Issue 1 : Young Master Malfoy and His Tiredness

3.8K 246 3
                                    

M-Group, sebuah perusahaan raksasa yang bergerak di beberapa bidang,. Diantaranya; Manufaktur, Pertanian, Industri, dan Keuangan. Anak cabang yang tersebar di kota besar Inggris, gedungnya menjulang tinggi menantang langit. Ikut memeriahkan ramainya negara ini. Perusahaan ini di pimpin oleh pria muda, keturunan langsung dari Kepala Direksi, Lucius Malfoy. Lelaki berkulit putih pucat, dengan tatanan rambut selalu klimis, dan wajah khas aristokrat kelas kakap. Oh... Jangan lupakan gaya berpakaiannya yang necis, sejenak mungkin orang-orang sekitarnya akan beranggapan kalau Malfoy muda ini adalah manusia bangsawan dari abad pertengahan.

Draco Lucius Malfoy, merupakan Presiden Direktur M-Group masa ini. Di katakan tadi bahwa, pria yang memiliki rambut sewarna emas putih ini memiliki gaya berpakaian necis dengan rambut klimis? Tapi, sayangnya... Ia tidak terlihat begitu. Rambutnya berantakan, dasi longgar, kancing vest tidak terpasang pada lubangnya, lengan kemeja di gulung hingga siku, dan jas hitam eksekutif miliknya tergeletak tak berdaya di atas sofa. Draco terlihat seperti budak korporat yang di paksa lembur bagai kuda. Sangat un-Malfoyish sekali.

Dalam hati lelaki bermata abu itu mengumpat, bagaimana bisa seorang Presiden Direktur seperti dirinya harus mengurus banyak sekali berkas-berkas laporan dan perizinan pembukaan perusahaan baru. Draco menanyakan kemana semua anak buahnya?! Ribuan orang yang bekerja pada M-Group kenapa ia harus mengerjakan semua ini!?

Pekerjaan, Presiden Direktur hanyalah bertanggung jawab, mengawasi, bertemu klien satu miliar dollar - klien dengan potensi kerja sama yang banyak menguntungkan/ investor besar-, memimpin meeting rutin bersama petinggi perusahaan, mengorganisasi visi misi, dan menikmati kehidupan.

"Harusnya, sebagai boss. Aku hanya tinggal mau tahu jadi saja, entah itu baik atau buruk." Oceh Draco, tangannya sibuk membuka-buka lembaran berkas di atas meja.

Pupil cold grey Draco menatap tajam pada Pansy Parkinson, Sekretarisnya. "Kemana semua direktur, dan para manager?!" Geraman bossnya itu mengalihkan perhatian Pansy dari gunungan pekerjaan yang belum selesai.

Alis wanita berambut pendek dengan warna se-hitam tinta itu terangkat sebelah, seolah bertanya apa kau bercanda menanyakan itu, Drake?

"Tentu saja mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing." Pansy menjawab santai, Draco menarik napas panjang.

"Lalu, bagaimana berkas perizinan ini malah jatuh ke meja ku?!"

"Berhentilah berteriak, Drake. Demi janggut lebat profesor Dumbledore, kau menjengkelkan hari ini." Desis Pansy tidak ada sopan-sopannya pada Sang Atasan, Draco mendelik. Sudah lelah menghadapi semua berkas-berkas yang nyasar ke ruangannya.

"Ini bukan pertama kalinya kau menghadapi gunungan berkas begini 'kan? Lagipula, bukan hal baru kalau kau membuka perusahaan untuk bisnis di luar daftar kelola." Pansy berdiri, suara hak sepatunya menggema di ruangan kala menjejak lantai. Menyodorkan setumpuk berkas yang perlu persetujuan dari si Presiden Direktur sebelum di serahkan pada Kepala Direksi.

Pansy melirik jarum jam yang sudah menunjukkan waktu makan siang, "aku akan membawakan sesuatu untuk kau makan, Boss." Ujarnya, Draco hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas sialan itu.

"Bawakan aku sesuatu yang segar juga." Pesan Draco sebelum Pansy benar-benar meninggalkan ruangannya.

"Oke, satu perawan manis dari distrik lampu merah." Kelakar Pansy memunggungi pintu keluar, kepala Draco menegak. Wajah dinginnya itu menunjukkan raut tidak suka.

Mille Fleur | DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang