happy reading!
***
Setelah beberapa jam diperjalanan pulang akhirnya mereka sampai di kediaman Ashel pukul 8 malam, Chika juga sudah membawa beberapa pakaian untuk menginap selama 3 hari. Chika memarkirkan mobilnya di garasi rumah Ashel dengan rapi. Setelah itu mereka masuk.
"Kak, lo bersih-bersih duluan sana, gue mau beresin kamar tamu dulu buat lo." Chika merasa tak enak dengan adik kelasnya itu, ia menumpang tapi masa ia yang merepotkan.
"Ga perlu repot repot shel, gue bisa kok beresin sendiri, mending lo bersih-bersih abis itu istirahat, pasti lo capek." Ashel sebenarnya lelah tapi ia juga tak enak jika Chika membereskan kamarnya sendiri, jika ia memiliki pembantu pasti sudah dibersihkan dari tadi.
"Gausah kak, lo mandi duluan aja gih sana. Tuh kamar mandinya disana." Tubuh Chika didorong-dorong Ashel menuju kamar mandi.
"Eh, iya iya gue mandi. Sorry ya gue jadi ngerepotin lo."
"Iya santai aja, lagian kan lo udah mau nemenin gue di rumah. Udah gih sana." Setelah itu Chika beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Sedangakan Ashel membereskan kamar tamu untuk kakak kelasnya itu.
Setelah dirasa kamar tamu sudah bersih, Ashel beranjak ke kamarnya untuk segera bersih-bersih, tapi sebelum itu ia sudah memberitahu Chika yang masih berada di kamar mandi kalo kamarnya sudah bisa digunakan.
Chika sedang berada di ruang TV menonton sinetron Azab, ia merasa sepertinya Ashel masih mandi atau memang tidak turun lagi, karena kamar Ashel berada di lantai dua, sedangkan kamar tamu di lantai satu.
Tung tung!
Chika mengerutkan keningnya, siapa yang bertamu malam-malam gini ke rumah Ashel? Karena ga mungkin itu Anin. Ini sudah pukul setengah 10 malam. Chika beranjak menuju pintu, penasaran siapa yang bertamu.
Chika mendekat ke arah pagar, ia tak bisa melihat wajah orang itu karena gelap.
"Siapa ya?" Chika mencoba melihat wajah orang itu, tapi tak bisa karena tertutup masker.
"Euh.. Ini pesanan dari mbak Ashel." Chika heran, pesan apa Ashel malam-malam gini. Kenapa Ashel tak memberi tahunya jika ia lapar.
"Ini apa mas?"
"Martabak manis mbak." Orang itu memberikan plastik yang ternyata berisi sekotak martabak manis.
"Oh, berapa mas?" Chika mengeluarkan ponselnya, berniat membayar menggunakan keris.
"Gausah mbak, udah dibayar kok. Kalo gitu saya permisi." Chika memperhatikan orang itu pergi dengan motornya. Ia menaikkan satu alisnya, merasa pernah melihat motor itu, tapi karena tak mau mengambil pusing, Chika kembali masuk ke dalam rumah yang pas banget Ashel baru saja menuruni tangga.
"Abis dari mana kak?" Chika menoleh saat sedang menutup pintu rumah.
"Dari luar. Ambil pesenan lo." Chika mengangkat plastik itu.
"Pesenan gue?" Ashel menghampiri Chika.
"Iya, tadi ada kurir gitu nganter pesenan lo. Katanya martabak manis." Chika menaruh plastik itu diatas meja, dan Ashel segera mengeluarkan martabaknya dari plastik. Ia memeriksa martabaknya. Ini adalah martabak langganannya sekaligus kesukaannya.
Ashel terdiam, entah apa yang mengganggu pikirannya.
"Lo kalo laper kenapa ga bilang gue shel, kita bisa makan di luar." Ashel tersadar, ia menoleh ke arah Chika.
"Ga kak, gue ga laper laper banget, gue cuman mau ngemil aja." Ashel tersenyum samar lalu mengambil sepotong martabak itu dan memakannya.
"Makan kak, cobain, ini martabak kesukaan gue. Rasa red velvet." Chika melirik martabak itu, ia tak berniat ngemil terlebih ia juga tak lapar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Love
Romancega perlu deskripsi2an ya, langsung baca aja. just for fun aja xixi happy reading all💃 ⚠️G x G AREA⚠️ ⚠️CHIKSHEL AREA⚠️ yg ga suka 🚷dilarang masuk!🚷 011122 - 080622