Draco menikmati sarapan yang di sediakan pihak penginapan pagi ini, dua jam lagi atau lebih tepatnya pukul sembilan nanti ia memiliki janji untuk bertemu Harry di pantai Lantivit Bay. Lelaki mungil itu menjanjikan untuk naik perahu dan memancing, tentu Draco sangat bersemangat. Ia belum pernah memancing seumur hidupnya.
Penampilan Draco tak jauh berbeda dari kemarin. Jika kemarin ia mengenakan kemeja hitam, maka hari ini adalah kaus berkerah berwarna serupa dan mengenakan celana bahan hitam. Usai menghabiskan makanannya, Draco mengecek beberapa pesan yang masuk di ponsel pintarnya.
Banyak pesan masuk lewat grup yang berisikan sahabat-sahabatnya.
Budak Sir. Lucius
Blaise : Kau harus tau ini, Draco!
—
Theo : Ada kejadian besar di kantor!
—
Pansy: Baginda raja mengamuk! Dia marah pada Rupert Grint.
—
Blaise : Kami tidak tahu pasti apa yang membuatnya marah, yang jelas tiga jam setelah si Grint itu pergi. Ayahmu menyuruh ku dan Theo untuk memanggil tukang bersih-bersih.
—
Theo: Jendela di ruangan boss hancur, berlubang besar! Aku bisa merasakan angin masuk lewat situ.
—Alis Draco terangkat sebelah, ia merasa tak asing dengan nama itu. Kalau tak salah, itu adalah nama dari seseorang yang mengajukan permohonan kerja sama. Berkas pengajuannya Draco lempar pada ayahnya karena ia langsung melarikan diri. Draco kembali fokus pada ponselnya, menyimak semua pesan yang ia abaikan sejak kemarin.
Blaise : Tidak ada yang tau pertempuran macam apa yang terjadi di dalam, kau tau sendiri ruangan Sir. Lucius kedap suara.
—
Theo: Tapi untungnya, ayahmu baik-baik saja, Drake.
—
Blaise: Hei. Pansy sudah tidak aktif lagi, kemana dia?
—
Theo: Biasalah, perempuan. Kalau sudah terlalu malam dia akan tidur, kau tau Blaise... Kalau kurang tidur wanita akan cepat tua.
—
Semoga polisi segera menangkap si Grint itu karena sudah membuat kekacauan.—
Tidak ada balasan lagi, sampai pukul setengah sebelas malam. Lalu beberapa pesan baru yang muncul pukul enam tadi.
Theo: Apa ini serius!? Setelah kemarin sore membuat onar, si Grint itu kembali lagi. Ku pikir akan ada polisi atau semacamnya untuk olah TKP.
—
Blaise: Aku juga sama terkejutnya dengan Theo, apa kedatangannya cuma untuk mengacak-acak kantor kita?
—Pansy: Kalian berdua diam lah! Tidak ada yang perlu di khawatir kan, Draco nikmati saja acara pelarian mu.
Grint cuma investor bodoh tanpa pengalaman banyak!
—Kening Draco berkerut, tampaknya ini serius. Sampai-sampai orang yang bernama Grint itu membuat keributan di kantor, Draco pikir ia harus segera pulang. Sebelumnya belum pernah ia mendengar kericuhan terjadi di perusahaan induk, apalagi itu di ruangan pribadi ayahnya. Mengabaikan semua pesan di grup, Draco segera mengetik beberapa nomor yang ia hapal di luar kepala. Nomor telepon ayahnya. Ia takut terjadi sesuatu pada pria itu, meski Draco akui Lucius kadang bersikap sangat menyebalkan. Tapi, mau bagaimanapun dia tetaplah ayahnya. Menunggu cukup lama sampai panggilannya di angkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mille Fleur | Drarry
FanficKaburnya Draco dari tanggung jawab perusahaan, secara tak sengaja mempertemukannya dengan cinta yang telah lama hilang dan ia cari. Besar harapan Draco dari pertemuan tak di sengaja itu untuk bisa terus bersama dengan si pemilik hati, hanya sayangn...