Sebagian besar bangunan di Polperro memiliki warna serupa, putih. Arsitektur bangunan desa ini pun masih memiliki nuansa kuno, seperti masa jaya kerajaan Inggris lama. Harry membawa Draco ke sebuah rumah yang jauh dari pelabuhan, di atas bukit dengan beberapa rimbunnya pepohonan.
"Kau tinggal sendiri?" Tanya Draco, sepanjang perjalanan keduanya membisu. Berbeda dengan Harry yang sesekali menyapa beberapa penduduk lokal, nampaknya Potter muda itu cukup terkenal di tempat ini.
"Sendiri, sebelum lima hari lalu Ron datang."
"Oh, dia ada disini?" Draco agak terkejut, Harry mengangguk singkat. Keduanya mulai menaiki bukit, di atas sana ada beberapa rumah. Jari telunjuk Harry teracung pada bangunan di ujung tebing.
"Rumah ku di sebelah sana." Katanya, mempercepat langkah agar segera sampai.
Sebuah rumah sederhana bercat putih, Harry membuka pintu. "Ron, kau ada di dalam?!" Harry bertanya dengan nada sedikit keras, Draco memperhatikan seisi ruangan. Set sofa berwarna abu-abu, meja bundar rendah mengkilap di atasnya terdapat vas bunga palsu, mata Draco menelusur ke arah lain. Ruang makan yang tergabung dengan dapur di sekat rak hiasan, dan tiga pintu lainnya yang tak Draco ketahui.
"Aku akan mencari Ron terlebih dahulu, kalau ingin sesuatu untuk di makan atau minum kau bisa mencarinya di dalam kulkas." Harry berujar santai seraya berjalan keluar dari dalam rumah meninggalkan Draco yang masih berdiri. Ransel biru tergeletak di atas sofa.
'Jadi, selama ini dia berada disini.' Benak Draco, mengapa ia sangat kesulitan mencari Harry padahal sudah mengerahkan beberapa orang yang bagus dalam pencarian. Jika itu masih di negara Inggris, harusnya Harry sudah lama di temukan. Sepintar apapun dia menyembunyikan diri, kepala Draco menggeleng pelan. Menepis keheranannya, mungkin orang suruhannya kurang teliti. Di tambah lagi, mengingat pekerjaan Harry yang membuatnya tak sering berada di daratan. Dan, Draco juga baru ingat bahwa Harry di bawa pergi ke luar negeri oleh orang tuanya.
Draco berjalan menuju area dapur, ia mendapati dua buah kardus botol air mineral berukuran besar berada di atas counter, Draco memang haus tapi ia tak ingin air mineral dingin yang biasa. Sudah mendapat izin untuk membuka lemari es, Draco membukanya. Kelabu itu menemukan beberapa kaleng soda dan makanan beku, tidak ada bahan mentah di sana. Ia hanya berpikir mungkin Harry sangat sibuk sampai tidak sempat membuat makanannya sendiri, Draco memilih abai. Ia mengambil sekaleng soda lalu kembali menuju ruang tamu, telinganya menangkap suara dari luar.
Ron Weasley, lelaki itu mendelik melihat Draco berada di tempat ini. Matanya menyipit tajam, binarnya memancarkan tidak suka kentara sekali. "Sedang apa kau disini?" Tudingnya sarkas, Harry memukul tengkuk Ron dengan bola mata merotasi malas.
"Kan sudah ku bilang tadi, dia menolongku saat nyangkut di tebing. Berhentilah bersikap seperti itu." Ron mengelus tengkuknya, ia menggerutu.
"Dia menyebalkan kau tau, dulu dia hampir membuatku tenggelam di danau hitam." Agaknya Ron masih tidak menerima perlakuan kasar Draco di masa lalu, pria bersurai platina itu meringis.
"Lama tak bertemu, Weasley." Sapa Draco kagok, Ron mendengkus. Ia mengulurkan tangannya pada Draco, sesaat pria Malfoy itu hanya menatap uluran tangan tersebut. Ragu, hingga beberapa detik kemudian Draco menyambut uluran tangan itu.
"Ayo masuk," ajak Harry mendorong punggung Ron dan memberinya kode untuk tidak terus menatap sinis Draco.
Draco dan Ron duduk berhadap-hadapan, sementara Harry pergi ke dapur. Mengambilkan dua kaleng soda untuknya dan Ron, ia kembali lagi lalu duduk di samping sahabatnya.
"Apa pekerjaanmu sekarang?" Tanya Ron basa-basi, Harry memberikan satu kaleng pada Ron.
"Menjadi budak korporat di bisnis keluarga." Jawab Draco asal, ia sedang merasa benci jika seseorang membahas pekerjaan yang membuatnya tersiksa hingga tak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mille Fleur | Drarry
FanfictionKaburnya Draco dari tanggung jawab perusahaan, secara tak sengaja mempertemukannya dengan cinta yang telah lama hilang dan ia cari. Besar harapan Draco dari pertemuan tak di sengaja itu untuk bisa terus bersama dengan si pemilik hati, hanya sayangn...