Semoga cerita ini tidak mangkrak ya..
Happy Reading!
"Tolong bantu kakak Diandra, tolong menikahlah dengan mas David." pinta Dira memelas. Ia sudah terlalu lelah menghadapi semua masalah dalam pernikahannya. Lima tahun membina rumah tangga namun hingga sekarang ia belum berhasil memberikan keturunan untuk suaminya.
"Tapi kak__" Diandra ingin menolak namun tatapan sendu sang kakak menghentikannya.
"Kakak mohon." Ucap Dira lirih membuat Diandra menatap ke arah kedua orang tuanya.
"Kamu harus setuju, nak. Orang tua David sudah memberi peringatan, jika kakakmu tidak memberi keluarga mereka keturunan maka mereka akan mencabut semua investasi di perusahaan kita dan memaksa kakakmu untuk bercerai." ucap papa Bayu, tentu saja ia akan melakukan apapun agar keuangannya stabil. Termasuk mengorbankan putri bungsunya.
"Kamu mau kan, nak?" tanya mama Desi membujuk.
Diandra terdiam lalu menatap kakak perempuannya itu. "Tapi bagaimana jika kak David tidak setuju?" tanya Diandra cemas.
Dira segera menggeleng. "Tenang saja. Mas David sudah setuju. Kami hanya memerlukan persetujuanmu." ucap Dira meyakinkan. Ia memang sudah membicarakan ini pada suaminya tadi malam. Meski memerlukan usaha yang cukup keras namun akhirnya pria itu setuju untuk menikah lagi.
"Tapi__"
"Ini demi keluarga kita, Diandra. Mama tidak mau tahu, kamu harus mau menikah dengan David." tegas mama Desi membuat Diandra menghela napas lalu mengangguk pelan.
Dira tersenyum lebar lalu segera memeluk sang adik. Sekarang ia bisa tenang. Tugas melahirkan anak sudah ada di tangan Diandra, kini ia hanya perlu menunggu anak itu lahir dan mengambilnya. Hak untuk menjadi seorang istri dan ibu akan berada di tangannya.
Mama Desi dan papa Bayu juga ikut senang. Akhirnya kecemasan yang melanda mereka belakangan ini bisa diatasi.
"Sekarang kembalilah ke kamarmu dan istirahat. Untuk pernikahanmu biar kami yang urus." ucap mama Desi membuat Diandra mengangguk lalu berdiri dan melangkah ke kamarnya.
Setelah kepergian Diandra, Dira langsung menatap orang tuanya lalu mengangguk. "Semuanya teratasi dengan baik mah, pah." ucap Dira penuh kelegaan.
"Belum Dira, justru kita dihadapkan dengan kecemasan lain." ucap mama Desi membuat Dira mengernyit.
"Kecemasan apa, mah?" tanya Dira bingung.
"Bagaimana jika David justru jatuh cinta dengan Diandra?" ucap mama Desi membuat Dira terkekeh lucu.
"Itu tidak mungkin, mah." ucap Dira membuat mama Desi menggeleng.
"Kenapa tidak? Akan ada anak diantara mereka." ucap mama Desi membuat Dira menghela napas.
"Mama pikir kenapa mas David masih mempertahankan pernikahan kami walau belum dikarunia seorang anak?" tanya Dira membuat Desi diam. "Itu karena mas David mencintaiku, mah. Sangat." lanjut Dira penuh keyakinan.
"Semoga begitu." ucap mama Desi membuat Dira mengangguk.
"Tadi malam mas David juga tidak langsung setuju, mah. Aku harus membujuknya agar mau menikah dengan Diandra. Mas David sangat takut kami dipaksa bercerai hingga bersedia menikahi Diandra." ucap Dira dengan senyum angkuh.
Mama Desi perlahan tersenyum."Baguslah. Mama hanya tidak ingin sumber uang kita pergi."
Dira mengangguk mengiyakan. "Mama tenang saja, benar kan pah?" tanya Dira meminta persetujuan papanya.
Papa Bayu meletakkan gelas kopi di tangannya lalu mengangguk. "Putri kita begitu cantik, David tidak akan berani berpaling."
Dira langsung menampilkan senyum kemenangan saat mendengar perkataan papanya. Walau bagaimanapun juga ia tidak akan kalah dari siapapun.
Sedang di dalam kamar, Diandra sedang menatap sebuah foto. Foto anak laki-laki dengan seragam abu-abu. Itu adalah foto Raffi, mantan pacar Diandra saat SMA.
Diandra tersenyum sinis lalu menyalakan api dan membakar foto itu hingga menjadi abu. Foto itu hangus seperti perasaannya dulu saat melihat Raffi, cinta pertamanya selingkuh dengan kakaknya sendiri.
Diandra bahkan memergoki keduanya bercinta di gudang sekolah. Tanpa memperdulikan perasaannya, kedua orang yang sangat ia sayangi itu tega berkhianat. Bahkan setelah ketahuan mereka berdua sama sekali tidak merasa bersalah.
Diandra menutup matanya lalu mengepalkan tangannya. Ini adalah waktu yang tepat untuk membalas dendam. Dulu kakaknya mengambil kekasihnya dan sekarang__ Diandra yang akan mengambil suami kakaknya itu.
Kejahatan yang keluarganya lakukan terhadap dirinya akan Diandra balas berkali-kali lipat. Dan untuk melakukan semua itu Diandra perlu dukungan dari David dan keluarga Atmajaya. Untungnya, Diandra tidak harus berjuang keras untuk itu karena kesempatannya datang sendiri.
Diandra tersenyum manis lalu berbaring. 'Selamat datang di neraka, kakak'. batin Diandra lalu menutup matanya.
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra : The Real Pelakor
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Luka yang diberikan oleh orang tua serta pengkhianatan yang dilakukan saudarinya di masa lalu membuat Diandra bertekad untuk menghancurkan keluarganya dan merebut suami sang kakak. Mereka pikir akan memanfaatkan dirinya...