Chapter 06

244 56 224
                                    

Donasi Vote-nya, kak :o

"Hahaha, dasar orang miskin!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hahaha, dasar orang miskin!"

"Beli sepatu sama tas aja ngga bisa!"

"Aduh, kasian. Makannya cuma sama ikan asin doang, ya?"

"Ih, liat bajunya lusuh banget. Ngga di cuci berapa bulan?"

"Ngga mampu beli sabun, ya? Tuh muka dekil banget, iyuh!"

"Pantesan ngga punya temen, ternyata orang miskin!"

Cacian dan makian pedas terus menerus tanpa ada hentinya tersuguhkan secara rapih kepada Chaeyeon Lee si anak sulung dari keluarga kecil Lee, gadis berumur tiga belas tahun yang tengah duduk di bangku kelas tujuh sekolah menengah pertama itu sudah terbiasa menikmati semilir hinaan dari teman-teman sekelasnya dengan menganggap sepele. Jujur saja, Chaeyeon terus berpikir mengapa banyak sekali dari mereka selalu menghina juga merendahkan dirinya bahkan tak segan-segan di hadapan khalayak umum berhasil mengganggu kesehatan batin.

"Eh, liat tuh si miskin. Tangannya dari tadi megangin perut terus."

"Kita samperin aja sekalian, yuk!"

"Halo, orang miskin." sapa si teman sekelas dengan nada mengejek, "Laper, ya? Atau, belum makan tiga hari? Lima hari?"

"Hahahaha."

"Kasian. Pengen makan, ngga? Aku tlaktir apa aja deh."

Chaeyeon diam tak bergeming dalam tunduknya.

"Wah, bener-bener nih. Udah miskin, sombong pula!"

"Aduh!" rambut Chaeyoon yang tergerai berantakan tetiba langsung di tarik paksa

"Kalo miskin, miskin aja! Ngga usah belagu, lo."

Kepala Chaeyeon tertoyor kencang saat tangan si teman sekelas melepas rambutnya, "Hiks, hiks."

"Ayo pergi, gengs! Lama-lama deket si miskin takut kita kena penyakit, cuih." secuih air liur mendarat ringan pada surai Chaeyeon

Anak perempuan bernama lengkap Chaeyeon Lee itu masih dalam posisi duduk menunduk membiarkan dirinya menjadi tontonan beberapa pasang mata siswa-siswi yang kebetulan melewati lorong kantin belakang karena berdekatan dengan kawasan kelas tujuh, banyak dari mereka memilih acuh membiarkan dan melalui Chaeyeon begitu saja tergeletak memalukan di tengah ramainya area sekitar. Setelah dirasa sepi, anak itu langsung beranjak pergi sekaligus membereskan penampilan agar tidak menjadi pusat perhatian lagi saat di kelas nanti.

CHAE'S HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang