Happy Reading!
Diandra semakin meracau tidak jelas akibat hujaman keras yang diberikan oleh pria di atasnya. Bahkan setelah dua jam bercinta, tusukan itu sama sekali tidak melemah. Justru semakin kuat dan menggebu seolah benda besar dan panjang itu sama sekali tidak merasa lelah.
"Nikmat sekali."gumam David lalu melihat ke bawah, di mana senjatanya keluar masuk dengan cepat. Sungguh, ini adalah percintaan ternikmat yang pernah David rasakan. Senjatanya benar-benar dimanjakan dengan baik di dalam sana.
"Kak David!"jerit Diandra kencang saat tubuhnya bergetar dan kembali mencapai pelepasan.
Jeritan Diandra dibalas tusukan kencang oleh David. Hujaman pinggangnya semakin membabi buta membuat Diandra yang baru saja mencapai puncak dibuat menjerit sejadi-jadinya. Miliknya masih sensetif tapi malah ditusuk dengan keras dan kencang.
"Ampun kak hh" teriak Diandra kencang. Sungguh ini sangat menyiksa. Bahkan kini tubuhnya sudah kembali mengejang. Senjata besar dan panjang David benar-benar menghantam titik terdalam tubuh Diandra.
Sedang David langsung menggeram dan menusuk semakin kencang. Miliknya berkedut dan kembali membesar, siap untuk menembakkan cairan cintanya lagi.
Diandra hanya bisa mendesah kencang dengan mata terpejam. Kedua tangannya meremas sprei dengan kuat. Hujaman kencang pada tubuh bawahnya benar-benar membuat badan kecilnya bergerak heboh. Diandra belum pernah merasakan hal luar biasa seperti ini dalam hidupnya. Ini benar-benar nikmat dan memabukkan.
"Aku ingin keluar hh" ucap David lalu menaikkan kedua kaki Diandra ke pundak kokohnya kemudian menghujam semakin kencang. Hentakannya benar-benar seperti orang yang kesetanan.
Diandra menjerit kencang disetiap tusukan yang ia rasakan hingga beberapa detik kemudian gelombang pelepasan kembali datang.
"Ini sangat cepattt.."jerit Diandra lalu beberapa detik kemudian pinggangnya ditarik turun dengan kasar dan disambut hentakan kuat dari bawah.
Hujaman kuat terakhir itu sukses membuat Diandra dan David mendesah bersamaan dengan tubuh yang bergetar. Napas keduanya terdengar sangat berat dan jangan lupakan penyatuan mereka yang kini benar-benar basah bahkan sampai membanjiri tempat tidur.
David menjatuhkan dirinya di atas tubuh Diandra. Dia membungkam bibir istri mudanya itu dengan ciuman penuh nafsu.
Setelah beberapa saat bertarung lidah. David bangun lalu duduk menyandar di kepala tempat tidur.
"Kemarilah, sayang."pinta David sembari menepuk pahanya.
Diandra hanya diam sambil mengatur napasnya.
"Tapi, kak__"
"Cepat, Diandra!"titah David tak sabaran membuat Diandra mau tak mau memaksa tubuh lelahnya bangun dan menaiki paha pria itu.
David mengusap punggung mulus istrinya lalu kembali mencium bibir mungil itu. Satu tangannya mulai mengarahkan senjatanya untuk memasuki liang hangat Diandra lagi.
Jleb
Dalam sekali hentakan, senjata besarnya kembali mengisi lorong hangat Diandra dan setelah itu desahan dan kecipak percintaan kembali memenuhi kamar hotel yang mereka tempati.
Lima jam setelah bercinta, David hanya duduk dan memandangi tubuh polos Diandra yang kini dipenuhi oleh tanda-tanda kemerahan akibat perbuatannya. Gadis itu sepertinya sangat kelelahan sampai tertidur sepulas itu.
David menghela napas lalu meremas rambutnya. Rasa bersalah mulai muncul saat melihat keadaan Diandra, David merasa seperti pria yang berkhianat tapi anehnya dia tidak menyesal. Apalagi saat melihat warna merah yang menempel di atas sprei, David malah merasa bangga. Karena dirinya adalah yang pertama bagi Diandra.
"Apa yang harus aku lakukan?"gumam David. Dia tak begitu peduli pada respon Dira, apalagi memang wanita itu yang memintanya untuk menikah agar bisa memiliki seorang anak. Tapi ini tentang Diandra yang dia gempur begitu saja. David takut Diandra akan marah meski tadi saat mereka melakukannya wanita itu tidak memberikan respon penolakan. Atau mungkin Diandra sudah menolak tapi dia yang tidak sadar dan memaksa wanita itu.
David yakin tadi, dia melakukannya karena pengaruh obat. Entahlah, gairahnya sangat menggebu-gebu hingga otaknya tak bisa berpikir lagi.
Disaat seperti ini David malah mengingat Abi. Pasti asistennya itu yang meletakkan sesuatu di kopi yang tadi dia minum. Dan biang kerok aslinya sudah pasti adalah keluarganya.
"Ck! Sial."maki David lalu menoleh pada ponselnya yang berdering.
Nama mama mertuanya tertera sebagai si penelpon.
David mengatur napas lalu turun dari tempat tidur kemudian melilit handuk pada tubuhnya.
"Hallo, mah."
"David, istrimu kecelakaan. Dira sekarang ada di rumah sakit."
David melotot."Kecelakaan?"
"Iya. Cepatlah pulang! Dira terus mencari dirimu."
"Baiklah."
Tutt
David melirik Diandra yang masih tidur lalu bergegas memasuki kamar mandi. Mungkin dia harus kembali lebih dulu dan meninggalkan Diandra pulang bersama Abi.
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/331047430-288-k970105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra : The Real Pelakor
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Luka yang diberikan oleh orang tua serta pengkhianatan yang dilakukan saudarinya di masa lalu membuat Diandra bertekad untuk menghancurkan keluarganya dan merebut suami sang kakak. Mereka pikir akan memanfaatkan dirinya...