Part 20

58K 3.5K 152
                                    

Happy Reading!

David mengusap wajahnya kasar. Jika perkataan Dira, dia bisa saja tidak percaya. Tapi ini bi Parni, wanita paruh baya itu sudah bekerja lama dengannya. David bahkan lebih dulu mengenal bi Parni dibanding Dira, dan wanita paruh baya itu tidak pernah melakukan kesalahan.

Sedari tadi, Dira terus mendesaknya untuk menjatuhkan talak pada Diandra. Namun meski begitu, David tetap harus memikirkannya. Dia tidak bisa bertindak gegabah. Tapi jika memang Diandra berniat mencelakai Dira, maka David juga tidak akan membiarkan istri keduanya itu lolos begitu saja.

Sekarang David sudah berdiri di depan pintu kamar Diandra, lalu tanpa mengetuk, dia langsung membuka pintu itu.

Ceklek

"shh"

"Diandra."kaget David lalu segera menutup pintu.

"Mas."kaget Diandra lalu membuang kapas yang berlumuran darah itu ke samping meja.

David segera mendekati Diandra yang duduk di kursi.

"Apa yang terjadi?"tanya David lalu melotot saat melihat banyak goresan di kaki istri keduanya itu.

"Aku jatuh aw.."rintih Diandra saat David mengambil alih dan membantu membalut luka di kakinya.

"Jatuh di mana?"tanya David lagi tapi Diandra hanya diam.

David menghela napas kasar lalu membalut luka di kaki istrinya itu dengan hati-hati.

"Sakit, mas."rintih Diandra dan David tahu itu tidak bohong. Dengan goresan dan darah sebanyak itu, rasanya pasti benar-benar perih dan sakit.

"Sebaiknya kita ke rumah sakit."ucap David dan bersiap menggendong, tapi Diandra malah menolak.

"Mas, aku tidak ingin membuat keributan di rumah ini setelah yang terjadi tadi sore."ucap Diandra membuat David mendengus.

"Keributan? Jadi jika mas tidak datang ke sini tadi, kamu akan membalut lukanya sendirian? Bagaimana jika kamu kehabisan darah?"ucap David dengan nada tinggi.

Diandra hanya diam membuat David semakin kesal.

"Jadi kamu hanya akan diam?"tanya David membuat Diandra menghela napas.

"Lalu ku harus mengatakan apa?"tanya Diandra balik.

David berdecak."Ceritakan kenapa kamu terluka."

"Apa mas akan percaya?"tanya Diandra membuat David terhenyak.

"Mas akan mencobanya."ucap David membuat Diandra tersenyum kecut.

"Kalau begitu, aku tidak akan katakan apapun. Mas bisa pikirkan apapun tentang kejadian tadi sore."ucap Diandra lalu perlahan berdiri lalu dengan langkah tertatih membersihkan tisu berlumur darah yang ada di lantai. Ia juga merapikan kotak obat yang ada di atas meja.

David hanya melihat hal itu. Kenapa Diandra tidak seperti Dira. Wanita itu menjerit dan membuat heboh seisi rumah hanya karena terkena sop panas yang tidak seberapa. Tapi Diandra, wanita itu hanya diam di kamar dan mengobati lukanya tanpa ingin diketahui oleh siapapun.

Diandra : The Real PelakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang