Part 27

44.8K 3.2K 149
                                    

Happy Reading!

David terkejut karena Daniel tiba-tiba saja ada di rumahnya. Selama lima tahun tinggal di sini, baru pertama kali nya sepupunya itu datang. Dan itupun pagi-pagi sekali tanpa memberi kabar lebih dulu.

"Aku sedang lari pagi saat Diandra menelpon. Katanya mau dibelikan bubur ayam."ucap Daniel membuat David melirik bungkusan yang ada di tangan sepupunya itu.

"Baiklah. Berikan bubur ayamnya!"titah David dengan nada sedikit kesal.

"Tidak. Diandra bilang akan keluar dan mengambil nya sendiri."sahut Daniel lalu menyembunyikan plastik yang dia pegang ke belakang tubuhnya.

David mengeram marah. Harusnya jika Diandra ingin sesuatu, wanita itu bisa memberitahunya. Tidak perlu menghubungi pria lain untuk memenuhi keinginan anak mereka.

"Kak Daniel."

David mendengus saat mendengar suara Diandra. Wanita itu mendekat dan masih memakai baju tidur.

"Bubur ayam nya."ucap Daniel lalu menyerahkan plastik berisi bubur ayam.

Diandra menerimanya dengan senyum lebar."Terima kasih, kak Daniel."

"Sama-sama. Jika perlu sesuatu, jangan sungkan untuk memberitahu. Bahkan jika itu tengah malam sekalipun."ucap Daniel lalu mengulurkan tangannya untuk mengacak rambut Diandra namun buru-buru ditangkap oleh David.

"Mau apa?"tanya David marah.

Daniel hanya menghela napas lalu menarik tangannya."Kakak pergi dulu."ucap Daniel berpamitan pada Diandra.

"Iya, kak. Sekali lagi terima kasih ya."ucap Diandra dengan lambaian tangan dan senyum yang manis.

"Tidak perlu sungkan."balas Daniel dengan senyum manis membuat Diandra terkekeh.

"Hati-hati."pesan Diandra.

"Iya, cantik eh maksudnya Diandra."

"Tunggu!"cegah David membuat langkah Daniel yang akan pergi langsung terhenti.

"Apa lagi?"tanya Daniel kesal.

"Kalian harus mengganti panggilan satu sama lain. Sayang, dia adalah Daniel, sepupu mas. Harusnya kamu tidak memanggil kakak karena dia adik iparmu. Dan kamu juga, Daniel. Diandra adalah istri kakak. Panggil ia kakak ipar, dan bukan hanya nama apalagi dengan sebutan cantik meskipun istri kakak ini memang cantik."tegur David. Kenapa semua orang malah memanggil istrinya dengan nama seolah sangat akrab.

"Baiklah,"ucap Daniel lalu melirik ke arah Diandra."Hari ini aku akan memanggil kakak ipar, besok aku bisa saja memanggil sayang."lanjut Daniel dengan seringai manis nya kemudian segera berlari menjauh.

"Bocah bodoh,"maki David dan segera mengejar sepupunya itu."Berhenti di sana!"teriak David kesal.

Sedang Diandra hanya diam dan segera berbalik membawa bubur ayam nya masuk ke dalam rumah. Ia akan makan di kamar dan mengunci pintunya.

Tepat jam tujuh pagi, David dan Dira sedang sarapan di ruang makan. Namun Diandra tidak terlihat batang hidungnya.

"Aku rasa Diandra belum memaafkan ku, mas. Ia masih marah karena itu tidak mau sarapan bersama di sini."ucap Dira dengan wajah sedih sedang David hanya acuh dan terus makan.

Diandra : The Real PelakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang