Buku Biru

64 16 0
                                    

°~° HAPPY READING °~°
^•^

Setelah menceritakan hal tersebut kepada teman-temannya mereka pun semakin yakin kalau mereka memang harus meninggalkan tempat ini secepatnya.

"Besok pagi kita harus pergi dari tempat ini." Kata Bokuto dengan sangat yakin. Kageyama yang awalnya juga ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini mendadak terdiam.

"Kenapa kau seperti tidak ingin pergi dari tempat ini Kageyama?" Tanya Akaashi yang menyadari arti dari raut wajah Kageyama.

"Tidak aku juga ingin pergi, hanya saja sepertinya aku harus menyelidiki sesuatu."

"Apa yang ingin kau selidiki? Udah lah kita pergi aja." Celetuk Atsumu.

"Tapi apa kau yakin kita bisa pergi semudah itu? Kau lihat sendiri jika tempat ini dikelilingi oleh kabut-kabut tebal." Celetuk Oikawa.

Setelah teringat sesuatu tiba-tiba Hinata bangkit dari duduknya dan berjalan kearah lemari besar yang ada di ruang tengah itu. Hinata terlihat tengah mencari sesuatu yang membuat teman-temannya penasaran.

Sakusa berjalan menghampiri Hinata berniat untuk membantu Hinata. "Apa yang kau cari?"

"Buku bersampul biru." Jawab Hinata tanpa mengalihkan pandangannya.

Bokuto menyeritkan keningnya heran. "Kenapa kau mencari buku bersampul biru?"

Hinata pun berhenti mencari, ia menatap teman-temannya dengan serius. "Sebenarnya tadi aku bermimpi...." Ia menceritakan semua mimpi yang dialaminya itu kepada teman-temannya.

Kageyama menyeritkan keningnya."Buku bersampul biru?" Gumam Kageyama, sepertinya Kageyama pernah melihat buku biru itu tapi dimana ya?

"Kalau itu buku penting harusnya tidak disimpan sembarangan kan?" Kata Osamu.

Mereka semua saling bertatapan, kalau tebakan mereka benar berarti buku itu berada, "Di gudang."

"Tapi siapa yang mau masuk ke gudang?" Kata Oikawa, mana mau Oikawa ke gudang sendirian. Mereka semua langsung menatap kearah Kageyama.

"Aku gk mau sendiri, disana terlalu ramai." Tolak Kageyama. Siapapun tidak ingin sendiri.

"Aku temani." Celetuk Sakusa dan Akaashi bersamaan.

"Wah kalian berani sekali." Kata Bokuto dengan kagum. Akaashi hanya menghela nafas.

"Bukan begitu Bokuto -san, pilihan kita hanya dua. Mati sekarang karena takut atau mati nanti karena akan terjadi sesuatu."

"Tapi kalau kita mendapatkan buku itu masih ada kemungkinan kita akan selamat." Sambung Sakusa yang ada benarnya. "Lagipula kalau aku dibenci oleh warga-warga disini berarti ada sesuatu dari dalam diriku yang tidak mereka sukai kan? Sama seperti Kageyama." Sakusa menatap Kageyama yang ditatap pun hanya mengangguk.

Jelas Kageyama tau apa yang membuat warga-warga itu membenci Sakusa. Sakusa memiliki 'sesuatu' yang tidak bisa disentuh oleh sembarang orang, mungkin karena itu juga Sakusa tidak pernah ditampakkan oleh sosok-sosok yang ada disini seperti teman-temannya yang lain.

•⭐•

Walaupun jarum jam menunjukan pukul 9 pagi tapi tetap saja suasana yang berkabut membuat matahari tidak menampakkan sinarnya dengan cerah. Kageyama, Sakusa dan Akaashi bersiap untuk memasuki gudang tersebut, karena minimnya pencahayaan teman-temannya yang tidak ikut memilih untuk berkumpul di depan pintu gudang membantu menyoroti mereka bertiga dengan senter yang berada di ponsel mereka.

