Ekspresi Draco mengeras saat mendengar semua penjelasan Lucius perihal kejadian yang akhir-akhir ini mengusik keluarga Malfoy, sudah berapa banyak hal penting yang Draco lewatkan? Ia sedikitnya menyesal karena telah melarikan diri. Namun, ibunya malah bersyukur dengan keputusan Draco yang pergi begitu saja dari rumah. Mengingat beberapa waktu lalu terjadi penyerangan di perusahaan, setidaknya putranya aman.
Draco tak menyangka jika orang yang menjalin hubungan kerja sama dengan M-Group memiliki tujuan untuk menjatuhkan keluarganya, "ku dengar, Riddle memberikan sampel produk makanan. Salah satunya, candy drop. Apa benda itu masih ada?" Tanya Narcissa membuat Draco menaikkan sebelah alisnya, ia sudah memberikan semuanya pada Harry.
"Memangnya kenapa?"
"Permen itu mengandung obat terlarang, siapapun yang memakannya akan tewas dengan organ dalam hancur." Jawaban Lucius membuat Draco tercengang, tak mampu berkata-kata.
"Sudah banyak korban berjatuhan di sebagian negara, tak ada satupun dari mereka yang bertahan hidup." Imbuh Narcissa, pupil se-kelam malam itu bergetar.
Rasa khawatir dan takut menelusup rongga dada Draco, pikirannya tertuju pada Harry. Bagaimana jika pria itu menelan salah satu permen yang ia beri? Bila sampai Harry memakan permen tersebut dan meregang nyawa, maka itu semua adalah salah Draco.
Lucius dan Narcissa saling melempar pandang, Draco terdiam dengan bahu menegang. "Draco, apa ada yang salah, Nak?"
Mengulum bibir, raut wajahnya menunjukkan kepanikan. "Aku memberikannya pada teman ku, Mom, Dad.— nafasnya tercekat melihat reaksi shock kedua orangtuanya, "sekarang aku tidak tahu dimana dia!" Mengusap wajah kasar, Draco tak tahu harus melakukan apa.
Narcissa yang pertama sadar dari keterkejutannya, menghampiri Draco yang duduk di sofa lain. Lengannya meraih bahu tegap Draco, mengusapnya guna memberikan ketenangan. "Apa teman mu itu Harry Potter?"
Di sela kepanikan yang menjerat Draco, pernyataan ayahnya membuat Draco menyipitkan mata. Malfoy senior ini memang menjelaskan semua yang terjadi di kantor dan rencana busuk Tom Riddle tapi, ia merasa Lucius masih menyembunyikan sesuatu darinya. Kecurigaan Draco baru saja memuncak setelah kalimat tadi, menyusun tiap potongan keganjilan yang terjadi semenjak ayahnya mengetahui ia berada di Cornwall dan sedang bersama seorang teman lama. Padahal Draco tak pernah memberitahu kepada siapapun ia pergi kemana.
"Apa masih ada hal lain yang kalian sembunyikan?" Draco menatap bergantian ayah dan ibunya.
"Dan mengenai permen itu, ya... Aku memberikannya pada Harry Potter." Desah lega di hembuskan Narcissa dan Lucius, melihat reaksi mereka semakin menambah keheranan Draco.
"Jadi, sekarang jawab pertanyaan ku. Bagaimana bisa, Dad tahu aku berada di Cornwall dan sedang bersama Harry Potter?" Tuntut Draco.
"Aku mengetahuinya, dari salah satu agen WMI yang menyelidiki Tom Riddle. Harry adalah salah satu dari mereka, kebetulan dia sedang berada di sana dan di beri tugas untuk melindungi dirimu selama berada di sana." Terang Lucius.
Draco merasa terkesan, pertemuannya dengan Harry hanya sebuah kebetulan dan pria itu hanya menjalankan misinya. Kemudian dia meninggalkan Draco karena telah menyelesaikan tugasnya untuk melindungi?
"Dia berbohong padaku, Dad." Bisik Draco, kepalanya menunduk dalam.
"Dia tengah dalam penyamaran, Dray." Narcissa berusaha memberikan pengertian pada putranya, Draco tersenyum miris.
"Aku selalu mencari keberadaannya. Dia bilang orang tuanya membawanya ke luar negeri, salah satu sebab aku tak bisa menemukannya di manapun. Dia bilang padaku dia sedang mengambil cuti dari pekerjaannya di kilang minyak, kami melakukan banyak hal yang menyenangkan bersama, aku bahkan mengatakan semua perasaan yang ku simpan selama bertahun-tahun, lalu kita tidur bersama— Draco menarik napas panjang, bisa di rasakannya rengkuhan dari Sang ibu semakin menguat, "besoknya dia pergi, aku mencarinya. Penduduk setempat mengenalnya sebagai Daniel Radcliffe, seorang insinyur tambang batu bara. Dia berbohong banyak hal padaku, apa menyakiti kliennya adalah salah satu misinya juga?" Mata Draco me-merah, napasnya naik-turun tak teratur menahan gejolak emosi. Lucius dan Narcissa tak mampu menjawab pertanyaan di akhir kalimat panjang Draco, untuk pertama kalinya mereka melihat Draco se-kacau ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mille Fleur | Drarry
FanfictionKaburnya Draco dari tanggung jawab perusahaan, secara tak sengaja mempertemukannya dengan cinta yang telah lama hilang dan ia cari. Besar harapan Draco dari pertemuan tak di sengaja itu untuk bisa terus bersama dengan si pemilik hati, hanya sayangn...