Pulang

87 15 0
                                    

°~° HAPPY READING °~°
^•^

"SIALAN!! SUDAH TIDAK ADA WAKTU LAGI!!" Jerit pria itu yang membuat Hinata dan Kageyama yang masih ada disana terkejut. "Korbankan yang tersisa."

Pria itu menunjuk kearah Kageyama. "Dia anak yang istimewa, jadi tidak masalah walaupun aku juga menginginkan anak kembar itu." Pria itu menampilkan senyum smirknya.

Kageyama tertawa kecil. 'Tolong bantu aku.'

Saat pria itu ingin berjalan dengan membawa katana besar, langkahnya mendadak terhenti karena ada sesuatu yang menahannya. "APA?!" Pria itu menoleh kebelakang, "Tangkap mereka!!" Tapi tak ada sahutan apapun dari orang-orang itu.

"Ini kesempatan kita." Kata Hinata.

'Terimakasih.'

"Cepat pergi, kami tidak bisa menahannya terlalu lama." Suara itu terdengar sangat lirih dan lembut di telinga Kageyama dan Hinata.

"Kau tidak akan mendapatkan semuanya, sialan." Kageyama tersenyum miring.

Kageyama mengangguk. Mereka berdua mengambil ancang-ancang dan berlari melompat.

Srekkk... Bruk...

"Akh.." Kageyama meringis sakit ketika sebuah ranting menusuk matanya. "Ranting sialan!"

"Kageyama!! Mata mu?!!" Ucap Oikawa terkejut melihat sebuah ranting menancap dimata Kageyama.

Drap... Drap... Suara kumpulan orang-orang yang berlari sontak membuat mereka tersentak. Kageyama memegang ranting itu dan menariknya. Ia meringis sakit.

"Tak perlu dipedulikan, ayo pergi. Ini kesempatan terakhir kita." Kata Kageyama yang langsung berlari memasuki mobil. Bokuto membantu Iwaizumi untuk membopong Oikawa dan membawanya masuk kedalam.

Oikawa dan Iwaizumi terkejut melihat mayat-mayat yang berhamburan disekitar mobil mereka.

"Tak usah dipedulikan." Kata Akaashi yang langsung duduk di kursi kemudi.

Sakusa dan si kembar berada di kursi paling belakang, kondisi Osamu memang cukup parah. Iwaizumi dan Oikawa berada di kursi kedua. Hinata dan Kageyama berada di kursi ketiga sisanya ada di kursi kemudi.

Mobil ini semakin berat tapi tidak ada pilihan lain. Akaashi langsung menarik pedal gas mobil.

"Tolong tunjukkan jalannya." Kata Kageyama pada sosok anak kecil yang masih mengikutinya.

"Eh? Tobio, mata mu?!" Atsumu menutup mulutnya terkejut. Luka di mata Kageyama bisa saja membuat Kageyama menjadi buta.

Kageyama tidak menjawab, ia berusaha fokus mengarahkan jalan pada Akaashi. Mereka semua tidak bisa melihat sosok itu, karena itu hanya Kageyama yang bisa menunjukkan jalannya.

"Kageyama!! Kau mimisan." Kata Bokuto terkejut. Kageyama mengelap darah tersebut dengan tangannya. Ia terlalu banyak membuang energi disana jadi wajar jika energinya berkurang sekarang.

Tapi Kageyama harus memaksakan diri, ini kesempatan terakhir mereka. Apalagi para warga itu mengejar mereka.

Ckitt... Akaashi mengerem mendadak ketika ada sosok Rof yang berdiri di depan gerbang keluar desa. Sosok Rof terlihat sangat marah.

"AKU LAPAR!!" Teriak Rof penuh amarah yang sontak membuat mereka menjadi sesak. Aura negatifnya menguar dengan kuat.

"Jangan pedulikan, tabrak aja." Kata Sakusa yang menyuruh Akaashi untuk menerobos Rof. Di belakang mereka para warga teru menembakkan anak panah dan tombak. Akaashi memejamkan kedua matanya dan langsung menarik pedal gas itu.

Ekor ular menghantam tubuh Rof membuat Rof terpental cukup jauh dan saat itu juga Akaashi langsung menerobos keluar desa.

Kageyama masih terus mengarahkan jalan pada Akaashi yang langsung di ikuti oleh Akaashi. Akaashi mengendarai mobil dengan kecepatan penuh.

"Aku hanya bisa menunjukkan sampai sini, kalian sudah keluar dari desa itu." Kata sosok anak kecil itu yang membuat mereka semua bernafas lega.

"Terimakasih." Ucap Kageyama sebelum akhirnya ia menutup mata, ia sangat lelah. Hal yang terakhir yang Kageyama lihat adalah sisik naga.

Kageyama samar-samar ingat kalau itu adalah penjaga milik seseorang.

"Samu!!" Jerit Atsumu ketika Osamu juga memejamkan matanya.

"Kageyama!!" Hinata mengguncang tubuh Kageyama sembari menangis. Tubuh Kageyama sangat dingin seolah-olah ia sudah...

Hinata menggelengkan kepalanya kuat-kuat, menepis pikiran negatif yang ada di kepalanya.

"AKAASHI!!" Bokuto menjerit ketika sosok wanita yang pernah dilihat Kageyama tiba-tiba muncul di hadapannya. Akaashi yang terkejut langsung membanting stir ke kiri, dimana sebelah kiri itu terdapat jurang.

BRAK...

"Tidak akan ku biarkan berakhir seperti ini... Aku harus memakan anak kembar dan anak spesial itu." Geram Rof penuh amarah.

Seorang pria bersujud dihadapan Rof. "Maaf, saya minta maaf." Pria itu terlihat gemetar ketakutan. "Akan saya pastikan untuk mendapatkan mereka semua."

Rof tidak menjawab ia hanya terdiam sembari menatap pria itu penuh amarah. Rof, iblis yang haus darah yang bekerjasama dengan Jack sang pembunuh yang ingin hidup abadi dan berjaya.

"Harus aku dapatkan." Gumam Rof.

^•^ END ^•^

Horee udah tamat 😁
Tapi tenang masih ada lanjutannya kok gaess...

Cannibal Village {HAIKYUU}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang