HAPPY READING!!***
"Mamiiiiihh."
"Loh Acel, kok kamu belom tidur?"
"Mami kemana aja sih belakangan ini sibuk banget." Ashel masuk ke dalam pelukan Anin.
"Maaf ya sayang. Mami lagi sering meeting sama klien untuk acara bulan depan."
"Acara apa sih mih?"
"Acara besar, cel"
"Hufftt, Ashel kan kangen mami." Ashel mempoutkan bibirnya. Dan Anin makin mengeratkan pelukannya dan mencium kening putrinya itu.
Tentu saja Anin juga rindu putrinya, karena sudah seminggu ini ia selalu menghabiskan waktunya di butik dan kantor kliennya untuk membahas event mereka bulan depan. Bahkan ia sering pulang dari kantor hingga pukul 1 malam. Tapi tidak untuk malam ini, Anin pulang jam 11 malam yang dimana Ashel belum tidur dan memutuskan menemui Anin ketika mendengar deru mobil Anin memasuki pekarangan rumah.
"Gih sana tidur, besok kamu masih harus sekolah." Anin mengelus pucuk kepala anaknya.
"Jangan terlalu capek kerja ya mih. Ashel gamau mamih sakit lagi."
Anin tersenyum, "Iya sayang mami janji. Gih sana kamu tidur." Anin tahu betul kalau putrinya itu sudah mengantuk.
"Langsung istirahat ya mih. Good night!" Ashel lalu mencium kedua pipi Anin.
"Good night sayang."
Ashel pun kembali ke kamarnya untuk tidur karena dirinya yang memang sudah ngantuk berat.
$$$
"Shel, lo jadi nunggu kak Chika latihan?" Callie bertanya pada Ashel yang sedang membereskan buku-bukunya.
"Jadi, yuk ke lapangan." Ashel keluar dengan menggendong tasnya. Fiony dan Callie pun mengikutinya.
Ya, memang setiap pulang sekolah tim basket akan melakukan latihan karena hari sparing sudah tinggal besok, jadi hari ini adalah latihan terakhir mereka.
Ashel dkk sudah berada di lapangan dan menghampiri Dey yang duduk dengan banyak barang-barang di bangku.
"Hai kak Dey." Ashel mengagetkan Dey yang lagi serius memainkan ponselnya.
Dey menoleh, "Oh hey, sini duduk."
Tak lama Chika dkk pun datang yang sudah memakai baju latihan. Chika menghampiri Ashel yang sedang mengobrol dengan Fiony dan Callie.
"Hey.. Yuk pulang." Ajak Chika yang berpikir Ashel menunggunya. Karena memang dari kemarin Chika terus mengantar Ashel pulang, meski beberapa kali ia kena hukum.
Ashel menatap Chika, "Gamau."
"Gamau gue anter? Lo dijemput?" Ashel menggeleng.
"Terus?"
"Gue mau liat dan nunggu lo latihan." Chika mengangkat salah satu alisnya, ia heran kenapa tiba-tiba Ashel ingin menunggunya.
"Kenapa? Ga boleh?"
"Boleh, tapi ya kenap-"
"Udah deh jangan banyak tanya." Chika menghela nafas, lalu tersenyum tipis. Ia kemudian ke lapangan untuk pemanasan dengan yang lainnya dan mulai latihan setelah pelatih datang.
"Zeeee!! Semangattt!" Teriak Fiony dibangku penonton.
"Fioo jangan teriak teriak." Kesal Callie.
"Kalo ga teriak ga bakal kedengeran."
Ashel hanya tersenyum dengan kelakuan kedua temannya itu.
"Gue yakin, selama ini lo pasti sadar dengan perlakuan Chika ke lo." Ashel yang mendengar itu menoleh dan menatap Dey yang masih fokus melihat anggota basket latihan.
"Chika bukan tipe orang yang gampang peduli dan deket sama orang, apalagi suka." Dey melanjutkan kalimatnya.
"Mak-sud lo apa kak?" Ashel sedikit terbata mencerna perkataan Dey.
Dey menoleh dan membalas tatapan Ashel. "Gue harap lo ga akan ngecewain dia. Dan kalo itu terjadi, jangan harap lo bisa ketemu dia lagi." Dey berujar serius tapi setelah itu ia tersenyum dan kembali melihat ke lapangan.
Ashel diam masih mencerna ucapan Dey. Apa maksud Dey mengatakan hal itu? Apa Dey baru saja mengatakan secara tidak langsung kalau Chika menyukainya? Lalu apa tadi, Dey mengancamnya?
...
Setelah latihan berakhir, seperti biasa, Chika mengantar Ashel pulang. Tapi entah mengapa Ashel tiba-tiba kepikiran lagi dengan ucapan Dey tadi. Ia masih mencari tau maksud perkataan Dey.
"Shel, lo kenapa?" Chika melirik Ashel yang menunduk seperti banyak yang dipikirkan. Chika sesekali meliriknya.
"Shel, lo sakit?" Chika khawatir dengan Ashel yang terlihat seperti orang tidak enak badan. Wajah Ashel terlihat pucat.
"Engga kok kak gue gapapa. Oh iya, kemarin-kemarin kenapa lo masih mau nganter gue pulang padahal lo ada latihan?" Ashel mengalihkan pembicaraan.
"Ya gapapa, lagi pula latihannya masih lama jadi masih ada waktu buat nganter lo."
"Gue udah tau."
Chika melirik Ashel, "Tau apa?"
"Lo sering kena hukum gara-gara nganter gue. Sorry." Ashel menunduk.
"Apaan sih lo shel, lo ga salah jadi ga usah minta maaf. Itu murni kesalahan gue karena ga bisa kapok."
"Kenapa?" Ashel sudah menatap Chika lagi.
"Karena gue mau mastiin sendiri kalo lo pulang dengan selamat." Chika menghentikan mobilnya karena sudah sampai rumah Ashel.
"Kenapa lo ngelakuin ini ke gue kak?" Ashel masih menatap manik coklat yang meneduhkan itu.
Karena gue suka sama lo, Shel.
"Kak?" Panggilan Ashel membuyarkan lamunan Chika.
"Udah sampe Shel." Jawab Chika dengan senyuman manis.
Ashel diam sebentar. Lalu ia membuka seatbeltnya dan bersiap keluar mobil, namun berhenti dan kembali menengok ke Chika yang masih menatapnya.
tiba-tiba.
cup
Chika sontak terkejut, karena tetiba Ashel mencium pipinya. Darah dalam tubuhnya berdesir, jangan lupakan degupan Chika yang sudah berdetak tak normal. Sedangkan Ashel langsung keluar mobil dan masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan apapun.
Chika menyentuh pipinya dengan tangan kiri dan dadanya dengan tangan kanan. Lalu ia pun terkekeh pelan, dan pergi meninggalkan pekarangan rumah Ashel.
dilain sisi.
"Astagaaaa Shel... Kenapa tiba-tiba lo nyium kak Chika sih?!! Aaakk." Ashel menutupi mukanya dengan bantal karena merasa malu sendiri sudah mencium kakak kelasnya itu.
Ashel membuka bantalnya, dan menatap langit-langit, sesaat ia menyentuh dadanya. "Ga mungkin kan gue suka sama kak Chika?!"
"Iya, pasti ga mungkin. Ini pasti deg degan karena gue takut atau malu."
"Tau ahhhh!!" Ashel kembali menutup mukanya dengan bantal dan berteriak-teriak tak jelas.
***
lanjut nanti..
040123
revised.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Love
Romancega perlu deskripsi2an ya, langsung baca aja. just for fun aja xixi happy reading all💃 ⚠️G x G AREA⚠️ ⚠️CHIKSHEL AREA⚠️ yg ga suka 🚷dilarang masuk!🚷 011122 - 080622