HAPPY READING!! sorry kalo agak ga nyambung sama part sebelumnya wkwk soalnya baru lanjut nulis tadi siang.
***
Hari telah berganti menjadi minggu, namun hubungan antara dua gadis yang terlihat sering bersama tetap tidak ada peningkatan, masih sebatas adik dan kakak kelas yang saling peduli. Selama ini pula Chika semakin disibukkan dengan jadwal undangan acara di stasiun TV.
Kini Chika sedang duduk bersandar di sofa kantor seraya memijat keningnya. Ia lelah, beberapa hari ini jadwalnya padat dan waktu istirahatnya berantakan, terlebih dengan siksaan batin akibat menahan rindu teramat dengan adik kelasnya yang manis. Sudah seminggu ini ia izin sekolah dan pastinya tidak bertemu dengan Ashel, hanya sebatas bertukar pesan.
"Kak, lo gapapa?" Ella menghampiri Chika dengan raut khawatir.
"Gapapa dek, gue sedikit pusing doang."
"Yaudah kita pulang, biar lo bisa istirahat. Untung ini jadwal terakhir kita di minggu ini." Chika mengangguk dan mengikuti Ella yang merangkulnya.
Diperjalanan pulang Chika tertidur, kepalanya bersandar di pundak adiknya. Ella terkesiap dan menatap kakaknya yang terlihat begitu pucat, walaupun mereka sering bertengkar tapi Ella sangat menyayangi kakaknya itu.
Tangan Ella terangkat mengelus kepala sang kakak, lalu menyingkirnya rambut yang menutupi wajahnya. Ketika jarinya menyentuh wajah sang kakak, tetiba terasa hawa panas.
Ella mengerutkan keningnya lalu segera memeriksa dahi Chika. "Astaga kak, badan lo panas banget. Pantesan muka lo pucet. Ck."
"Tomi, kita ke rumah sakit sekarang! Kak Chika sakit." Ella menyuruh sopirnya, seketika Tomi menancap gas ke arah rumah sakit.
.
.
"Pasien mengalami gejala tipes. Mungkin karena terlalu keras beraktivitas, kurang istirahat, dan juga sering memakan makanan yang tidak sehat, menyebabkan tubuhnya kelelahan dan tidak fit." Jelas sang dokter.
Ella menghela nafas lega, untung tidak ada yang serius, "Terus kapan kakak saya sadar dok?"
"Tidak akan lama. Setelah infus habis kemungkinan dia akan membaik, namun dia masih harus dirawat inap paling tidak selama tiga hari kedepan hingga benar-benar sembuh."
"Baik, terima kasih banyak dok."
Sang dokter mengangguk, "Baik kalau begitu saya permisi."
Setelahnya Ella mengabari Adel dan teman Chika. Ia tidak mengabari Mama Papa nya, karena mereka sedang berada di Singapore mengurus beberapa pekerjaan.
.
.
Selang setengah jam Eli, Dey, dan Gita datang ke rumah sakit menjenguk Chika yang masih belum sadar.
"Gimana keadaan Chika, la?" Tanya Gita.
Ella menggeleng, "Belum sadar kak, kayaknya dia kecapekan banget."
Dey menghampiri tubuh Chika, "Lagian kenapa maksain banget sih lo? Kalo badan lo ga kuat tuh istirahat bukannya diforsir kayak gini. Dasar bego." Maki Dey di depan wajah Chika yang masih terlelap.
"Udah, percuma lo marah marah Dey, dianya ga denger, nanti aja pas bangun hehe." Ujar Eli.
Dua jam berlalu, waktu juga sudah menunjukkan pukul 8 malam, kini tersisa Dey seorang diri. Ella sudah izin pulang lebih dulu karena ingin bersih-bersih dan akan kembali besok dengan Adel setelah pulang sekolah, sedangkan Eli dan Gita juga sudah pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Love
Romancega perlu deskripsi2an ya, langsung baca aja. just for fun aja xixi happy reading all💃 ⚠️G x G AREA⚠️ ⚠️CHIKSHEL AREA⚠️ yg ga suka 🚷dilarang masuk!🚷 011122 - 080622