Donasi Vote-nya, kak :o
Sang surya tengah mengadakan pertunjukkan tampilan langit sore hari yang bergemerlap indah memancarkan terik oranye tua pada layar ufuk barat sana lebar-lebar ditemani segerombolan burung juga jutaan kepulan awan bersih, pun memang benar kondisi saat seperti ini sangat pas disambi bersantai karena suasananya begitu tenang nan tentram terkendali tiada bunyi bergemuruh kebisingan pengguna jalan beroda empat ataupun dua berlalu-lalang. Biar waktu seperti ini berjalan semestinya tanpa beradu tabrak akan hal lain mengganggu kedamaian.
Kedua kaki ramping Chaeseo melenggang hening diatas sebidang tapak trotoar tepi jalan raya menjinjing tas pinggang masih berkenakan seragam dinas menandakan ia baru saja pulang dari Mall tempatnya bekerja mencari nafkah, sesekali arah mata beralih ke beberapa celah bagian tempat yang dilalui guna menghilangkan rasa jenuh terus menetralkan pikiran penat setelah seharian penuh membanting tulang untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Gadis bungsu bermarga Choi itu tidak pernah berani mengeluh akan kehidupan seperti ini kepada sang pencipta.
Sepersekian detik berikutnya, raga Chaeseo harus siap menerima terpaan trauma buruk dalam hidupnya. Rintikan air hujan tiba-tiba saja langsung turun mengguyur daratan tanah bumi dengan kecepatan menaik sedang sengaja seperti ingin menumpahkan seluruh luapan begitu deras sekali hingga mampu menghilangkan pandangan dalam sekejap jentikan, lingkungan sekitar sudah tak terlihat jelas hanya deraian air hujan terlihat menghujam berantakan menembakkan diri masing-masing pada pijakan seluruh umat mahkluk hidup.
"Astaga!"
San berlari kencang menghampiri, "Chae, bangun. Chaeseo!"
Begitu turun hujan, saat itu pula tubuh Chaeseo ikut turun berjongkok menyembunyikan kepala mungilnya pada himpitan kedua lutut membiarkan punggung menjadi pelindung dari kerasnya tumpahan air hujan yang masih saja mengalir semakin kencang saja. Tampak beberapa bagian tubuh sudah menggigil kedinginan ditambah dari sebalik tunduknya ia tengah terisak ketakutan tanpa mengeluarkan seuntai suara berusaha meredamnya, San disana panik bukan main melihat sang pujaan hati tengah meringkuk seorang diri entah kenapa.
"Chae, ayo bangun!"
Merasa kewalahan, akhirnya San mengangkat tubuh Chaeseo yang cukup ringan menurutnya dengan posisi kedua tangan masing-masing menyanggah tengkuk kepala dan pergelangan belakang lutut. Tak peduli, wajah Chaeseo berputar risih ke arah dada bidang sang empu masih bergetar ketakutan semakin menjadi sampai San sendiri pun bisa merasakan itu. Berusaha keras langkah kaki berlari kecil menabrak juntaian air hujan dihadapan menyelamatkan raga gadis berusia kepala dua itu agar tidak sampai terkena penyakit akibat terlalu lama berada dibawah guyuran air hujan.
Ding Dong
Pak Satpam terlonjak panik langsung membuka gerbang, "Waduh, mbak Chae kenapa mas?"
"Kurang tau, Pak."
Perlahan Chaeseo mendarat pada sofa kecil diteras, "Chae, bangun."
Dibawah sana, kedua mata Chaeseo terpejam kaku dengan keadaan tubuh menggigil sempurna bercampur padu antara ketakutan dan kedinginan hebat. Seluruh penghuni kontrakan milik Chaesol Kang berlarian heboh meriung di sana melihat pasti kondisi mengenaskan si tetua, merasa iba Chaesol dan Chaena segera berlari kedalam rumah mengambil handuk dan membawa dua cangkir teh hangat untuk Chaeseo dan San yang sebelumnya belum mereka semua ketahui karena baru bersinggah pertama kali. Dengan hati-hati, Chaena meletakkan kedua cangkir pada meja bundar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAE'S HOUSE
Teen Fiction⚠️ [WARNING] ⚠️ Semua yang tertulis, murni hasil karangan otak sendiri. Freshy Allure - Girls - Young series • • Chaesol Kang, terpaksa harus menyewakan rumah bertingkat tiga milik keluarga layaknya kontrakan biasa pinggir jalan demi menghidupi dan...