Issue 0.5 : Spartan : First Shot

778 97 0
                                    

Ada sedikit ketegangan di ruangan Tuan besar Malfoy, seorang laki-laki berambut hitam alisnya menukik tajam, laki-laki lain yang lebih tua berwajah datar dengan kedua tangan mengepal erat di lengan sofa tunggal yang ia duduki.

"Anda tidak punya pilihan lain, selain mendapatkan perlindungan dari kami." Ron menekankan, sejak tadi Lucius menolak untuk menerima perlindungan yang akan di berikan oleh kesatuannya.

"Aku menolak."

"Ini demi kebaikan keluarga anda, Pak. Riddle bermaksud buruk pada keluarga anda."

— apa masuk akal sebuah perusahaan farmasi tiba-tiba ingin membuka pabrik makanan manis? Salah satu produk yang di buat mereka mengandung narkoba, di samarkan menjadi sekaleng permen keras. Sebuah kota sudah jatuh gara-gara produk itu, banyak nyawa melayang. Tolong pikirkan lagi, Sir. Selain demi nyawa keluarga anda, warga Inggris juga terancam karena hal ini. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga menjadi korbannya. Dari laporan terbaru dari ahli forensik kami, sudah ada korban di Manchester dan Wiltshire. Pelakunya adalah salah satu karyawan V pharmacy," Ron menatap lurus pada Lucius memohon pertimbangan dari kalimat yang telah ia jelaskan.

Lucius tetap pada pendiriannya, belum memutuskan apapun. Meski ia sudah membaca surat pengantar dari kerajaan di bekas yang kemarin Draco bawa, Ron menarik napas panjang.

"Saya akan memperkenalkan diri saya sekali lagi, Sir. Bila anda tidak percaya, silakan lihat tanda pengenal ini." Ron mengeluarkan Id card miliknya, menyodorkan benda tersebut pada Lucius.

"Nama saya Ronald  Weasley, 27 tahun. Petugas investigasi World Military Intelligence, di tugaskan untuk memberikan perlindungan pada keluarga Lucius Abraxas Malfoy oleh yang bersangkutan atas nama Yang Mulia Ratu Inggris, dan pemimpin substansi WMI."

Lucius meletakkan Id card Ron di atas meja, kemudian menarik napas panjang. Pria muda ini sudah menjelaskan semua bahaya yang akan mengancam keluarganya beberapa waktu ke depan, "bagaimana renca—

Belum sempat Lucius menyelesaikan kalimatnya, kaca yang menyekat antara ruangan ini dan dunia luar pecah. Refleks Ron menarik Lucius, membawanya bersembunyi di bawah meja kerja. "Apa... Apa yang terjadi!?" Lucius hampir saja kehilangan ketenangannya, suara tembakan lain menyusul ramai. Ia menatap Ron yang sudah siap siaga dengan Glock 17 di tangannya, kepala Ron mengintip dari balik meja kerja saat rentetan tembakan berhenti. Angin berhembus kencang dari luar, mata Ron menyipit.

"Shit, mereka mengirim banyak sniper." Umpat Ron tidak suka, mereka belum bisa bergerak leluasa saat ini. Mungkin saja para penembak jitu itu masih berada di sana.

"Kualitas kaca yang bagus, Sir." Puji Ron mendudukkan diri di samping Lucius, lagi-lagi rentetan tembakan terdengar.

"Jika saja, kaca gedung ini tipis sudah di pastikan peluru itu akan menembus kepala kita."  Lucius menahan napasnya sesaat, nyawanya tadi nyaris melayang kalau saja Ron tidak langsung menariknya ketika tembakan lanjutan menyerang mereka.

"Gedung ini di bangun dengan ketebalan kaca 5 inchi," Ron tersenyum miring, meski sedang dalam keadaan terdesak seperti ini masih sempat-sempatnya Lucius bersombong diri.

"Apa kau tidak bisa melakukan sesuatu pada penembak jitu itu, Weasley?" Tanya Lucius berusaha mengintip namun segera di tarik Ron.

"Jangan mengintip atau kepala anda berlubang, Sir." Peringat Ron, ia menunjukkan pistol hitam di tangannya.

"Benda ini tidak bisa menjangkau penembak jitu itu,"

"Riddle sudah mengendus pergerakan kami ternyata, mereka benar-benar cekatan dalam bertindak."

Mille Fleur | DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang