02 - bola nakal

2.2K 274 10
                                        

HAPPY READING!!





***

Saat ini Ashel berada di dalam kelas, ia terpaksa masuk sekolah. Sejujurnya ia masih mau menjaga Anin di rumah sakit, tapi Anin melarangnya, ia tak ingin Ashel bolos lagi karena menjaganya.

Di tengah pelajaran, Callie melihat sahabatnya itu terlihat tak fokus dan melamun saat guru sedang menjelaskan.

"Psstt. Lo lagi mikirin apaan sih Shel bengong mulu gue liat-liat." Bisik Callie yang tidak dihiraukan Ashel.

"CALLIE!! Kenapa kamu ngobrol?" Ucap Bu Gaby yang tak sengaja melihat muridnya tidak memperhatikan.

"Eh, e-engga bu. Ini Ashel ngantuk bu, jadinya saya nyemangatin dia biar nggak ngantuk." Kilah Callie yang membuat Ashel menatapnya tajam, dan Callie hanya nyengir watados.

"Ashel kamu cuci muka dulu sana." Perintah Bu Gaby.

Ashel tak membantah, ia pun keluar kelas dan berjalan menuju toilet.

Ada untungnya juga Callie bohong, pikir Ashel. Tahu saja sahabatnya itu kalau dirinya memang lagi tidak mood belajar.








Disisi lain, kelas 11 IPA 2 sedang pelajaran olahraga. Chika dkk sedang bermain basket. Perlu kalian ketahui jika mereka semua itu tim inti basket yang diketuai Chika, karena itulah mereka populer.

"Gita! Sini oper bolanya." Teriak Chika karena posisinya yang jauh dari Gita.

Gita pun mengoper bolanya. Gita tidak menggunakan chest pass atau overhead pass untuk mengoper, tapi baseball pass (mengoper bola dengan melempar pakai satu tangan, seperti melempar bola baseball).

Operan Gita sangat kencang dan jauh, sehingga melampaui posisi Chika. Chika mengikuti arah bola itu, ia tersadar jika bolanya itu akan mengenai seseorang, ia pun segera berlari cepat untuk menepis bola agar tak mengenai orang itu.

"Awas!" Teriak Chika sambil berlari. Orang itu pun menengok, dan mendapati Chika yang berlari ke arahnya. Ia belum menyadari keberadaan bola yang sebentar lagi akan bersilaturahmi dengan kepalanya.

Tiba-tiba


Bruukk!





Chika berhasil menepis bola tersebut, tapi karena larinya yang sangat cepat, ia justru menabrak orang tersebut hingga tubuhnya terhuyung ke belakang. Untungnya mereka tidak jatuh, karena tangan Chika sudah berada di punggung orang itu untuk menahannya agar tidak terjatuh.

Dan posisi mereka saat ini seperti Chika sedang memeluknya.

Orang itu yang tersadar seketika terkejut dan terdiam beberapa saat sebelum dirinya melepaskan pelukan itu.

Chika menatap netra orang itu sebelum dirinya tersadar. "S-sorry. Tadi ada bola yang-"

"Makasih." Orang itu memotong kalimat Chika lalu pergi begitu saja.

Chika hanya menatap punggung orang itu yang semakin menjauh. Entah apa yang Chika pikirkan.


"Chik, lo gapapa 'kan? Sorry ya, gue gak sengaja, gue juga expect bolanya bakal sejauh tadi." Tanya Gita sedikit panik.

"Gapapa." Chika menggeleng, matanya masih menatap lorong yang sudah kosong.

Gita mengikuti arah pandang Chika, "Lo liatin apaan?"

"Hah? Bukan apa-apa. Udahlah yuk cabut."

Mereka berdua pun kembali ke lapangan.


...


Di kantin

Chika dkk sedang menikmati makanannya dengan tenang, tapi tiba-tiba seseorang duduk di samping Chika mengganggu ketenangan mereka.

"Halo Chik." Ucap orang itu sambil tersenyum.

"Dih ngapain lo disini?" Ketus Dey

"Suka suka gue lah, Chika aja gak masalah." Jawab orang itu pede.

"Kata siapa gue gak masalah?" Ketus Chika yang masih serius dengan makanannya

Orang itu menoleh, "Kok kamu gitu sih babe?" Suaranya dibuat-buat sedih, membuat Chika dkk bergidik jijik.

"Hueekk najis!" Dey memperagakan seolah ingin muntah.

"Mending lo pergi." Usir Chika datar.

Orang itu menggeleng. "Engga, aku kan mau sama kamu."

"Gue bilang pergi, Didin." Chika menekan setiap katanya.

"Hushh hush." Usir Eli.

"Budek lo? Sana cabut." Ucap Dey.

Didin yang merasa sudah dipojokkan pun memutuskan pergi.

Didin adalah cowok yang selalu mengejar Chika semenjak mereka duduk di kelas 10, tapi sayangnya tak pernah digubris oleh Chika. Chika tidak pernah tertarik dengan siapapun yang mendekatinya, bahkan dengan istiqomah terus menolak mentah-mentah setiap orang yang menembaknya.

"Gak malu apa tuh orang di tolak mulu." Heran Gita.

Dey mengedikkan bahu, "Tau tuh, tapi keren sih dia masih mau usaha walaupun ujung-ujungnya bakal ditolak. hahaha" Sahut Dey.

Eli menatap Chika, "Gue bingung deh Chik. Didin kan lumayan gamtenc dan banyak juga yang suka sama lo dan nembak lo, terus gada yang lo suka gitu dari mereka?" Tanya Eli penasaran.

Chika hanya menggeleng.

"Gue jadi penasaran siapa orang yang bakal lo bucinin entar." Kata Gita.

Chika hanya mengedikkan bahunya tak peduli.


...





Beberapa hari setelahnya..


Tut tut tut

"Ishhh Aldo kemana sih?! Dari kemaren gak ada kabar." Kesal Ashel karena pacarnya itu sulit sekali dihubungi, di chat pun hanya dijawab 'acara keluarga', hari ini pun Aldo juga tidak masuk sekolah.

"Kamu kenapa cel?" Tanya Anin kala melihat anaknya yang sedari tadi uring-uringan tak jelas.

"Ini nih Aldo susah banget dihubungin." Jawab Ashel

"Emang kamu gak ketemu dia di sekolah?"

"Gak. Udah seminggu dia nggak masuk mih, mana nggak ngabarin aku lagi." Cemberut Ashel

"Duh kasian banget sih anak mami, udah kangen banget nih kayaknya." Ledek Anin.

"Ihh mamiii... Tau ah kesel." Ashel pergi ke kamarnya.

Tak berselang lama Ashel keluar kamar dengan hoodie yang tudungnya menutupi kepala Ashel.

"Kamu mau kemana cel?" Tanya Anin pada putrinya yang terlihat rapi.

"Mau jajan es krim di supermarket depan komplek." Jawab Ashel

"Mau mami anter?"

"Gausah mih, aku jalan kaki aja."

"Oh yaudah, hati-hati ya cel." Ashel mengangguk lalu pergi.

Sesampainya di supermarket Ashel langsung menuju tempat es krim dan mengambil beberapa es krim.

Namun ketika Ashel ingin menuju kasir, ia melihat seseorang yang beberapa hari ini membuatnya resah. Ashel menaruh kembali es krimnya dan menghampiri orang itu dengan pertanyaan yang sudah menumpuk di kepalanya.


***

yeyyy bersambung..





051122

makasi loh yg udah baca dan voment hehe!

revised.

Infinite LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang