Happy Reading!
David bergegas kembali ke hotel setelah menyelesaikan urusan pembelian tanah. Dia segera membuka pintu dan hanya diam saat melihat Diandra tengah melamun di atas tempat tidur. Tatapan gadis itu benar-benar kosong.
"Diandra."panggil David membuat yang dipanggil langsung tersentak.
"Kak David sudah pulang?"tanya Diandra pelan.
David mengangguk lalu melangkah menuju sofa."Kemarilah! Kakak ingin bicara."
"Bicapa apa?"tanya Diandra namun ia menurut dan segera beranjak dari tempat tidur menuju sofa.
"Tentang tadi malam, sebenarnya apa yang terjadi hingga kamu bisa bermimpi buruk seperti itu?"tanya David to the point.
Diandra melotot lalu menggeleng pelan."Itu hanya mimpi, kak. Tidak perlu dipikirkan."
"Tapi sepertinya, itu bukan hanya mimpi."ucap David menatap istri keduanya itu.
"Tidak, kak. Dan tolong lupakan saja. Aku memang biasa seperti itu jika merasa lelah. Maaf mengganggu tidur kakak tadi malam."ucap Diandra lalu segera beranjak pergi seolah tak ingin ditanya lebih banyak.
David hanya mengernyit lalu berdiri."Baiklah. Kakak akan keluar sebentar, kamu istirahatlah!"ucap David lalu meninggalkan kamar itu. Jika Diandra tidak mau mengatakannya, maka asistennya pasti sudah memiliki jawaban.
"Bagaimana?"tanya David saat tiba di cafe hotel. Dia sengaja meminta Abi, sang asisten untuk menunggu dan bicara di bawah.
"Begini, pak. Dulu gudang rumah keluarga Setiawan pernah kebakaran. Saat itu bu Dira dan bu Diandra masih sangat kecil, keduanya terjebak dalam kebakaran itu. Namun pak Bayu hanya datang menyelamatkan bu Dira dan mengabaikan bu Diandra."jelas Abi membuat David terhenyak.
"Lalu siapa yang menyelamatkan Diandra?"
"Pekerja di rumah. Mereka terlambat melakukannya karena mengira bu Diandra juga sudah diselamatkan mengingat pada saat pak Bayu menggendong bu Dira keluar, api gudang belum menyala begitu parah."
David mengusap wajahnya. Benar-benar tak percaya dengan apa yang dia dengar. Jika benar begitu, maka papa mertuanya memang sengaja tidak ingin menyelamatkan putrinya sendiri.
"Saat diselamatkan pekerja, bu Diandra sudah pingsan namun untungnya tidak ada luka bakar. Sepertinya yang maha kuasa masih menjaga bu Diandra dari kebakaran itu. Namun setelah kejadian itu, bu Diandra sempat koma di rumah sakit selama beberapa minggu dan hanya dijaga oleh pelayan saja."lanjut Abi mengatakan semua yang dia tahu. Sungguh saat mencari tahu ini, dia sampai merinding. Bagaimana ada keluarga yang sejahat itu.
David semakin terkejut. Ternyata benar-benar ada ketimpangan besar antara Dira dan Diandra.
"Lalu apa kamu tahu apa penyebab kebakaran itu?"tanya David.
Abi mengangguk."Dari konfirmasi keluarga setiawan, kebakaran itu disebabkan oleh bu Diandra yang sedang membakar mainannya di dalam gudang. Tapi seorang pelayan yang tidak mau disebut namanya pernah membantah, karena saat itu bu Diandra lebih kecil dari bu Dira. Namun apa yang pelayan itu katakan langsung dibantah lagi oleh keluarga Setiawan. Sangat jelas jika pak Bayu hanya ingin memojokkan putrinya yang pada saat itu masih koma di rumah sakit."jelas Abi panjang lebar.
David menghela napas. Ternyata ada kejadian seperti ini. Pantas saja tadi malam, Diandra terlihat sangat ketakutan.
Di sisi lain, Dira baru saja keluar dari rumah keluarga Atmajaya. Ia kembali diusir namun itu tidak lebih mengagetkan dari pada kabar yang baru saja ia terima.
Diandra dan Suaminya kini tengah berada di Paris. Kota romantis impian Dira. Bahkan setelah lima tahun menikah ia tak pernah diajak ke sana. Tapi Diandra? Gadis itu bisa terbang ke sana bersama David setelah menikah.
"Hiks mas David."isak Dira. Ia melangkah lemah menuju mobilnya.
Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana ia bisa kecolongan? Dan apa itu alasan sang suami tidak bisa dihubungi sampai sekarang.
Dira terjatuh tepat di samping mobilnya. Bayangan bahwa suami dan adiknya sedang memadu kasih di Paris, membuat dada Dira sesak bukan main.
"Diandra sialan. Aku pasti akan membunuhmu."ucap Dira dipenuhi kebencian.
Kembali ke Paris, David yang baru saja bicara dengan asistennya bergegas kembali ke kamar. Namun seperti ada yang salah pada tubuhnya. Saat bicara dengan Abi, tubuhnya masih normal tapi kenapa sekarang terasa sangat panas.
David membuka pintu kamar lalu menutupnya dengan napas memburu. Sepertinya dia harus mandi dan menenangkan diri namun tatapannya tak sengaja mengarah pada tubuh Diandra yang sedang berbaring di atas tempat tidur.
Diandra adalah istriku juga, batin David lalu melangkah mendekat. Paha mulus Diandra terlihat sangat jelas membuat David menelan ludahnya kasar.
Napas David semakin memburu saat posisi tidur Diandra yang awalnya menyamping menjadi telentang. Kedua lengannya terangkat ke atas hingga menampakkan ketiaknya yang bersih tanpa bulu. Leher gadis itu juga nampak sangat menggoda. Belum lagi dress longgar yang Diandra kenakan membuat satu asetnya terlihat meski tidak semua. Turun lagi ke bawah, terlihatlah dua kaki Diandra dengan paha mulusnya terbuka cukup lebar.
"Sial."maki David lalu segera melepas kemeja yang dia kenakan lalu langsung naik dan menindih tubuh istri keduanya itu.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra : The Real Pelakor
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Luka yang diberikan oleh orang tua serta pengkhianatan yang dilakukan saudarinya di masa lalu membuat Diandra bertekad untuk menghancurkan keluarganya dan merebut suami sang kakak. Mereka pikir akan memanfaatkan dirinya...