Happy Reading!
"Diandra belum bangun ya? Ck! Dasar anak itu. Bi, tolong bangunkan adikku dan minta ia untuk sarapan."ucap Dira. Saat ini ia dan suaminya sedang sarapan tapi Diandra belum muncul juga. Padahal Dira ingin membuat adik bodohnya itu cemburu hingga merasa kesal seperti tadi malam.
Senyum Dira kembali mengembang saat membayangkan jika Diandra mungkin menunggu David ke kamarnya tadi malam.
'Benar-benar kasihan.' batin Dira mengejek.
"Baik, nyonya."sahut bi Parni. Wanita paruh baya itu segera melangkah.
"Tidak perlu."cegah David. Lagipula Diandra pasti belum bangun mengingat aktivitas panas yang mereka lakukan hingga menjelang pagi.
"Tapi, mas. Diandra adalah istrimu juga. Mana boleh seperti itu. Apalagi kakiku juga sakit, Diandra harusnya mengurus mu menggantikanku."ucap Dira lembut.
David hanya terus makan. Jujur saja, dia merasa ingin segera selesai lalu pergi ke kantor.
"Setelah ini minum obatmu dan kembali ke kamar."ucap David dan segera menghabiskan segelas teh.
"Iya, mas. Mas tidak perlu mencemaskanku dan bekerja lah dengan baik."sahut Dira membuat David segera berdiri.
"Minta bibi untuk mengantarmu ke kamar."ucap David lalu mengambil tas kerjanya.
"Mas melupakan ciuman untuk ku."ucap Dira saat David ingin meninggalkan ruang makan.
"Apa?"kaget David. Dia tidak pernah memberikan ciuman apapun pada Dira selama ini. Baik saat dia pergi atau pulang kerja.
Dira tersenyum manis. Ia meminta ciuman karena melihat Diandra yang baru saja keluar dari kamar.
"Biasanya kan mas juga melakukan ini. Masa lupa?"rajuk Dira membuat David menghela napas lalu bergerak mengecup kening wanita itu. Dia malas berdebat dan ingin segera pergi.
"Selamat bekerja, suami."ucap Dira riang.
"Hm"
"Diandra, tolong antar mas David ke depan. Aku tidak bisa melakukannya meski sudah mendapat ciuman."ucap Dira membuat Diandra terbatuk. Ia hampir tertawa tapi menutupinya dengan batuk yang dibuat-buat.
"Baiklah, kak."ucap Diandra lalu melangkah mengiringi langkah suaminya.
Sedang Dira hanya tertawa. Diandra selalu tidak bisa berkutik dihadapannya. Lagipula bocah kemarin sore mana bisa bersaing dengan seorang Dira Setiawan.
David berjalan pelan agar Diandra bisa melangkah di sisinya.
"Mas tidak pernah mencium Dira sebelum bekerja."ucap David. Entah kenapa dia ingin menjelaskannya.
Diandra hanya mengangguk. Tentu saja ia tahu. David adalah suami yang sangat setia, tapi romantis? jelas tidak. Bahkan Diandra tahu hubungan pasangan suami istri itu benar-benar datar. Karena itu Dira selalu memintanya membuat kue agar bisa mendapat sedikit perhatian dari suaminya.
Menurut Dira, ia sangat dicintai oleh suaminya karena David setia. Padahal menurut Diandra itu bisa saja karena David memang tidak mencintai siapapun dan memilih untuk menetap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra : The Real Pelakor
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Luka yang diberikan oleh orang tua serta pengkhianatan yang dilakukan saudarinya di masa lalu membuat Diandra bertekad untuk menghancurkan keluarganya dan merebut suami sang kakak. Mereka pikir akan memanfaatkan dirinya...