Baru saja Kageyama menginjakkan kaki di gudang itu, sosok yang mengerikan sudah menyambut mereka. Sejujurnya Kageyama tidak menyukai ini, tapi mau bagaimana lagi bakat spesial ini tidak bisa dihilangkan oleh Kageyama. Akaashi dan Sakusa pun merasakan aura yang sangat tidak enak.

"Ayo kita cari buku itu dengan cepat." Kata Sakusa. Gudang ini tidak luas, paling juga cuma 8x8 meter jadi harusnya tidak butuh waktu lama untuk menemukan buku itu.

Berbeda dengan ketiga orang yang sibuk mencari buku itu, Bokuto, Oikawa, Atsumu, Osamu, Hinata dan Iwaizumi mematung dengan wajah pucat ketika melihat sosok wanita berambut panjang, berkuku panjang dengan mulut terbuka dan menjulurkan lidahnya yang panjang hingga menyentuh lantai itu. Wajah sosok wanita itu gosong dengan pakaian gaun putih menatap Sakusa dan Kageyama dengan tatapan benci.

Sosok wanita itu sepertinya sangat membenci mereka berdua, mungkin alasannya karena Kageyama memiliki kemampuan spesial dan Sakusa yang di jaga oleh sesuatu.

Wanita itu tidak melakukan apapun dan hanya menatap mereka dengan tatapan benci saja.

"Ketemu." Kata Akaashi sembari mengangkat sesuatu seperti buku diary berwarna biru itu dengan dengan tinggi. Kageyama terdiam melihat buku itu, seperti kenal dengan buku itu.

Krak. Begitu ingin berjalan keluar tanpa sengaja Akaashi menginjak sesuatu. Akaashi menoleh kebawah dan melihat kalau Akaashi menginjak sebuah tulang.

Sudah jelas kalau itu bukan tulang hewan, selama disini mereka tidak pernah melihat hewan apapun disini. Karena sudah ketemu Akaashi tidak ingin berlama-lama di gudang itu segera keluar, begitu juga dengan Kageyama dan Sakusa.

Kageyama segera mengambil sapu dan mengganjal pintu itu dengan sapu agar tidak mudah terbuka.

"Coba aku lihat bukunya." Kata Oikawa ketika mereka sudah berada diruang tengah. Akaashi pun tanpa ragu memberikan buku itu pada Oikawa.

"Bagaimana bisa dia mendatangi mimpi mu? Seperti apa wajahnya?" Tanya Kageyama penasaran. Pasalnya jarang sekali ada hantu yang mau membantu manusia, biasanya hantu itu membantu manusia karena ingin mendapatkan imbalan tertentu.

"Aku juga tidak begitu tau, tapi wajahnya mirip sekali dengan mu Kageyama." Jelas Hinata yang membuat Kageyama, Oikawa dan Iwaizumi terkejut.

Oikawa buru-buru membuka buku itu dan yang pertama kali Oikawa lihat adalah nama pemilik buku, alamat pemilik buku, nomor ponsel pemilik buku dan tulisan sang pemilik buku yang sangat mereka bertiga kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oikawa buru-buru membuka buku itu dan yang pertama kali Oikawa lihat adalah nama pemilik buku, alamat pemilik buku, nomor ponsel pemilik buku dan tulisan sang pemilik buku yang sangat mereka bertiga kenal.

"Eh?"

Akaashi, Bokuto, Sakusa, Atsumu, Osamu dan Hinata sangat terkejut ketika Oikawa, Kageyama dan Iwaizumi menangis setelah melihat isi buku tersebut.

Oikawa menutup mulut menahan isakan yang keluar dari mulutnya, ingin sekali Oikawa berteriak. Kageyama sendiri mengepalkan kedua tangannya dan mengigit bibirnya menahan jeritan amarah. Iwaizumi sendiri membiarkan air matanya mengalir sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Atsumu mengguncang tubuh Kageyama dan meminta penjelasan. "Sebenarnya siapa pemilik buku ini?! Apa kalian mengetahui sesuatu?!"

"Dia..."

°~° BERSAMBUNG °~°
Thanks For Reading 🤗
Don't Forget For Vote And Coment 🥰

Cannibal Village {HAIKYUU}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang