, terserahlah. Kalian tidur aja di kamar satu tapi di lantai." Kata Oikawa pada akhirnya.

Lebih baik mereka tidur dilantai daripada harus tidur penuh ketakutan. Akhirnya Osamu, Atsumu, Bokuto, Akaashi dan Hinata pindah ke kamar 1. Oikawa memilih untuk menetap di kamar 2.

•⭐•

Hujan yang turun dengan lebat membuat Oikawa terbangun dari tidurnya, ia terdiam dan merasa seluruh tubuhnya sakit. Mungkin karena dirinya tidur di lantai dengan alas selimut.

Srekk... Srekk... Oikawa terdiam ketika mendengar sesuatu yang diseret. Setiap kamar selalu terdapat jendela yang akan menampilkan pemandangan di luar.

Karena penasaran Oikawa bangun dari tidurnya dan berjalan menuju jendela, sebelum mengintip ia mengambil selimut yang tadi digunakan untuk tidur itu dan meletakkannya di ranjang Kageyama dengan asal.

Oikawa hanya membuka sedikit kordennya, ia melihat Rof yang tengah menyeret seseorang yang berlumuran darah itu kearah belakang rumah.

Mungkin karena merasa ada yang melihat, Rof menoleh. Oikawa yang peka pun buru-buru menutup korden dan melompat ke ranjang Sakusa. Oikawa dan Sakusa saling berhadapan.

Oikawa merasa ada sesuatu yang mengintip lewat ventilasi udara yang berada di atas jendela. Oikawa hanya terdiam dan berharap sosok yang mengintip itu segera pergi.

"Mungkin hanya firasat ku saja." Gumam Rof yang membuat Oikawa terkejut. Oikawa pun samar-samar mendengar suara langkah kaki yang menjauh dari rumah utama.

"Apa yang kau lihat?" Bisik Sakusa yang ternyata terbangun dari tidurnya.

Oikawa tidak menjawab, ia meletakan jari telunjuknya di depan bibir dan berbisik. "Besok aja." Setelah itu Oikawa pun memejamkan kedua matanya begitu juga dengan Sakusa yang meletakan guling di tengah-tengah mereka dan berbalik memunggungi Oikawa.

Oikawa tidak bisa tidur, tiba-tiba ia memikirkan Iwaizumi yang tidak terlihat sejak tengah hari tadi. Iwaizumi memang izin keluar sih tadi, tapi setelah itu sosoknya tidak pernah terlihat lagi atau Oikawa yang mengabaikannya. Eh, tapi itu gk mungkin.

Seolah baru teringat sesuatu Oikawa bangkit dari tidurnya, ia keluar kamar kedua dan buru-buru ke kamar satu yang dimana dikamar tersebut adalah kamar Iwaizumi. Ia melihat ke ranjang Iwaizumi dan pria itu ada disana sedang tertidur di atas kasur.

Seketika Oikawa menghela nafas lega, Oikawa pun menutup pintu itu perlahan dan kembali ke kamar dua. Tapi secara sadar Oikawa mengetahui ada sesuatu yang sedang mengintainya dari balik pintu masuk.

^•^ BERSAMBUNG ^•^
Thanks For Reading 🤗
Don't Forget For Vote And Coment 🥰

Cannibal Village {HAIKYUU}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang